Foto: Suasana acara “Temu Wirasa-Stakeholder Gathering BPR Kanti 2024” pada Jumat 27 Desember 2024 di Grand Ballroom Hongkong Garden Denpasar.

Denpasar (Metrobali.com)-

Bank BPR Kanti terus berkomitmen hadir di garda terdepan sebagai community bank memperkuat dan menggerakkan perekonomian daerah serta membantu pengusaha UMKM naik kelas dengan berbagai akses bantuan permodalan. BPR Kanti juga terus menguatkan sinergi dengan berbagai stakeholder sehingga terus mendapatkan kepercayaan tinggi seiring dengan komitmen berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas layanan.

Komitmen tersebut juga tercermin saat Bank BPR Kanti menggelar “Temu Wirasa-Stakeholder Gathering BPR Kanti 2024” pada Jumat 27 Desember 2024 di Grand Ballroom Hongkong Garden Denpasar yang mengangkat tema “Bank BPR Kanti dalam Implementasi Sebagai Community Bank Memperkuat Perekonomian Daerah. Acara dibuka oleh Pj Gubernur Bali Irjen (Purn) Sang Made Mahendra Jaya.

 

Acara juga diisi sambutan dari Kepala OJK Provinsi Bali Kristianti Puji Rahayu, SE.,MBA., yang diwakili Irhamsah selaku Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan, Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis Kantor OJK Provinsi Bali. Keynote Speech dalam acara ini disampaikan oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Bali Dr. Ketut Sumedana, S.H., M.H.

Dalam kegiatan “Temu Wirasa-Stakeholder Gathering BPR Kanti 2024” ini  juga dilaksanakan Talkshow Nasional menghadirkan pakar komunikasi Prof. Drs. Effendi Gazali, M.Si., MPS., Ph.D., yang menyampaikan meteri “Komunikasi Publik, Kearifan Lokal, dan Bali Bersatu-Sejahtera”) dan Penulis Buku Keamanan  Siber Bank Dr. Roberto Akyuwen STP, SE. MST., dengan meteri “Pentingnya Keamanan Siber bagi Lembaga Jasa Keuangan, khususnya Perbankan”. Acara juga dihadiri Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah dan para stakeholder BPR Kanti.

Acara “Temu Wirasa-Stakeholder Gathering BPR Kanti 2024” ini  juga menghadirkan momen yang dinanti-nanti para nasabah BPRKanti yakni Pengundian Tabungan Arisanku 2024 dengah hadiah utama satu unit mobil Mitsubishi Pajero Sport Dakar, satu unit mobil Mitsubishi Xpander Ultimate CVT, 12 unit Honda Scoopy, 12 TV Led 32 inch, emas batangan dan berbagai hadiah menarik lainnya. BPR Kanti juga menyiapkan program Tabungan Arisanku 2025 dengan hadiah yang lebih fantastis dan menggiurkan yakni berhadiah 3 mobil, 5 motor dan liburan ke luar negeri.

Dalam kesempatan ini juga diserahkan penghargaan MDA Kanti Kertha Bali Nugraha yang menjadi ajang pemberian penghargaan kepada desa adat yang terbaik dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan di desanya secara mandiri berkerjasama dengan Majelis Desa Adat (MDA) Bali dan BPR Kanti melalui berbagai program seperti pelaksanaan ToT hakim adat, kursus para legal adat , MDA Kanti Ngorto Desa Adat, acara diskusi pablibagan mendiskusikan permasalahan di desa adat.

Bangun Semangat Baru Memasuki Tahun 2025

Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba mengungkapkan acara Temu Wirasa-Stakeholder Gathering BPR Kanti 2024” ini bertujuan memelihara hubungan baik, menjalin sinergi dengan stakeholder, ada bekal pengetahuan akhir tahun dengan materi yang disampaikan para pembicara. Selain ini acara ini juga bertujuan menciptakan momentum persatuan, terutama setelah berlangsungnya pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Kehadiran berbagai tokoh lintas partai dan pakar komunikasi seperti Prof. Drs. Effendi Gazali diharapkan mampu memberikan wawasan dan motivasi untuk membangun semangat baru memasuki tahun 2025. Amitaba juga mengajak seluruh pihak untuk meninggalkan dinamika tahun politik 2024 dan fokus pada upaya bersama mewujudkan Bali yang Santi, damai, dan sejahtera di tahun mendatang.

“Dengan demikian harapan kita, Bali yang Santi, apalagi kita sudah di ujung tahun 2024 menuju tahun 2025, jadi mari kita meninggalkan apa yang terjadi tahun 2024, tahun politik. Kita sudah diberikan pengarahan oleh Prof. Effendi Ghazali untuk tetap semangat di tahun 2025,” ujar Amitaba.

