Kolaborasi PSU, Coca-Cola, RC Bali Bersinar, Perpina & BEDO Gelar Pelatihan Hospitality Management bagi UMKM Pantai Jerman, Bekali Strategi Jitu Tarik Pembeli & Makin Cuan!
Foto: Kegiatan pelatihan hospitality management bagi para pelaku UMKM dan pengelola di Pantai Jerman pada Senin 21 Agustus 2023.
Kuta (Metrobali.com)-
Pusat Studi Undiknas melanjutkan kegiatan kolaborasi untuk Pantai Jerman sebagai objek wisata pantai ramah keluarga dan anak yang berbasis masyarakat yang dalam kesempatan ini dilanjutkan dengan pelatihan hospitality management bagi para pelaku UMKM dan pengelola di Pantai Jerman yang berlangsung selama dua hari pada Senin hingga Selasa, tanggal 21 dan 22 Agustus 2023.
Aksi kolaborasi ini dilakukan bersinergi bersama dengan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, Rotary Club of Bali Bersinar, DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali dan Business & Export Development Organization atau BEDO.
Pelatihan hari pertama bulan kelima pada Senin 21 Agustus 2023 menghadirkan tiga orang narasumber yakni Community Service Rotary Club of Bali Bersinar Rotarian Nyoman Hartini, Secretary Club Rotary Club of Bali Bersinar Rotarian Tiwi Tjandra dan Nuning Indah Pratiwi yang merupakan Dosen Ilmu Komunikasi Undiknas Denpasar. Sementara pelatihan di hari kedua pada 22 Agustus 2023 akan menghadirkan narasumber Ketua PHRI Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya.
Turut hadir dalam pelatihan hari pertama ini Kepala Pusat Studi Undiknas Denpasar Dr. Gung Tini Gorda, Kepala Pusat Kajian Ekonomi Kreatif Undiknas Denpasar I Gusti Ngurah Widya Hadi Saputra, Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Denpasar Dr. Ni Putu Nina Eka Lestari, Made Pranata Wibawa Ade Putera selaku Corporate Affairs Coca-Cola Europacific Partners dan para Rotarian dari Rotary Club of Bali Bersinar.
I Gusti Ngurah Widya Hadi Saputra selaku Kepala Pusat Kajian Ekonomi Kreatif Undiknas Denpasar mengungkapkan di tanggal 21 dan 22 Agustus 2023 pihaknya kembali melanjutkan kegiatan untuk program Training dan Development untuk komunitas UMKM dan pengelola objek wisata Pantai Jerman. Kegiatan kali ini merupakan lanjutan dari fase pertama sepanjang semester awal di tahun 2023, yang kemudian dilanjutkan untuk fase keduanya, yang dimulai di bulan Agustus.
“Tim kolaborasi melaksanakan kegiatan Community Development, terutama di bidang Personality Development dan juga Public Speaking. Tujuannya jelas untuk meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM dan pengelola wisata di Pantai Jerman agar bisa menunjukkan keramahtamahan atau hospitality alam Bali yang sebenarnya. Harapannya dengan kegiatan ini bisa meningkatkan skill atau kemampuan para pelaku UMKM dan pengelola objek wisata Pantai Jerman di bidang hospitality management,” papar Hadi Saputra.
Sementara dari evaluasi yang sudah dilakukan dari semester pertama, Hadi Saputra menjelaskan bahwa dari sekian UMKM yang mendaftar dan menjadi anggota di komunitas UMKM di lingkup kawasan Pantai Jerman, pihaknya tentu akan memilih best practice-nya. Jadi dari pelatihan, pendampingan dan praktik yang telah dilakukan selama ini, pihaknya sudah melakukan evaluasi dengan mengirim quesioner, dan melihat pendampingan di lapangan.
“Oleh karena itu tim memutuskan untuk memilih best practice-nya. Diharapkan dari best practice tersebut atau dari pihak-pihak UMKM yang dipilih bisa menjadi mentor atau bahkan role model untuk anggota komunitas UMKM lainnya di lingkup Pantai Jerman sehingga mereka bisa belajar bersama dan juga maju bersama kedepannya,” pungkas Hadi Saputra.
