Gubernur Pastika Sampaikan Jawaban Tiga Raperda pada Sidang Paripurna DPRD Bali

 Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta menghadiri Rapat Paripurna ke-13 DPRD Bali

Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta menghadiri Rapat Paripurna ke-13 DPRD Bali

Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta menghadiri Rapat Paripurna ke-13 DPRD Bali yang dipimpin Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama dengan agenda Jawaban Gubernur Bali atas Pandangan Umum Fraksi terhadap Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA 2016, Raperda tentang Pengelolaan Sapi Bali dan Raperda tentang Hak Keuangan dan Administrasi Pimpinan dan Anggota DPRD di Gedung DPRD Bali, Kamis (20/7).

Dalam jawabannya, Gubernur Made Mangku Pastika memberikan apresiasi atas pandangan umum berupa pendapat, usul, saran dan pertanyaan yang telah disampaikan Fraksi Dewan. Apresiasi dari seluruh Fraksi terhadap opini WTP yang diperoleh Pemerintah Provinsi Bali menurutnya merupakan hasil kerja keras bersama dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. Terkait dengan usul untuk mengubah judul Raperda tentang Pengelolaan Sapi Bali menjadi “Perlindungan dan Pengelolaan Sapi Bali, pihaknya tidak sependapat. “Karena dalam pengelolaan Sapi Bali tersebut, sudah mencakup aspek perlindungan, yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan pengelolaan,” jelasnya.

 Usai rapat paripurna, di depan wartawan Gubernur Pastika menyampaikan Perda Pengelolaan Sapi Bali diharapkan mampu menjaga kemurnian Sapi Bali sebagai warisan nenek moyang yang sebenarnya Banteng yang sudah dijinakkan dan dibudidayakan para leluhur hingga bisa seperti saat ini. “Kalau dilihat dari segi kualitas kolesterolnya rendah, seratnya bagus, hanya memang sedikit kenyal,” ujarnya. Kekenyalan ini menurutnya wajar karena dari segi postur sebagai keturunan banteng.

 Ia berharap nantinya daging sapi Bali bisa masuk ke hotel sehingga mengurangi impor dan meningkatkan nilai jualnya di pasaran. Menurutnya hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas daging sapi Bali yang meliputi perbaikan pakan dan perlakuan terhadap sapi itu sendiri, termasuk perlakuan pada waktu memotong dan distribusinya. Ia menambahkan nantinya akan ada daerah non sawah yang menjadi sentral-sentral pengembangan sapi Bali seperti misalnya di Nusa Penida, Bangli dan Jembrana. RED-MB