Foto: Wakil Ketua DPRD Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry menghadiri undangan/oleman piodalan di Pure Desa Tegallenge, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng baru-baru ini.

Buleleng (Metrobali.com)-

Di balik keheningan desa-desa di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, ada suara yang menggema dari para petani yang merasakan dampak dari pendangkalan saluran irigasi. Di antara mereka, ada seorang tokoh senior dari Partai Golkar, Dr. Nyoman Sugawa Korry, yang mendengar langsung keluhan-keluhan ini saat menghadiri undangan piodalan di Pura Desa Tegallenge.

Sugawa Korry, yang dipandang sebagai harapan baru untuk maju sebagai Calon Bupati Buleleng dalam Pilkada 2024, menerima dengan hati terbuka aspirasi dari para klian subak. Mereka mengungkapkan kondisi irigasi yang semakin dangkal sejak tahun 2020, yang mempengaruhi subak-subak seperti Tegallenge, Kalisada, Banjar Asem, dan lainnya seluas 6 km. Pendangkalan ini telah menyebabkan sekitar 200 hektar sawah hanya bisa menghasilkan panen sekali setahun, padahal sebelumnya bisa dua hingga tiga kali.

“Pada tahun 2020, kami pernah menerima bantuan alat untuk pengerukan, tetapi pandemi Covid-19 menghentikan bantuan itu, dan hingga kini tidak ada tindak lanjut,” ungkap Klian Subak Tegallenge. Keluhan ini juga diamini oleh Klian Adat Tegallenge, yang merasakan dampak langsung pada 60 hektar sawah di subaknya.

Melihat penderitaan para petani yang menggantungkan hidup mereka pada lahan sawah, Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini mengajak Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali dan Balai Wilayah Sungai Bali (BWS) dalam mencari solusi konkret.

“Dalam waktu dekat, saya akan mengadakan kunjungan kerja dengan mengundang pihak-pihak terkait untuk segera menangani masalah ini,” ujar Sugawa Korry, yang berasal dari Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Sugawa Korry bukanlah orang asing dalam memberikan solusi nyata bagi masyarakat. Di masa lalu, ia telah terlibat dalam berbagai inisiatif, seperti penanganan banjir di Desa Tinge-Tinge, pembangunan kembali Pasar Seririt, dan pembangunan jembatan yang menghubungkan Pujungan dengan Desa Umejero. Ia juga berperan penting dalam pembangunan Monumen Perang Jagaraga dan SMKN 1 Banjar di Desa Gobleg.

Dengan tekad dan dedikasinya, Sugawa Korry berupaya mencarikan solusi bagi para petani di subak-subak Seririt. Di tengah ketidakpastian, harapan mereka kini terletak pada upaya nyata yang akan dilakukan oleh para pemimpin mereka. Seperti air yang mengalir di irigasi, semoga usaha ini dapat mengalirkan kembali kehidupan dan kesejahteraan bagi para petani di Seririt. (wid)