Amitaba juga menambahkan harapannya agar masyarakat Bali dapat kembali ke kehidupan yang normal dan harmonis setelah dinamika politik selesai. Ia menekankan pentingnya menjaga kekuatan ekonomi Bali melalui pariwisata yang kokoh, adat, dan budaya yang tetap terjaga, dengan peran sentral desa adat sebagai penjaga nilai-nilai tersebut. Hal ini, menurutnya, akan menjadi fondasi bagi Bali untuk terus maju secara sosial dan ekonomi.

“Kita akan kembali kepada kehidupan normal, biasa, dimana Bali, perekonomian Balinya kuat karena pariwisatanya kuat, karena adat dan budayanya kuat itu adalah dikawal oleh desa adat,” tegasnya.

BPR Kanti Ngerombo Selesaikan Permasalahan

Pj Gubernur Bali Irjen (Purn) Sang Made Mahendra Jaya dalam sambutannya mengapresiasi acara “Temu Wirasa-Stakeholder Gathering BPR Kanti 2024” ini. Bahkan Pj Gubernur Bali mengaku terkesan dengan banyaknya tokoh-tokoh yang hadir.

“Saya sangat terkesan, saya tidak mengira acaranya sebesar ini, banyak tokoh yang hadir. Ini menggambarkan pengakuan para tokoh kepada BPR Kanti,” ujar Mahendra Jaya yang kembali mengapresiasi kegiatan stakeholder gathering yang rutin digelar BPR Kanti setiap tahun sebagai bentuk transparansi dan dukungan terhadap penguatan perokonomian daerah ini.

Dikatakan BPR Kanti telah memainkan peran dan menjadi mitra sejati masyarakat gerakkan perekonomian Bali. Pengundian Tabungan Arisanku bukan hanya selebrasi tapin simbol kepercayaan dan memberikan manfaat nyata.

“Apa yang dilakukan BPR Kanti wujud semangat Ngerombo membantu menyelesaikan persoalan kesejahteraan sosial di tengah masyarakat. Dan saya juga senang dan suprise BPR Kanti melakukan banyak kegiatan mengangkat harkat martabat wanita Bali,” kata Mahendra Jaya.

“Terima kasih BPR Kanti. Teruslah berkontribusi untuk perekonomian Bali,” pungkasnya.

BPR dan Desa Adat Harus Siap Hadapi Globalisasi dan Modernisasi

Sementara itu Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, Dr. Ketut Sumedana, S.H., M.H., menyampaikan bahwa Bank BPR Kanti, sebagai lembaga perbankan yang berbasis pada kearifan lokal, memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai budaya Bali. Ia menegaskan pentingnya mempertahankan keajegan Bali, karena jika tidak dijaga, Bali akan kehilangan identitasnya.

Sumedana juga menekankan bahwa semua lembaga, termasuk MDA dan BPR, harus siap menghadapi tantangan besar di era modern ini, yakni globalisasi dan modernisasi yang membawa perubahan besar dalam berbagai sektor, termasuk di bidang keuangan.

“Karena kalau tidak dijaga keajegan Bali ini bagaikan wanita cantik tanpa C dan laki-laki tanpa L, antik dan aki-aki. Semua lembaga keuangan, pasti akan menghadapi dua hal di era sekarang. Paling tidak dia akan menghadapi globalisasi dan modernisasi,” ujarnya.

Sumedana menambahkan bahwa globalisasi mencakup berbagai aspek penting, seperti geopolitik, geoekonomi, dan akulturasi budaya, yang memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi Bali. Sementara itu, modernisasi berhubungan erat dengan transformasi digital dan kemajuan teknologi informasi. Ia menegaskan bahwa, tanpa terkecuali, semua pihak harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, baik dalam skala lokal maupun global.

“Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus adaptif dan menyesuaikan apa yang ada seperti sekarang ini,” tegasnya.

Sumedana menekankan pentingnya literasi sebagai persiapan menghadapi perubahan zaman. Menurutnya, literasi harus diperluas agar tidak ada lagi muncul istilah Bali ” Mule Keto” dan sikap kaku terhadap adat dan budaya. Bali harus mampu beradaptasi dengan dinamika zaman yang terus berkembang. Dr. Ketut Sumedana bahkan mengaku pernah didatangi dua kubu PHDI.

