Klub Malam Gunakan Gambar Dewa Siwa untuk Dugem, Taksu Bali Diobok-Obok: Ketua DPRD Bali Tegaskan Siap Bersih-Bersih Pengusaha Bikin “Leteh” Pulau Dewata
Foto: Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack mengecam aksi di klub malam di Canggu, Bali yang menggunakan gambar Dewa Siwa sebagai latar pertunjukan musik DJ.
Denpasar (Metrobali.com)-
Pulau Dewata kembali diguncang kontroversi. Sebuah klub malam di Canggu, Bali, kedapatan menggunakan gambar Dewa Siwa sebagai latar pertunjukan musik DJ. Video kejadian ini pun viral di media sosial dan memicu kemarahan umat Hindu. Mereka menilai tindakan ini sebagai pelecehan terhadap nilai-nilai agama Hindu dan budaya Bali.
Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa praktik semacam ini tidak bisa dibiarkan. “Pariwisata Bali harus bermartabat tetap sebagai pariwista budaya, bukan mencari keuntungan dengan segala cara yang merendahkan simbol-simbol suci agama Hindu dan budaya kita di Bali,” ujarnya, Senin (3/2/2025).
Dewa Jack sependapat dengan Ketua Fraksi NasDem-Demokrat DPRD Bali, Dr. Somvir, yang menyesalkan tindakan sejumlah pengusaha yang demi bisnis hiburan malam untuk mencari keuntungan malah menggunakan cara-cara yang tidak sepatutnya dengan melibatkan simbol-simbol agama Hindu atau budaya Bali yang bisa menyinggung perasaan umat dan masyarakat Pulau Dewata.
“Pariwisata Bali adalah pariwisata budaya. Jangan semena-mena memakai cara sendiri, menghalalkan segala cara dalam meraup keuntungan,” tegasnya lagi.
Bali Bukan Sekadar Destinasi Wisata
Dewa Jack menegaskan bahwa Bali bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga tanah yang sarat dengan nilai spiritual dan budaya luhur. Ia memastikan akan ada tindakan tegas bagi para pengusaha yang mencederai kehormatan Bali.
Karena itu DPRD Bali akan melakukan upaya “bersih-bersih” dengan membentuk tim terpadu yang bertugas untuk menjaga kebersihan dan kesucian Bali dari praktik-praktik pengusaha atau investor yang menghina simbol-simbol agama Hindu maupun merusak adat budaya Bali. Ia menegaskan pentingnya menjaga agar Bali tetap bebas dari hal-hal yang tidak pantas dan merusak, termasuk hal-hal yang dapat merusak lingkungan dan sektor pariwisata Bali.
“Dalam waktu dekat, kami akan bersih-bersih dan membentuk tim terpadu untuk menjaga kesucian Bali. Kita tidak bisa membiarkan pengusaha-pengusaha semacam ini terus mengotori Bali dengan tindakan yang tidak pantas,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Saat ditanya apakah langkah “bersih-bersih” ini juga mencakup penutupan klub malam yang melecehkan simbol agama Hindu, Dewa Jack mengiyakan. Ia menegaskan bahwa tindakan seperti ini masuk kategori “leteh” membuat kotor dan mencemari kesucian Bali.
“Iya, kami anggap ini leteh. Jadi, akan ada sanksi tegas bagi pelaku usaha yang melanggar, termasuk kemungkinan kewajiban melakukan upacara niskala untuk memulihkan kesucian Bali,” ungkapnya.
Sikap Tegas untuk Kejadian Berulang
Kasus ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Finns Beach Club juga sempat menuai kritik karena penggunaan petasan saat umat Hindu sedang beribadah. Dewa Jack mengakui bahwa kejadian seperti ini sudah terlalu sering terjadi.
“Kami memang tidak selalu bisa ada di tempat kejadian, tapi ini cukup membuktikan ada kesemrawutan di lapangan. Karena itu, harus ada ketegasan dan disiplin dari pemerintah daerah. Peringatan keras akan diberikan kepada usaha-usaha yang melanggar,” pungkasnya.
Bali bukan sekadar tempat bersenang-senang. Ada nilai, ada taksu, ada martabat yang harus dijaga. (wid)