SBY Gapensi Sanur
Nusa Dua (Metrobali.com)-
Tiga pemimpin yang hadir dalam Global Forum UNAOC ke-6 menyoroti konflik yang terjadi di Asia khususnya di wilayah Timur Tengah.
Ketiga pemimpin yang dimaksud adalah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Sekjen PBB Ban Ki Moon serta Representative UNAOC ke-6, Nassir Abdulaziz Al-Nasser. Ketiga pimpinan tersebut sepakat jika konflik bernuansa SARA yang terjadi akhir-akhir ini justru terjadi di wilayah Timur Tengah dan sekitarnya.
Menurut SBY, sudah selama 13 tahun hubungan antara dunia Islam dengan dunia barat atau modernitas berjalan. Namun hubungan itu sudah diperkeruh oleh peradaban yang berubah. Diantaranya, terjadinya perang dingin antara Amerika dan Rusia, konflik geopolitik di Ukraina dan konflik bernuansa SARA di wilayah Timur Tengah lainnya.
“Saya kuatir, nantinya akan ada perang dingin baru (new cold war) di Timur Tengah. Ini tidak bisa kita terima lagi saat ini. Karena pengalaman konflik tersebut, seperti ISIS di Syria, konflik Gaza, dan berbagai tindakan ekstrimisme lainnya bisa merusak peradaban itu sendiri,” ujarnya usai pembukaan UNAOC ke-6 di Nusa Dua Bali.
Menurut SBY, konflik yang mencederai peradaban tersebut membutuhkan dialog dari semua pihak untuk segera diakhiri. Indonesia sudah melakukan berbagai upaya dengan cara mengirimkan pesan terbuka untuk meredam berbagai konflik tersebut. Namun upaya tersebut belum membuahkan banyak hasil yang maksimal. SBY berharap pada forum UNAOC ke-6 ini, semua pihak bisa berperan aktif yang berhubungan langsung dengan peran peradaban di dunia untuk meredam konflik yang ada.

Sementara Sekjen PBB Ban Ki Moon menjelaskan, kondisi krisis di Ukraina sudah menjadi perhatian PBB. Bahkan Dewan Keamanan PBB sudah melakukan pembahasan khusus tentang kemelut yang terjadi di Ukraina. Negara pecahan Rusia tersebut telah menjadi tema pembicaraan di berbagai pertemuan dan konferensi.

“Ini semakin membahayakan dimana masuknya persenjataan berat di Ukraina. Saya menghimbau kedua negara bisa menjaga perbatasan masing-masing dengan damai,” ujarnya. Pada 26 Oktober nanti, akan ada Pemilu di Ukraina sebagai upaya rekonsiliasi konflik yang terjadi.

Ban Ki Moon juga memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan SBY karena selalu berada di garis terdepan dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di dunia terutama di kawasan Asia.

Ia juga secara khusus mengundang SBY dalam KTT Perubahan Iklim tahun depan, sekalipun SBY tidak lagi sebagai presiden. PBB sendiri menyatakan ingin terus membangun kerja sama dengan Indonesia sebagai sebuah negara yang sangat maju dalam demokrasi dan berhasil dalam penyelenggaran Pemilu. SIA-MB