“Saya begitu menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Bali yang saya dengar adalah laporan adat, laporan terkait keagamaan, bahkan yang mendatangi saya itu adalah 2 PHDI. Ini menunjukkan bahwa kita belum Ngayah 100%, masih mempunyai kepentingan,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan bahwa meskipun Majelis Desa Adat (MDA) seharusnya menjadi solusi untuk menjaga keseimbangan sosial dan budaya, kenyataannya justru ada masalah yang timbul. Hal ini terlihat dari laporan yang diterima Kejaksaan Tinggi Bali terkait peran bendesa adat yang melampaui batas kewenangan, bahkan memicu tindakan hukum. Sebagai contoh, Kejaksaan Tinggi terpaksa melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap salah satu bendesa adat yang terlibat dalam masalah tersebut.

“Pada saat mulai saya bekerja di kejaksaan, karena laporan terkait bendesa adat ini sangat luar biasa, bahkan melampaui batas kewenangannya, sehingga kami mau tidak mau, suka tidak suka, melakukan OTT terhadap salah satu bendesa adat,” tuturnya.

Sementara itu Amitaba menjelaskan bahwa kehadiran Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, Dr. Ketut Sumedana, sebagai keynote speaker bertujuan memberikan pengarahan dan semangat kepada prajuru desa adat agar tetap fokus pada tugas masing-masing. Ia berharap pembahasan ini dapat membantu mengatasi berbagai persoalan di masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pengabdian para prajuru desa adat. Dengan arahan dari Kepala Kejaksaan tersebut, Amitaba optimistis para prajuru akan semakin mantap untuk Ngayah tanpa keraguan, demi mendukung harmoni dan kemajuan Bali.

“Dan mari kita benahi kaitan bahwa apa yang terjadi yang ada di masyarakat terkait dengan pengayah-pengayah di prajuru, dengan diberikan pembukaan oleh Pak Kajati, nah ini akan menjadi semakin terang sehingga tidak ada keraguan untuk ngayah di Bali ini,” kata Amibata.

Kolaborasi, BPR Kanti Targetkan Aset Satu Trililiun

Di sisi lain jelang tutup tahun 2024, BPR Kanti juga menorehkan prestasi dan capaian kinerja yang membanggakan. Sampai Oktober 2024 tercatat penyaluran kredit naik 13,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 15 persen. Kinerja BPR Kanti jauh lebih baik dibandingkan rata-rata kinerja BPR di Bali.

Pencapaian tersebut, menurut Amitaba, tidak lepas dari kerja keras yang terus dilipatgandakan, terutama di tengah tantangan krisis saat ini. Ia menegaskan bahwa BPR Kanti telah merancang strategi bisnis untuk tahun 2025, dengan target menembus aset sebesar Rp1 triliun.

Amitaba mengungkapkan bahwa hingga saat ini, aset Bank BPR Kanti mencapai Rp725 miliar. Ia berharap pada akhir Desember 2024, aset tersebut dapat mencapai Rp800 miliar. Dengan upaya maksimal dan kemampuan yang dimiliki, Amitaba optimistis bahwa pada tahun depan, Bank BPR Kanti akan mampu menembus target aset sebesar Rp1 triliun.

“Di tahun depan dengan segala kemampuan kita, dengan segala upaya kita, harap kita bisa kita tembus di aset Rp1 triliun nanti,” tegasnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Amitaba menekankan pentingnya memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia. Peningkatan kompetensi karyawan di BPR Kanti menjadi salah satu langkah utama dalam mewujudkan target ini, guna memastikan kesiapan perusahaan menghadapi persaingan dan tantangan di masa depan.

“Nah itu upaya kita, semangat kita bahwa ketika kita memiliki cita-cita bahwa kita akan menembus aset 1 triliun, tentu segala upaya, dalam hal penyiapan sumber daya manusia, peningkatan kompetensi dari sumber daya manusia di Bank BPR Kanti itu wajib dikedepankan,” ujarnya.

Amitaba menekankan pentingnya kolaborasi antara BPR Kanti dengan berbagai pihak, termasuk BPR lain, koperasi, dan para pengusaha. Ia menegaskan bahwa masa depan Bali tidak bisa dipisahkan dari semangat kebersamaan seluruh stakeholder untuk saling mendukung dan bekerja sama. Melalui kolaborasi ini, Amitaba berharap perekonomian daerah dapat diperkuat, menciptakan peluang baru, serta membangun fondasi yang lebih kokoh untuk pertumbuhan ekonomi Bali di masa depan.

“Bali tidak bisa dilepaskan dari kebersamaan dari semua stakeholder yang ada untuk bahu-membahu, berkolaborasi. Kita menciptakan, kita memperkuat perekonomian daerah melalui kerjasama-kerjasama yang kita lakukan di kemudian hari,” tutur Amitaba. (wid)