Masyarakat: Orang Dewasa Jangan Pakai Fasilitas Mainan Anak di Taman

 

IMG_0251Denpasar (Metrobali.com)-

Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) yang digelar di lapangan Renon, Minggu (22/1) diawali oleh Plh. Ketua KPU Provinsi Bali Dr. Ni Wayan Widiastini. Sebagai pengguna podium pertama, ia menyampaikan kondisi jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 15 Februari 2017 mendatang, khususnya Kabupaten Buleleng yang menjadi wilayah yang terlibat dalam Pilkada serentak kali ini. Ia mengatakan sampai saat ini persiapan Pilkada Buleleng sudah mencapai 70 persen. Adapun masa kampanye selama 14 hari, yaitu tanggal 29 Januari sampai 11 Februari 2017. Untuk mengawal proses ini pihaknya sudah melakukan penandatanganan kerjasama dengan berbagai pihak. “Tentunya kami berharap [pelaksanaan kampanye] bisa berjalan aman, damai dan lancar,” katanya. Ia menambahkan bahwa ada perubahan peraturan dimana pada Tahun 2017 ini, pasangan calon dipersilakan membuat dan menyebarkan alat kampanye sendiri sepanjang sesuai aturan yang berlaku. Sedangkan untuk Pemilihan Gubernur Bali yang akan dilaksanakan bulan Juni 2018, tahapannya akan dimulai pada bulan Juni 2017. Ia berharap tidak ada penurunan partisipasi masyarakat, mengingat partisipasi pemilih di Bali tergolong cukup tinggi. Partisipasi tidak hanya datang ke TPS, tapi bagaimana masyarakat mengawal tahapan penyelenggaraan dengan detil. Jadilah pemilih yang aktif, tidak pasif,” harapnya. Misalnya dengan memastikan apakah sudah masuk dalam daftar pemilih.

Sebagai pembicara kedua, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menyampaikan perkembangan pembangunan RS Bali Mandara. Secara fisik, menurutnya RS Bali Mandara yang berdiri di jalan By Pass Sanur sudah 100 persen siap. RSUD bertipe B ini diharapkan menjadi rujukan kabupaten. Ia mengklarifikasi bahwa RS Bali Mandara adalah RS berstandar internasional, karena tidak ada istilah RS internasional. Ciri RS berstandar internasional tersebut diantaranya bangunan yang modern, didukung dengan peralatan canggih dan terbaru serta SDM yang mumpuni dan mampu berbahasa inggris. Dari sisi SDM, saat ini untuk manajemen dan staf sudah siap, sedangkan tenaga medis dan non medis dengan sistem kontrak sedang dilaksanakan perekrutan. Diharapkan pada bulan Agustus 2017 sudah bisa beroperasi penuh, menandai Ulang Tahun Provinsi Bali dan Hari Kemerdekaan RI. Suarjaya meyakinkan bahwa meski berstandar internasional, RS Bali Mandara diperuntukkan masyarakat tidak mampu. Hal ini tergambar dari jumlah kamar kelas 3 sebanyak 33 persen dan kelas 2 sebanyak 30 persen. Kalau kelas 3 penuh bisa diupgrade ke kelas 2 tanpa tambahan biaya. Kami jamin pelayanaan RSBM nanti harus berpihak kepada masyarakat,” jelasnya.

 

Dari masyarakat umum, ada Wayan Wisnaya. Pria yang dikenal dengan panggilan Jro Penjor ini mengusulkan agar Pemerintah Provinsi Bali membuat seminar dengan tema spirit pahlawan untuk mengentaskan kemiskinan. Menurutnya kita bisa belajar dari para pahlawan untuk mengurai dan menyelesaikan masalah kemiskinan di Bali. Karena kemajuan ekonomi tidak bisa hanya dengan pembangunan fisik namun juga harus diimbangi dengan pembangunan rohani masyarakat. Ada pula Pak Ogah Taman Pancing yang meminta agar Pemprov Bali kembali menghidupkan Taman Festival di Padanggalak, Denpasar sebagai destinasi wisata baru. Berdasarkan hasil pengamatannya di lapangan dan penelusuran di internet, Taman yang mangkrak itu merupakan lahan milik Pemprov Bali yang dikerjasamakan dengan swasta namun terkendala masalah krisis moneter dan sempat terbakar. “Untuk menambah APBD mohon agar bisa digunakan kembali,” pintanya.

 

Made Wardana mengeluhkan penataan obyek di pantai sanur yang menurutnya semrawut, padahal pemasukan disana banyak. Ia juga mohon agar taman di daerah Kuta dan bypass IB Mantra ditata karena merupakan tampak depan wisatawan yang baru datang ke Bali. Ia juga berharap adanya penataan tarif dokter spesialis, karena menurutnya tarifnya bervariasi dan cenderung mahal tak terjangkau warga miskin. Ada pula harapannya agar biro-biro di kantor Gubernur bisa hadir di PB3AS menyampaikan program sekaligus mendengar keluhan masyarakat. Sedangkan terkait rencana Wakil Gubernur mengembangkan lapangan sepakbola di Cenggiling ia berharap ada update perkembangannya. Ia juga mengingatkan kembali keganasan Kera di uluwatu yang pernah disampaikannya juga di PB3AS. Terakhir ia berharap agar jalan Gajah Mada Denpasar bisa ditata kembali karena menurutnya masih monoton.

 

Putu, warga Sanur asal Negara yang kini tinggal di Papua menyampaikan soal maraknya intoleransi di media sosial dan media lainnya. Oleh sebab itu ia secara tegas menolak keberadaan ormas FPI, khususnya di Bali. Ia berharap pemerintah bisa menindak tegas keberadaan ormas intoleran.

Pembicara terakhir, Made Bawa meminta agar fasilitas bermain anak di kawasan Renon bisa ditertibkan penggunanya. Karena ia melihat banyak anak yang sudah besar bahkan orang dewasa menggunakan fasilitas tersebut yang cenderung bisa mempercepat kerusakan. Ia juga minta di sekitar jalan setapak taman agar ditanami rumput. Sementara beberapa paving kuning di trotoar menurutnya sudah ada yang lepas. Ia juga meminta kepada pemerintah untuk menaikkan harga rokok untuk menekan pengguna rokok di Indonesia. Menurutnya harga rokok di Indonesia masih terlalu rendah. AD-MB