Sementara itu pelatihan hospitality management ini disambut antusias para peserta yang begitu semangat mendengarkan sharing materi dari para narasumber. Narasumber pertama yakni Community Service Rotary Club of Bali Bersinar Rotarian Nyoman Hartini yang berlatar belakang pernah bekerja sebagai pramugari ini juga berbagi tips bagaimana besikap ramah dan selalu tersenyum kepada pelanggan atau calon pembeli.
Menurutnya senyum dari penjual itu adalah salah satu senjata utama untuk menarik pelanggan atau calon pembeli. Selain senyum, menurutnya sikap badan dari penjual saat menyapa atau melayani pembeli juga harus diperhatikan.
“Tentu orang tidak mau datang melihat produk kita apalagi berbelanja jika penjualnya selalu cemberut bahkan jutek. Jadi ibu-ibu harus banyak latihan senyum di cermin setiap pagi,” katanya.
Di sisi lain Rotarian Hartini juga mendorong para pelaku UMKM di Pantai Jerman memanfaatkan media sosial untuk berjualan misalnya juga promosi lewat Tiktok. Namun diakui salah satu kendalanya adalah kelemahan dalam penguasaan teknologi medsos dan membuat konten padahal mereka punya produk yang bagus. Karena itu Rotarian Hartini menyarankan para pelaku UMKM ini menggandeng anak-anak muda untuk berkolaborasi misalnya membuat konten promosi di Tiktok maupun menjadi reseller.
Selanjutnya narasumber kedua yakni Secretary Club Rotary Club of Bali Bersinar Rotarian Tiwi Tjandra berbagi mengenai sejumlah sikap dasar yang harus dimiliki oleh penjual diantaranya ramah, bisa berkomunikasi dengan baik, murah senyum, sabar, sopan dan bisa menjaga emosi.
Selain itu menurut Rotarian Tiwi Tjandra, untuk menjadi penjual yang baik juga harus mempunyai kemampuan mengenal produk yang dijual atau product knowledge yang baik, membiasakan agar selalu tersenyum, menghilangkan sikap malas dan menggerutu, selalu menyediakan tester produk dalam hal misalnya produk kuliner, serta hindari bermain HP atau main medsos saat melayani konsumen.
Para peserta pelatihan para pelaku UMKM di Pantai Jerman ini juga diajak melakukan role play atau bermain peran mempraktikkan menjadi penjual yang baik.
Narasumber selanjutnya Nuning Indah Pratiwi yang merupakan Dosen Ilmu Komunikasi Undiknas Denpasar berbagai tips membangun komunikasi yang efektif antara penjual dan pembeli. Diantaranya penjual harus fokus pada sasaran, komunikasi harus jelas dan mudah dipahami, hindari asumsi negatif kepada calon pembeli, upayakan saling memahami, memperlihatkan respek kepada calon pembeli, terbuka dan memberik kesempatan untuk respon dari calon pembeli.
Akademisi yang akrab disapa Miss Nuning itu lantas menekankan pentingnya penjual menunjukkan sikap ramah tamah dan meninggalkan kesan positif kepada calon pembeli. Dia juga menegaskan pentingnya penjual merasa happy atau bahagia sehingga bisa menimbulkan dan memancarkan aura positif yang pada akhirnya juga membuat nyaman dan tertarik calon pembeli.
“Kalau kita sudah happy aura positif itu akan terpancar nyata. Dan bagaimana kita sebagai penjual men-treat calon pembeli. Mau jadi beli atau tidak yang penting adalah kesan yang ditinggalkan dan kita human being manusia senang yang happy dan ramah. Itu jadi modal calon pembeli bisa datang atau menyarankan temannya membeli di tempat kita,” papar Miss Nuning.
Sementara itu Made Pranata Wibawa Ade Putera selaku Corporate Affairs Coca-Cola Europacific Partners Indonesia berharap materi pelatihan yang disampaikan oleh para narasumber bisa bermanfaat bagi para pelaku UMKM dan pengelola objek wisata Pantai Jerman. Sementara dari pihak Coca-Cola sendiri ingin mengajak para pelaku UMKM dan pengelola Pantai Jerman untuk berkembang dan tumbuh bersama.
