Jembrana (Metrobali.com)

HUT Kemerdekaan RI ke-79 berbagai ornamen menghiasi setiap sudut termasuk dipasangnya Bendera Merah Putih, baik di kantor, rumah warga maupun jalan dan gang.

Namun tidak demikian dengan Patung Pahlawan Lettu Dwinda yang berdiri kokoh di ruang terbuka hijau (RTH) di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara. Tidak satupun ornamen umbul-umbul bahkan bendera terpasang di lokasi tersebut.

Tidak hanya itu, areal patung pahlawan Lettu Dwinda di jalur utama Denpasar-Gilimanuk yang diresmikan pada 23 Desember 2013 juga terlihat kotor.

Mendapat informasi bahwa di areal patung pahlawan Lettu Dwinda nihil dari ornamen umbul-umbul dan Bendera Merah Putih, Dandim 1617/ Jembrana, Letkol Inf. Mohamad Adriansyah, langsung meminta anggotanya untuk melakukan kerja bakti bersih-bersih sekaligus memasang umbul-umbul dan Bendera Merah Putih. Kegiatan tersebut juga melibatkan anggota pramuka Saka Wirakartika.

“Kami bersama pramuka nanti juga ada kegiatan mengunjungi keluarga Lettu Dwinda,” ujar Dandim Adriansyah, Jumat (16/8/2024).

Untuk diketahui, Lettu Dwinda, memiliki nama lengkap, I Gusti Putu Dwinda. Lahir tahun 1924 di Desa Dauhwaru, Jembrana. Putra pertama dari pasangan I Gusti Nyoman Sulem dan Dewa Ayu Menuh ini bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) dengan pangkat Sodhanco (letnan dua).

Setelah Jepang hengkang dari Indonesia, I Gusti Putu Dwinda bergabung dengan pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) melawan penjajah Belanda. Dan bahkan terlibat pertempuran melawan penjajah Belanda di Candikusuma, Gilimanuk dan Negara.

Tanggal 17 November 1946, I Gusti Putu Dwinda bergabung dengan pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai di Tabanan dan I Gusti Putu Dwinda ditunjuk sebagai Komandan Batalion pasukan Ciung Wanara. Pada tanggal 20 Nopember terjadi pertempuran hebat di Margarana Tabanan yang dikenal dengan Puputan Margarana. I Gusti Putu Dwinda gugur bersama pejuang lainnya pada usia 22 tahun. (Komang Tole)