Buleleng, (Metrobali.com)

Kolaborasi dengan seluruh pihak menjadi unsur penting dalam pengembangan dan peningkatan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Buleleng. Utamanya dalam masa dan pasca pandemi COVID-19.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagprinkop UKM) Dewa Made Sudiarta saat ditemui di Pasar Banyuasri, Senin (29/3).

Sudiarta menjelaskan kolaborasi menjadi sangat penting untuk pengembangan dan peningkatan UMKM saat ini. Bagaimana seluruh pihak terkait berkolaborasi untuk membantu para pelaku UMKM di Buleleng. Dengan program Saling Tulungin atau Saling Membantu yang digagas, semangat gotong royong mulai dibudayakan lebih masif di kalangan pelaku UMKM. Agar ada kepedulian dari para pelaku UMKM untuk saling membangun. “Termasuk pada saat pameran UMKM yang berbarengan dengan peresmian Pasar Banyuasri nanti. Sehingga mereka bisa tetap bertahan dan tidak menjadikan pandemi sebagai hambatan. Melainkan melihat hal itu sebagai tantangan yang harus dilalui. Dengan begitu, mereka bisa berkembang lebih baik lagi,” jelasnya.

Berbagai upaya telah dilakukan Disdagprinkop UMKM Buleleng untuk lebih memberdayakan para pelaku UMKM di Buleleng. Agar produk-produknya bisa naik kelas. Salah satunya adalah menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku UMKM. Pelatihan yang dilakukan berbasis digital. Bagaimana pelaku UMKM bisa memasarkan dan menyebarluaskan produknya melalui media digital. “Nantinya ada 100 pelaku UMKM yang akan mendapatkan pelatihan intensif. Dan ini sedang berjalan,” ucap Sudiarta.

Lebih lanjut, Sudiarta mengatakan pendampingan juga dilakukan di sentra-sentra pelaku UMKM. Baik itu untuk olahan makanan maupun kerajinan. Pendampingan dilakukan bertujuan agar di masing-masing sentra tumbuh dan menghasilkan produk-produk yang memiliki daya saing. “Dan dapat  terhubung dengan pasar yang lebih luas,” katanya.

Berbicara mengenai kolaborasi, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana sangat mendukung peran serta pihak swasta ataupun pengusaha dan para pelaku UMKM dalam pembangunan di Kabupaten Buleleng. Sebelumnya, pada saat pelantikan pengurus Wirausaha Muda Singaraja, Agus Suradnyana mengungkapkan bahwa ruang-ruang bagi pengusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan khususnya di Kabupaten Buleleng sudah dibuka. Bahkan, nanti akan dibuka lebih luas. Proses pembangunan seperti penentuan tata ruang juga dibuka lebar kepada publik termasuk pengusaha. Agar pengusaha bisa mengambil langkah tepat untuk ikut berpartisipasi. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga akan dibuka luas. “Sehingga masyarakat semua tahu program apa yang ada dan apa yang bisa diakses khususnya oleh pengusaha,” ungkapnya.

Pada zaman kemajuan teknologi seperti sekarang, semua bisa diakses berbasis elektronik. Regulasi-regulasi juga sudah ada untuk berusaha. Oleh karena itu, para pengusaha atau pelaku UMKM bisa mengakses hal tersebut dengan cepat. “Saya harapkan teman-teman pengusaha atau pelaku UMKM bisa mengikuti regulasi serta bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Khususnya dalam mengakses program-program dari pemerintah,” tutup Agus Suradnyana. (dra)