Anggota Biddokes Polda Bali Bripka I Made Rinjani dan Ipda Ifadloh Hidayati.

Denpasar (Metrobali.com)-

 

Tugas di medan perang sudah biasa. Tugas di luar negeri pun sudah biasa. Tapi tugas merawat pasien corona sungguh luar biasa. Itulah yang dirasakan anggota Biddokes Polda Bali Bripka I Made Rinjani dan Ipda Ifadloh Hidayati. Keduanya ditunjuk sebagai Tim Medis Polri gelombang 4 di RS Darurat Covid 19 di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. Mereka bertugas bersama 50 anggota Biddokes dari seluruh Indonesia selama 1,5 bulan. Bripka Rinjani dan Ipda Ifadloh berangkat 23 April lalu dan diperkirakan akan mengakhiri tugas pada awal Juni mendatang. Dihubungi via telpon Minggu (3/5) Bripka Rinjani yang juga tercatat sebagai perawat bagian Hiperbarik dan Rehabilitasi Narkoba RS Bhayangkara Polda Bali mengatakan sebagai anggota Polri selalu siap ditugaskan dimana saja. Termasuk saat ini ditugaskan sebagai Tim Medis Covid 19.

Meski memiliki resiko tinggi, namun personel asal Jembrana ini mengatakan tugas berat ini merupakan tantangan bagi dirinya. Meskipun sudah kenyang dengan penugasan di dalam dan luar negeri, namun menjadi tim medis percepatan penanganan Covid-19 ini merupakan pengalaman baru.
Bripka Rinjani tercatat beberapa kali ditugaskan dalam misi penting. Diantaranya menjadi FPU (Formed Police Unit) Unamid di Darfur, Sudan, tim Operasi Tinombala (2017) dan beberapa operasi lainnya. “Kami akan menjalani tugas sebaik-baiknya. Semoga wabah ini bisa cepat berlalu,” ujar Bripka Rinjani.
Diceritakannya, di awal penugasan dirinya dan personel lainnya mendapat pengarahan tentang virus corona dan penanganan yang akan dilakukan. Selanjutnya Bripka Rinjani mendapat mess di lantai 27 Wisma Atlet sebagai tempat tinggal selama penugasan. “Saat ini kami sudah mulai melakukan perawatan pasien corona. Ada ratusan pasien yang dirawat disini,” terangnya.
Setiap harinya, Bripka Rinjani mengaku menjalani protap ketat sebelum menangani pasien corona. Untuk pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) saja bisa menghabiskan waktu hingga dua jam. Hal yang sama juga dilakukan saat membuka APD. “Jika sudah mengenakan APD lengkap ini saya sudah tidak bisa lagi buang air kecil atw besar. Karena APD ini sekali pakai, kalau sudah dibuka tidak bisa digunakan lagi,” lanjut Bripka Rinjani yang mengaku bisa menggunakan APD ini hingga berhari-hari.
Meski dalam penanaganan pasien corona ini memiliki resiko tinggi tertular, namun Bripka Rinjani mengaku tetap menjalaninya dengan penuh tanggung jawab. Setiap harinya, Bripka Rinjani harus merawat puluhan pasien corona yang dutempatkan di dalam mess di Wisma Atlet. Ditanya apakah takut jika nantinya tertular, Bripka Rinjani mengatakan hal tersebut merupakan resiko dari profesinya. “Kami melakukan semuanya melalui protap yang sangat ketat, sehingga meminimalisir terjadinya penularan. Kami berharap tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan selalu dilindungi Ida Sang Hyang Widi Wasa, ” harapnya.
Penugasan sebagai Tim Medis Covid 19 ini memang berbeda jauh dengan tugasnya selama ini sebagai anggota Biddokes dan perawat di RS Bhayangkara Polda Bali. Bripka Rinjani selama ini lebih banyak menangani pasien rehabilitasi narkoba. “Ini menjadi tantangan dan pengalaman baru bagi saya,” pungkasnya.