Koster: Cabut Perwali RS Mata, Gubernur Tak Bijak
Denpasar (Metrobali.com)-
Ketua DPD PDIP Bali, I Wayan Koster menilai langkah Gubernur Bali Made Mangku Pastika mencabut Peraturan Walikota (Perwali) No. 14 Tahun 2014 bukanlah suatu langkah yang bijak. Hal ini Koster ungkapkan ketika mempublikasikan Hasil Hitung Cepat di DPD PDIP Bali.
“Itu tidak bijak, seharusnya tidak terjadi jika semua pihak duduk bersama, berkoordinasi dan berkomunikasi yang baik. Sebenarnya bisa duduk bareng. Ngomong baik baik. Bila perlu tidak telalu formal, bisa sambil ngopi dan ngelawar,” ujarnya sembari tertawa.
Koster menyarankan agar Gubernur Made Mangku Pastika diharapkan menimbang kembali keputusan akan mencabut perwali tersebut yang dianggap menghambat proses pembangunan untuk perluasan Rumah Sakit Mata Bali Mandara. Pemerintah Provinsi (Pemprov) harus bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten/kota lain. “Harus bersinergi secara vertikal maupun horisontal,” jelas Koster.
Bahkan, Koster membeberkan, seharusnya kalau memang pembangunan RS Mata Bali Mandara tidak bisa dilaksanakan karena terkendala zona tata ruang, disarankan untuk mencari lokasi lain. “Kalau memang disana tidak bisa, carilah lokasi lain. Yang penting kan keinginan Gubernur membangun RS Mata tercapai, walaupun tidak disitu,” saran Koster.
Di samping itu, menurut Koster, persoalan Perwali Denpasar yang memicu ketegangan antara Gubernur Bali dengan Pemerintah Kota Denpasar, sangat berdampak baik dengan hasil Pilkada Denpasar 2015 khususnya untuk pasangan Dharma-Negara. “Pasangan calon incumbent yang diusung PDIP sekaligus yang mengeluarkan Perwali itu memperoleh suara sangat signifikan hingga 80 persen lebih. Perolehan itu melebihi dari yang ditargetkan yakni 70 persen. Terima kasih, Pak Gubernur memang arif dan bijaksana,” kata Koster sambil tertawa. JAK-MB
2 Komentar
Dengan segala pertimbangan lebih baik mencabut Perwali dari pada memindahkan RS Indra, kan ini RS nya hanya perluasan toh sdh di sana, Yang perlu bijak adalah Wali Kota, dan yang lebih perlu berpikir jernih deme kepentingan adalah Koster, supaya tidak asbun
Kalau antara elit-elit dan pejabat saja sudah tidak bisa saling duduk bersama untuk bermusyawarah baik formal maupun informal sangat malu dan jangan ajari masyarakat untuk berprilaku bijak.