Foto: SMP/SMA/SMK Ngurah Rai Kerobokan “Reborn” Hadir untuk Kualitas dengan wajah baru dan penerapan teknologi terkini mendukung pembelajaran.

Badung (Metrobali.com)-

Tokoh pendidikan Bali yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Ngurah Rai (YPNR), Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) berharap pemerintah daerah baik pemerintah provinsi/kabupaten/kota khususnya di Kabupaten Badung, lebih memberdayakan peran sekolah swasta untuk ikut membangun pendidikan.

“Sekolah swasta harus diberdayakan, jangan dibinasakan dengan cara sekolah negeri memaksakan menerima siswa melebihi jumlah siswa dalam rombel (rombongan belajar),” kata Amatra yang akrab disapa Gus Adhi ditemui di Sekolah Ngurah Rai, Senin (17/5/2021).

Gus Adhi yang juga Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini menegaskan dikotomi antara sekolah negeri dan sekolah swasta harus dihapus, dan diberi porsi yang seimbang. Sekolah swasta menurut Gus Adhi harus dibina dan dirangkul bersama-sama memajukan pendidikan.

“Terutama saat penerimaan siswa baru, sekolah swasta juga diberi kuota sesuai kelas yang ada sehingga sekolah swasta di Badung bisa tetap eksis untuk mengabdikan diri ikut mencerdaskan anak bangsa,” harap politisi Golkar asal Kerobokan yang bertugas di Komisi II DPR RI ini.

Anggota DPR RI dua periode ini menegaskan kehadiran sekolah swasta mitra kerja pemerintah. Sekolah swasta adalah cikal bakal pendidikan sebelum adanya sekolah negeri. “Jadi penting agar sekolah swasta ini tetap hidup dan sekolah negeri harus mengacu pada aturan, rombel kelas tidak boleh lebih dari 32 orang,” tegas wakil rakyat yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini.

Sementara itu di masa kepemimpinan Gus Adhi nama “Ngurah Rai Reborn” yang dipilih sebagai semboyan baru sebagai langkah progresif pengabdian Yayasan Ngurah Pendidikan Rai di dunia pendidikan kontemporer. Yayasan Pendidikan Ngurah Rai terlahir kembali untuk menjawab tantangan zaman dalam merespon dinamika perkembangan dan perubahan lingkungan strategis yang sangat masif untuk terus aktif mengisi pembangunan di era revolusi 5.0.

Yayasan Pendidikan Ngurah Rai menambah satu unit sekolah lagi yakni SMK Ngurah Rai dengan SMK Perhotelan dan tata Boga serta SMK Pertanian dengan infrastruktur pendukung yang memadai, dan didukung sarana prasarana serta SDM yang mumpuni. Yayasan Pendidikan Ngurah Rai tampil di era modernitas dengan menyediakan fasilitas belajar dan interaksi insan akademis menyesuaikan kondisi sulit pandemi Covid-19 saat ini. Beberapa perubahan diantaranya merubah setting ruang kelas dengan jumlah maksimal rombel 30 (tiga puluh) orang siswa per kelas dengan sistem duduk satu bangku satu siswa. “Sekolah Ngurah Rai telah hadirkan ruang kelas maksimal 30 siswa tiap rombel dan satu bangku satu siswa melihat kondisi pandemi,” ungkap Gus Adhi.

Sekolah Ngurah Rai juga dilengkapi dengan adanya ruang perpustakaan modern yang nyaman dengan buku-buku yang cukup lengkap serta berbagai renovasi sebagai upaya pembaharuan lainnya. Semua Sekolah Ngurah Rai yang sebelumnya bernaung di bawah atap Yayasan Pendidikan Ngurah Rai telah bertransformasi dengan wujud baru yang lebih menarik serta sistem pengelolaan yang lebih akuntabel dan transparan serta melibatkan para pihak dalam pengembangannya, melalui manajemen baru Yayasan Adhyatma Maju Prakasa (yayasan AMP).

Harapan untuk mewujudkan generasi terdidik dan berdaya saing dapat segera direalisasikan melalui pendidikan bermutu dengan mengutamakan prinsip sekolah sehat dan riang gembira. Dengan demikian, Sekolah Ngurah Rai turut andil dalam mengakselerasi pencapaian salah satu tujuan nasional, sebagaimana amanah konstitusi alinea terakhir yaitu mencerdaskan bangsa.

Sebagaimana cita-cita luhur I Gusti Ketut Adhiputra yang mempercayai bahwa pendidikan dan peningkatan kualitas SDM adalah jalan pintas menuju kemajuan peradaban dan modernitas sebagaimana impian bersama. Maka Ngurah Rai Reborn hadir untuk kualitas. (wid)