Perth, (Metrobali.com)

Pameran seni karya Paul Trinidad yang berjudul My Shadow’s Keep bertempat di Victoria Park Center, tepatnya Galeri Seni Kent Street, Perth, Australia Barat mendapat respon luar biasa dari Konsul Jenderal Republik Indonesia di Perth. Listiana Operananta selaku Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Australia di Perth sangat mengapresiasi seniman Paul Trinidad yang telah banyak menyelenggarakan proyek seni dan budaya dengan Indonesia.

 

Pada kesempatan yang sama, Listiana juga menyempatkan diri bertemu dan berdialog bersama Jeremy Blank seorang sutradara bersama staffnya. Orang penting yang membawa diplomasi dan kerjasama Indonesia dan Australia bagian barat ini menaruh harapan untuk mulai melihat peluang kolaborosai di bidang seni dan budaya kedua negara. Jeremy menjelaskan bahwa dirinya bersama staff di lembaganya telah memiliki program kolaborasi dengan warga diaspora Indonesia yang tinggal di Perth.

 

Sebagai seniman Paul Trinidad masih seperti dahulu. Ia menekuni berbagai media dalam menggarap karya-karyanya. Pameran My Shadow’s Keep adalah nagian dimana ia menerjemahkan gagasannya dengan menghadirkan berbagai unsur atau elemen. Nampak kekutan unsur seni grafis yang dipadu dengan potongan kayu, kayu berukir dan patung, serta instalasi loop film kuno 16mm. Karya Paul Trinidad terlihat sangat dialogis bagi siapa saja yang menikmatinya.

 

Karya-karya Paul Trinidad pameran My Shadow’s Keep sejatinya merujuk tentang waktu (kala) yang selaras dengan kosmologi dan spiritualitas.  Karya-karya seni Paul Trinidad yang dipamerkan setidaknya juga sebagai ekspresi penyembuhan setelah pemutusan dari Covid-19, dan

merefleksikan kehilangan dan kerinduan akan ritual, cinta dan terputusnya persahabatan yang terbentang oleh jarak karena pandemi.

 

Paul Trinidad sendiri memiliki hubungan yang sangat kuat dengan seniman Indonesia, khususnya Bali dan Toraja. Karya seni Trinidad diketahui juga memiliki sejarah hubungan jangka panjang dengan mendiang master seni lukis Kamasan I Nyoman Mandra. Dalam proyek seni kali ini, putrinya Ni Made Sri Rahayu dan suaminya telah membuat pahatan kayu Sesangka dan Toraja sebagai praktik budaya yang mendukungnya.

 

My Shadow’s Keep mewakili refleksi pribadi  PaulTrinidad, berbicara tentang kedalaman pengaruh dan kekuatan spiritual, simbolisme seni budaya Bali dan Toraja. Karya-karya itu berbicara tentang makna kehidupan, kematian dan pembaruan melalui simbolisme agama dan animisme.

 

Seperti diketahui dalam proyek seni dan budaya, Trinidad terus menjaga hubungan dan kerjasama dengan ISI Denpasar dan komunitas yang bekerja sama dengannya di Bali dan Toraja.

 

Dia mengatakan “Tim kami dari School of Design (SoD) University of Western Australia sangat berharap untuk menghidupkan kembali inisiatif akademis yang sudah berjalan lama, yakni  ‘Bali Studio’. Dalam proyek inisiatif akademis ini berupa program pelajaran yang menggabungkan pengajaran SoD dengan civitas akademika ISI Denpasar dan berlanjut sampai pada

penelitian.

 

“Kami sedang berupaya melakukan kolaborasi berkelanjutan yang akan bermanfaat bagi jangkauan dan keragaman UWA dalam pendidikan serta seni dan budaya Bali”, tambah Paul Trinidad.

 

Pameran seni My Shadow’s Keep Paul Trinidad 2022 di kentstreet gallery sepenuhnya mendapat dukungan organisasi budaya, dan filantropi termasuk  John Fawcett Foundation yang memiliki program pembedahan mata. (RED-MB)