Foto: Kopdar IV Paiketan Sutresna Kadutan Bali (PSKB) mendiskusikan keris Bali di Pondok Jero Mangku Dalem Gede Penestanan, Ubud, Gianyar pada Minggu 2 Februari 2025.

Gianyar (Metrobali.com)-

Paiketan Sutresna Kadutan Bali (PSKB) kembali menggelar pertemuan akbar bagi pecinta keris Bali dalam acara Kopdar IV dalam tema “Nyatuang Kadutan” artinya mendiskusikan keris Bali, yang berlangsung di Pondok Jero Mangku Dalem Gede Penestanan, Ubud, Gianyar pada Minggu 2 Februari 2025.

Acara ini berkolaborasi dengan Jero Mangku Dalem Gede Penestanan, yang turut mendukung penuh terselenggaranya kegiatan dengan menyediakan tempat, konsumsi, serta gagasan-gagasan yang memperkaya diskusi dan edukasi tentang keris Bali.

Dengan mengusung semangat pelestarian budaya, acara ini berhasil mengumpulkan ratusan peserta dari berbagai kalangan yang memiliki kecintaan dan kepedulian terhadap kelangsungan tradisi perkerisan di Bali.

Dalam rangkaian acara yang dikemas secara menarik dan edukatif, Kopdar IV PSKB menghadirkan para narasumber ahli di bidang perkerisan. Pande Berata membahas secara mendalam mengenai Proses Pembuatan Keris Tempa, Kadek Juna mengupas Makna Simbol Tatahan Keris Bali, Komang Sudiarta menjelaskan filosofi di balik Wangun, Pamor, dan Tangguh Keris Bali, sedangkan Nyoman Yutdiarta membawakan materi tentang Jenis Warangka dan Danganan Keris Bali.

Selain sesi diskusi, acara ini juga menjadi ajang pameran bagi karya-karya luar biasa dari tiga pande keris ternama, yaitu Pande Made Berata, Kadek Juna, dan Pande Yuga, yang memamerkan keindahan serta keunikan karya mereka kepada para peserta.

Sebagai bagian dari upaya mendukung keberlangsungan acara, PSKB menggalang dana punia dari para peserta dan komunitas, sementara Jero Mangku Dalem Gede Penestanan memberikan dukungan besar dengan menyediakan tempat serta berbagai fasilitas yang memungkinkan acara ini berjalan dengan baik.

Dengan harapan dapat menjadi pengingat (pitenget) menjelang Tumpek Landep, acara ini dirancang untuk terus berlanjut setiap enam bulan sekali, sebagai langkah nyata dalam membangkitkan kesadaran akan pentingnya pelestarian dan perawatan keris Bali.

Acara ini mendapat perhatian dari berbagai pihak dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Nyoman Parta, anggota DPR RI Komisi X, perwakilan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Bendesa Adat Penestanan beserta jajaran, serta Angga Puri Ubud.

Kehadiran Nyoman Parta menjadi sorotan tersendiri karena beliau tampil mengenakan pakaian kekunonan (busana khas Bali kuno) lengkap dengan udeng tradisional, yang semakin menegaskan pesan tentang pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya Bali.

Lebih dari sekadar pertemuan komunitas, Kopdar IV PSKB juga menghadirkan berbagai kegiatan menarik seperti Matemu Wirasa, yaitu diskusi dan tukar pikiran antar pecinta keris, Photobooth Kekunonan & Photoshoot Keris, di mana peserta dapat berfoto bersama keris atau dalam balutan busana tradisional secara gratis, serta sesi edukasi dan presentasi karya yang memperlihatkan keindahan serta makna filosofis keris Bali.

Acara ini dipandu oleh Unggit Desti, seorang tokoh muda yang saat ini dikenal aktif dalam meningkatkan kesadaran generasi muda mengenai pentingnya pelestarian budaya Bali, khususnya dalam dunia perkerisan. Dengan gaya penyampaian yang dinamis dan penuh wawasan, Unggit berhasil membawa suasana diskusi menjadi lebih interaktif dan inspiratif.

Ketua OC, Komang Odon, menyampaikan harapannya agar acara seperti ini terus berlanjut sebagai wadah bagi komunitas untuk saling berbagi ilmu, merangkul sesama pecinta budaya, serta memperkuat solidaritas dalam upaya melestarikan keris Bali.

Sementara itu, Ketua SC, Dewa Padma, merasa sangat bahagia melihat keberlangsungan acara ini berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ia juga mengapresiasi dedikasi Jero Mangku Dalem Gede Penestanan & keluarga yang telah berkontribusi besar dalam menyukseskan acara ini.

Dalam kesempatan yang sama, Bapak Nyoman Parta menegaskan bahwa melestarikan budaya Bali, termasuk keris, adalah tugas bersama agar tidak sampai dikuasai oleh pihak luar. Sedangkan Jero Mangku Dalem Gede Penestanan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah membantu mewujudkan acara ini, serta berharap agar kegiatan semacam ini dapat menjadi batu loncatan bagi masyarakat Penestanan, Ubud, dalam menjaga dan merawat warisan leluhur mereka.

Dengan keberhasilan Kopdar IV PSKB ini, semakin jelas bahwa kecintaan terhadap keris Bali bukan hanya sebatas hobi, tetapi juga sebuah gerakan budaya yang terus berkembang.

Dukungan dari berbagai elemen masyarakat, komunitas, serta pemerintah menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya Bali akan terus berlanjut dan semakin kuat di masa mendatang. (wid)