Jakarta, (Metrobali.com)

Banjarmasin dan sekitarnya kini menjadi kota selanjutnya dalam program layanan Buy The Service (BTS) Teman Bus. Selain untuk mengurangi kemacetan khususnya di kawasan aglomerasi, program yang disubsidi oleh pemerintah ini juga memiliki tujuan menyejahterakan para pengemudi bus pada layanan tersebut.

“Menggunakan transportasi umum akan menjadi opsi pertama masyarakat kota yang semakin modern ini. Sistem Buy the Service yang dihadirkan di kota Banjarmasin juga diharapkan akan mendapatkan satu keistimewaan seperti dibuatnya jalur khusus,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi dalam webinar bertajuk “Program Teman Bus Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan di Kawasan Banjarbakula” yang digelar Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada Kamis (9/9).

Banjarbakula merupakan kawasan aglomerasi yang terdiri dari Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tanah Laut.

Layanan BTS di Banjarbakula akan tersedia sebanyak 77 unit bus yang akan melayani penumpang di 4 (empat) rute layanan dengan 195 titik halte atau bus stop. Keempat rute layanan BTS di Banjarbakula yaitu:
1. Terminal KM 17 – Terminal Simpang Empat,
2. Taman Siring KM 0 Banjarmasin – Terminal KM 17,
3. Terminal Handil Bakti – Terminal KM 6 – Simpang Empat Trans,
4. Terminal KM 17 Gambut Barakat – Simpang 3 Bentok.

Angkutan Massal Perkotaan merupakan public goods, sehingga Pemerintah menjadi penanggung risiko dalam penyediaannya. Program BTS dilakukan dengan membeli layanan (memberikan subsidi 100%) dari operator dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.

Dalam webinar tersebut, Dirjen Budi juga menyebutkan bahwa persiapan angkutan massal dilandasi dalam UU tahun 2009 tentang LLAJ pasal 158 yakni pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan, serta Peraturan Menteri No.9 Tahun 2020 tentang Pemberian Subsidi Angkutan Penumpang Umum Perkotaan.

Dirjen Budi menyatakan bahwa dalam program BTS ini terdapat 2 strategi yaitu push strategy dan pull strategy. “Ini dilakukan untuk mendorong masyarakat agar keluar dari zona nyaman mereka dari tidak menggunakan angkutan pribadi. Hal ini memangkas pengaturan ruang jalan, pengaturan ruang parkir, pengaturan waktu. Strategi yang kedua yaitu pull strategy, dilakukan untuk menarik masyarakat menggunakan bus. Dalam hal ini pemerintah harus menanggung resiko, serta pemerintah memberikan lisensi kepada operator dengan SPM dan mekanisme sanksi, dan memberikan prioritas kepada angkutan agar memiliki layanan yang terbaik,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Angkutan Jalan, Ahmad Yani memaparkan detil operasional layanan Teman Bus di Banjarbakula. “Perubahan mindset demi meningkatkan era lama menuju era baru ini merupakan intervensi dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, melihat antusiasme masyarakat yang tinggi di kota-kota sebelumnya sebanyak 6.231.839 penumpang,” tambah Yani.

Yani menjelaskan bahwa dalam penggunaannya nanti, sama seperti di kota-kota sebelumnya yaitu layanan BTS di Makassar yang menerapkan standar dan indikator dalam operasionalnya, mulai dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) hingga standar kendaraan yang harus selalu dalam kondisi prima.

Selaku perwakilan Gubernur Kalimantan Selatan telah hadir Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar serta Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina. Keduanya menyambut baik sekaligus berbangga atas layanan BTS Teman Bus yang akan melayani masyarakat Banjarbakula.(RP/HS/PTR/EI)

Sumber : Bagian Hukum Dan Humas Ditjen Perhubungan Darat
Editor : Sutiawan