Mangupura (Metrobali.com)-

            Menindaklanjuti instruksi Bupati Badung A.A Gde Agung untuk melakukan pra study terkait retaknya tebing di Uluwatu, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung (DBM) secara khusus mendatangkan para ahli diantaranya dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) Profesor Dr. ir. I Gusti Putu Raka, MSC (ahli bidang struktur) dan Profesor Dr. ir. Indra Surya (ahli mekanika tanah) sedangkan dari Politeknik Negeri Bali ir. I Wayan Suparta, MSI, MT dan ir. I Wayan Arya, MT pada Jumat, (21/9) lalu untuk melakukan pra study di Pura Luhur Uluwatu.“dari hasil pengamatan fisual ITS dan Politeknik dapat kami simpulkan bahwa kondisi retaknya tebing Pura Uluwatu pada saat ini stabil dalam artian aman bagi masyarakat yang berkunjung” ungkap Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Pengairan IB Surya Suamba ST, MT.
            Menurut Surya, Selanjutnya berdasarkan dari hasil kajian tersebut pada jumat, (27/9) lalu tim dari Bina Marga sudah mulai mengerjakan permukaan tebing yang retak dengan memakai “Geomembran dan Geotextile” yaitu berfungsi untuk mengarahkan rembesan air hujan di permukaan pura ke sisi tebing, kemudian bagian permukaan yang retak ditutup dengan paping yang terbuat dari batu karang, sesuai rencana pekerjaan ini akan selesai pada Jumat, (4/10) mendatang,”ini merupakan langkah awal untuk tangani retak tebing sambil menunggu hasil study lanjutan tentang keretakan dan analisis stabilitas pada batuan di Pura Luhur Uluwatu” ungkap surya.
            Lebih lanjut dijelaskan, study lanjutan yang dianggarkan pada tahun anggaran 2014 tersebut dilakukan untuk mengetahui secara pasti seberapa kedalaman dari retak tebing dan kekuatan dari tebing pura saat ini utamanya untuk menahan gempa, “jika nanti hasil study membuktikan bahwa tebing di Uluwatu tidak bisa menahan skala gempa yang sering terjadi di Bali, maka Pemkab Badung bersama masyarakat akan melakukan upaya penyelamatan Pura Luhur Uluwatu” ungkapnya.
Sementara itu menurut Mangku Gede Pura uluwatu retak pada tebing pura memang terjadi sejak lama, sudah puluhan tahun yang lalu dan pada saat itu pada retak selebar kira” 70 cm dan pada saat itu sudah ditutup dengan pasir.”semoga dengan dilakukannya kajian dan upaya penanganan ini kelestarian Pura Uluwatu sebagai Sad Kahyangan bisa tetap terjaga,” ungkapnya. PUT-MB