Jakarta (Metrobali.com)-

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) meragukan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang karena alasan kemanusiaan mengizinkan masuknya kapal Vietnam untuk berlindung dari badai.

“Sulit dinalar jika alasan kemanusiaan yang digunakan,” kata Sekretaris Jenderal Kiara Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Jumat (19/12).

Menurut Halim, pertama Indonesia masih punya persoalan pengawasan dan penegakan hukum di laut, mulai dari tumpang tindih kebijakan sampai dengan kekuatan armada.

Selain itu, ujar dia, alasan kemanusiaan yang digunakan Menteri Kelautan dan Perikanan seharusnya tidak menghalangi kewajiban negara untuk memastikan bahwa praktek pencurian ikan tidak terjadi.

“Mestinya Menteri Kelautan dan Perikanan menggunakan alasan kemanusiaan untuk ratusan suku Bajo yang ditahan di Kalimantan, karena mereka memang hidup di laut,” kata Sekjen Kiara.

Ia berpendapat, seharusnya pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Vietnam di Jakarta meminta upaya ekstra pemulangan nelayan-nelayan asal Vietnam tersebut.

Hal tersebut, lanjutnya, karena tidak ada jaminan bahwa nelayan-nelayan dengan kapal Vietnam itu tidak melakukan praktek pencurian ikan di perairan Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengizinkan 1.928 kapal asal Vietnam yang berawak 13.399 orang memasuki kawasan perairan Indonesia tepatnya di sekitar Laut Natuna, Kepulauan Riau.

Hal itu dilakukan Susi setelah menerima surat resmi dari pemerintah Vietnam agar mengizinkan nelayan mereka masuk untuk mendapatkan perlindungan dari topan badai yang sedang menyerang perairan sekitar Vietnam.

Menteri Kelautan dan Perikanan mengizinkan hal tersebut dengan persyaratan bahwa mereka tidak menangkap ikan saat memasuki kawasan perairan Indonesia, serta mereka mendapatkan pengawalan ketat TNI AL serta hanya diizinkan masuk selama jangka waktu dua pekan.

Sebagaimana diberitakan, Lima pelaut Vietnam di satu angkutan tongkang yang memuat lebih dari 1.300 ton tiang pancang beton hilang di Provinsi Bac Lieu Vietnam selatan, kemungkinan karena cuaca buruk dengan angin kencang, media lokal melaporkan Selasa.

Menurut media daring lokal asal Vitenam, VNExpress, tongkang, dengan kode DN 0906, milik Perusahaan Thuong Hai yang berkantor pusat di Kota Bien Hoa, selatan Provinsi Dong Nai itu, dilaporkan ke perusahaannya yang sedang terjebak dalam kawanan karang dan tak lama setelah itu hilang kontak pada sekitar pukul 11.00 waktu setempat, Sabtu (13/12).

Tongkang tersebut sedang dalam perjalanan dari Ho Chi Minh selatan ke Provinsi Bac Lieu, membawa bersama hampir 1.300 ton tumpukan beton dan lima pelaut di kapal itu.

Berdasarkan kontak terakhir mereka para pelaut dan perusahaan mereka, tongkang itu terletak di sekitar 13 km dari muara Sungai Tranh De River dan muara Dinh An, yang berdekatan dengan Provinsi Tra Vinh selatan dan Soc Trang, di mana ada angin kencang.

Kapal penyelamat terus berpatroli di sekitar muara Dinh An di Provinsi Bac Lieu untuk mencari pelaut dan tongkang yang hilang itu. AN-MB