Badung, (Metrobali.com)

 

 

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah merancang proses pemindahan pelabuhan perikanan di Benoa, Denpasar ke Pengambengan Jembrana. Saat ini

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono usai membuka pertemuan 1th Indonesia Tuna Conference dan 7th International Coastal Tuna Business Forum, Rabu (24/5/ 2023) di Kuta, Badung, Bali mengatakan, Pengambengan akan dibangun pelabuhan industri perikanan yang sangat modern dan yang paling bagus berupa ocean going.

“Kita sedang studi ke Australia untuk rencana pembangunannya. Studi dilakukan ke Australia karena disana Port atau Pelabuhannya itu langsung berhadapan dengan laut lepas,” kata Menteri Sakti.

Menurut Sakti jika nantinya di Pengambengan apabila mau ekspor melalui udara ke Bandara Ngurah Rai dekat, kemudian ke Surabaya juga dekat.

“Jadi tergantung mau lewat laut juga bisa langsung dari situ, ini harapannya kenapa di daerah Pengambengan itu menjadi sangat strategis,” imbuh Menteri Sakti.

Menurut Menteri Sakti, Provinsi Bali memang kecil tetapi memiliki potensi yang sangat besar.

Semua jenis ikan, kata dia terutama tuna sangat berpotensi karena nelayan Bali menangkap ikannya sampai ke lautan Hindia setiap hari ribuan kapal sampai ke baratnya Pulau Tazmania hingga sampai ke Madagaskar untuk menangkap bluefin tuna.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan pihaknya sangat mendukung inisiatif dan rencana Menteri KKP memindahkan pelabuhan perikanan Benoa ke Pengambengan.

“Benoa sedang dikembangkan dan saya kira sudah mendekati selesai menjadi pelabuhan untuk pendukung pariwisata yang terintegrasi dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai,” ungkap I Wayan Koster.

Hal ini, imbuh Koster untuk menjaga kenyamanan, keamanan serta kebersihan Benoa sebagai pendukung pariwisata di Bali.

“Dan itu harus bersih dan tidak bisa disatukan dengan pelabuhan perikanan,” ucap Gubernur Koster.

Sebagai Gubernur, Koster mengaku mendukung rencana tersebut dan sejauh ini tidak mengalami hambatan berarti yang berkaitan dengan proses pemindahan tersebut dan juga tidak ada kewenangan Pemerintah Provinsi secara regulatif yang diperlukan.

“Karena itu sebagai satu kebijakan segala yang diperlukan oleh Pak Menteri pasti akan saya dukung,” tandasnya.

Provinsi Bali walaupun dari segi wilayah sangat kecil akan tetapi memiliki potensi Kelautan dan Perikanan serta kedudukan yang sangat strategis bagi pembangunan Kelautan dan Perikanan Nasional, termasuk dalam hal perikanan tuna.

“Sebagaimana diketahui posisi Bali sangat strategis dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan di zona ekonomi eksklusif Indonesia dan peradang laut lepas. Bali berada di titik Tengah daerah penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia, posisi samudra Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara serta berkaitan dengan laut Arafura dan perairan laut lepas di samudra Hindia. Sehingga memang Bali sangat kaya dengan perikanan baik perikanan untuk sumber kehidupan maupun ikan hias,” papar Gubernur Koster.

Ia menambahkan dengan kedudukan ini Bali berkontribusi cukup besar bagi perikanan tangkap Indonesia khususnya perikanan tuna, tongkol dan cakalang.

Pewarta : Tri Prasetyo