koalisi

Padang (Metrobali.com)-

Koalisi partai pengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-Jusuf Kalla) di Sumatera Barat hendaknya tidak melakukan kampanye hitam di media sosial maupun tempat lainnya.

“Kampanye untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK mesti dicapai dengan cara-cara yang beretika dan bermartabat,” kata Sekretaris DPW PKB Sumbar, Azwar Abbad, di Padang, Minggu (8/6).

Partai Koalisi pengusung pasangan Jokowi-JK di Sumbar Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Ia menjelaskan, kampanye harus dilakukan dengan cara yang baik dan bersih. Jangan sampai, tim justru terpancing dengan adanya kampanye hitam, harus menonjolkan kebaikan.

“Kampanye hitam tersebut sebuah hal yang memperkeruh proses berjalannya pesta demokrasi pada Pilpres bakal digelar 9 Juli 2014,” ujarnya.

Kampanye jangan sampai merusak kerukunan bangsa yang telah terjalin selama ini. “Kampanye hanya untuk calon yang akan dipilih untuk pemerintahan lima tahun mendatang, jangan sampai merusak kerukunan bangsa dan negara,” tegas Azwar Abbas.

Sementara itu ditempat terpisah, Ketua Harian DPD NasDem Sumbar, Mahadi Effendi menyatakan, jangan sampai melakukan kampanye hitam dengan memfitnah dan membunuh karakter pihak lain.

“Laksanakan kampanye secara jujur, berakhlak dan beretika, yang rukun, masyarakat Indonesia sudah rukun,”katanya.

Ia menjelaskan, koalisi partai pengusung Jokowi-JK terus merapatkan barisan memenangkan capres dan cawapres itu pada Pilpres 9 Juli 2014.

“Koalisi partai harus menyusun strategi untuk memenangkan pasangan itu sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019,” ujarnya.

Sekarang ini yang dilakukan koalisi partai yakni strategi pemenangan untuk pasangan Jokowi-JK. Di samping itu segera menyiapkan saksi untuk di Tempat Pemungutan Suara yang ada di Sumbar.

“Koalisi parpol harus mengawasi sejumlah TPS dan menyiapkan saksi ketika pelaksanaan Pilpres 9 Juli 2014,” tegas Mahadi Effendi.

Pada Pilpres 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (nomor urut 1) diusung Partai Gerindra, PAN, Partai Golkar, PKS, PPP, dan PBB.

Pasangan Jokowi-JK (nomor urut 2) yang diusung PDI Perjuangan, Partai NasDem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI. AN-MB