Foto: Kondisi jalan dari arah timur ke barat di jalan Seririt- Gilimanuk pada saat hujan lebat sebelum tahun 2013.

Denpasar (Metrobali.com)-

“We know the problems, and we know the solution: sustainable development. The issue is the political will.”

“Kami mengetahui permasalahannya, dan kami mengetahui solusinya: pembangunan berkelanjutan. Masalahnya adalah kemauan politik,” kata Mantan Perdana Menteri Britania Raya (Inggris) Tony Blair menekankan betapa pentingnya political will atau kemauan politik dimiliki oleh seorang pemimpin untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan permasalahan yang ada di masyarakat.

Political will atau kemauan politik yang kuat dan dilandasi kesadaran penuh memegang amanah sebagai wakil rakyat menjadi dasar perjuangan seorang Dr. Nyoman Sugawa Korry dalam memberikan solusi dan aksi nyata atas berbagai persoalan di masyarakat Bali. Persoalan yang sepertinya dirasakan sulit untuk dikoordinasikan dan dicarikan solusi dibuat menjadi mudah berkat tangan dingin politisi Golkar yang kini Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali dan juga dipercaya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali.

Political will yang kuat disertai ketulusan untuk mengabdi dan mencari solusi betapapun persoalan itu tampak rumit di permukaan, membawa seorang Sugawa Korry dapat memecahkan berbagai kesulitan yang dihadapi masyarakat seperti seperti halnya berkaitan dengan persoalan infrastruktur jalan dan kemacetan serta banjir yang kerap terjadi di jalan Seririt-Gilimanuk.

Sugawa Korry yang akrab disapa SGK ini lantas mengenang persoalan yang terjadi jalan Seririt-Gilimanuk di tahun 2012 silam yang kala itu dia aktif menjadi Anggota DPRD Bali dan bertugas di Komisi II DPRD Bali. Sebagai seorang Anggota DPRD Bali dari Daerah Pemilihan (Dapil) Buleleng, Sugawa Korry tentu rutin melewati rute jalan Seririt- Gilimanuk yang kala itu menghadapi persoalan kemacetan parah dan banjir.

“Tahun 2012 beberapa kali saya lewat di jalan Seririt-Gilimanuk, tepatnya di jalan raya di sebelah selatannya wilayah Desa Tinga-Tinga dan di sebelah utara Desa Celukan Bawang, di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Setiap hujan yang cukup lebat, di jalan raya tersebut dilewati banjir dari arah selatan cukup besar. Celakanya setiap banjir membawa bahan material batu besar, kerikil dan lumpur, yang menutupi jalan raya nasional tersebut, sehingga menimbulkan kemacetan parah. Ini terjadi bertahun- tahun dan tidak tertangani. Suatu hal yang aneh, dan mengusik saya untuk mencari tahu penyebabnya,” kenang Sugawa Korry yang dikenal sebagai sosok wakil rakyat berlatar belakang seorang intelektual mumpuni dan pemikir yang gagasan cemerlangnya banyak mewarnai pembangunan Bali.

Ternyata penyebabnya, tutur Sugawa Korry, disebabkan saluran air dari hulu/atas (sebelah selatan) ada belokan saluran air, yang menghambat kelancaran air dari hulu, dan untuk kelancaran air dari hulu hanya ada satu gorong-gorong di bawah jalan naional, sehingga tidak mampu menampung air dari hulu menuju ke utara/ke arah laut. Disamping, saluran air menuju arah laut tidak lancar atau kurang bagus.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, menurut Sugawa Korry, kala itu ada sejumlah hal yang harus dilakukan. Pertama belokan air dari atas/hulu harus dibuatkan sodetan dan dibutuhkan tanah sekitar 300 m2. Kedua, gorong-gorong harus ditambah lagi satu di bawah jalan nasional menuju ke arah laut.

Ketiga, saluran air ke arah laut diperbaiki agar airnya bisa lancar menuju laut. Dibutuhkan lahan sekitar 300 m2 dan anggaran sekitar Rp 4,5 miliar untuk perbaikan saluran dari hulu, sodetan, gorong- gorong dan perbaikan saluran kearah laut.

Persoalannya kenapa hal seperti itu sulit diwujudkan? “Ternyata masalahnya ada pada koordinasi yang sulit, karena untuk sodetan, tanahnya harus disiapkan Pemda Kabupaten Buleleng dan untuk pembangunannya bisa dari anggaran Pemerintah Provinsi Bali,” ujar Sugawaa Korry yang dikenal juga sebagai “Bapak Koperasi Bali” dan pemikiran briliannya menjadi tonggak lahirnya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Perlindungan, Pemberdayaan dan Pembinaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Namun persoalan baru muncul lagi dan tidak semudah yang dibayangkan. Ketika Pemda Kabupaten Buleleng sudah siap untuk anggaran penyediaan tanah untuk sodetan, Pemerintah Provinsi Bali malah belum memasang anggaran untuk pembangunannya di APBD. Begitu juga sebaliknya, ini terjadi beberapa kali tahun anggaran di APBD.

“Setelah paham akar permasalahannya, dan untuk segera mengatasi masalah tersebut, saat reses DPRD Provinsi Bali tahun 2012, kami mengajak Bappeda dan Dinas PU Provinsi dan mengundang Bappeda Kabupaten dan Dinas PU Kabupaten serta aparat terkait. Dan ternyata bisa disepakati untuk pasang anggaran secara bersamaan di APBD masing-masing di tahun anggaran 2013,” terang Sugawa Korry yang belatar belakang lulusan doktor ilmu ekonomi (S-3) Universitas Brawijaya Malang ini.

“Untuk selanjutnya, ditangani secara koordinatif dan penanganan masalah banjir tertangani dengan baik. Sejak proyek itu selesai, banjir yang menghambat kelancaran lalu lintas tidak terjadi lagi selebat apapun hujan yang terjadi disana. Kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial masyarakat menjadi lancar sampai dengan saat ini,” tutur Sugawa Korry mengenang proses perjuangan mengatasi persoalan kemacetan dan banjir di jalan Seririt-Gilimanuk.

Pada tahap inilah political will atau kemauan politik yang kuat menjadi kata kunci keberhasilan Sugawa Korry menghadirkan solusi nyata yang bisa dieksekusi bersama dan menghadirkan perubahan yang lebih baik. Everybody happy dan merasa dihargai, semua merasa punya andil yang sama, tidak ada yang harus merasa kehilangan muka atas persoalan yang sebelumnya berlarut-larut yang dirasakan sulit untuk diatasi.

“Ternyata, koordinasi yang dirasakan sangat sulit, kalau ditangani secara koordinatif dengan mengedepankan komitmen yang tinggi, yaitu mengedepankan kepentingan yang lebih besar, menjadi sangat mudah. Itu tentu sangat sejalan dengan doktrin Karya dan Kekaryaan Partai Golkar,” pungkas Sugawa Korry yang pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 ini maju tarung sebagai caleg Partai Golkar ke DPR RI dari Dapil Bali dengan nomor urut 1. (wid)