“Melalui pelatihan tersebut, tim kolaborasi ingin membuat sebuah sistem yang bagus, terutama dalam hal penjualan dan pelayanan. Jika sistem tersebut berjalan dengan baik artinya para pelaku UMKM sudah mempunyai mekanisme sendiri untuk diterapkan. Ini tentunya bisa bermanfaat dan berguna secara terus-menerus dan berkelanjutan,” papar Ade Putera.
Di sisi lain Kepala Pusat Studi Undiknas Denpasar Dr. Gung Tini Gorda mengatakan bahwa PHRI nantinya akan membuat kebijakan yang mendekatkan para General Manager dengan kawasan Pantai Jerman sehingga festival Pantai Jerman yang ke-3 bisa terprogram dengan baik dan semua hotel yang berada di sekitar kawasan Pantai Jerman mengetahui program tersebut.
“Dengan demikian hotel-hotel tersebut akan berkontribusi dalam mendatangkan pengunjung ke Pantai Jerman,” kata Gung Tini Gorda lantas berharap Festival Pantai Jerman selanjutnya akan menjadi evaluasi perubahan paradigma tim dalam berkolaborasi.
Ia juga menyoroti adanya program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bisa dijalankan di Pantai Jerman. Gung Tini Gorda lantas mendorong pihak pengelola Pantai Jerman untuk segera melaunching gerakan “Kita Mulai Sekarang” untuk menjalankan program pemerintah tersebut.
Gerakan ini disebutkan bertujuan untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Pantai Jerman. Diharapkan dengan gerakan tersebut bisa menjadi penyemangat untuk membuktikan ada perubahan yang signifikan dari tim kolaborasi.
Sementara itu Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Denpasar Dr. Ni Putu Nina Eka Lestari mengatakan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM ini akan berkelanjutan ke depannya. Pihaknya juga mengapresiasi kolaborasi dan sinergi yang telah dibangun selama ini oleh berbagai pihak.
Dia mengungkapkan nantinya akan dicarikan waktu khusus untuk membuat konten TikTok dan juga pendampingan untuk membuat Nomor Induk Berusaha atau NIB untuk para pelaku UMKM di Pantai Jerman.
Selanjutnya Kelian Banjar Adat Segara I Ketut Werka mengatakan pemberdayaan UMKM ini sangat bermanfaat bagi para pelaku UMKM di Pantai Jerman untuk memajukan usaha mereka. Dia mengatakan pihaknya tentu mendorong dan mensupport kegiatan yang dilaksanakan oleh tim kolaborasi untuk para pelaku UMKM dan pengelola objek wisata Pantai Jerman agar kedepannya mereka bisa berbenah atau melakukan perubahan yang lebih baik, khususnya dalam hal penjualan dan pelayanan kepada masyarakat yang berkunjung ke Pantai Jerman.
Pihaknya juga mengapresiasi evaluasi yang sudah dibuat oleh tim kolaborasi untuk Pantai Jerman.Pihaknya pun menyadari bahwa penataan Pantai Jerman masih belum maksimal dan akan terus melakukan pembenahan-pembenahan. Ia juga menyampaikan pesan kepada tim kolaborasi bahwa ada hal yang belum pas dalam pengelolaan di Pantai Jerman, khususnya dari segi standarisasi harga makanan.
“Kami mendorong para pelaku UMKM untuk membuat daftar menu yang dilengkapi dengan harga, sehingga para pengunjung tidak kebingungan atau ragu-ragu saat akan menikmati kuliner di Pantai Jerman. Kami juga berharap tidak ada perang harga yang terjadi diantara para pelaku UMKM di Pantai Jerman,” harapnya.
Werka juga menyoroti hasil evaluasi terkait keberadaan banyak anjing di kawasan Pantai Jerman. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi hal tersebut. Bahkan ada indikasi bahwa pantai dijadikan seperti tempat pembuangan anjing.
Sebelum acara usai para peserta diajak seru-seruan dalam games sederhana yang penuh kebersamaan dan gelak tawa. (wid)