Tabanan, (Metrobali.com)

Kebaya sebagai balutan pakaian khas nusantara dan juga warisan budaya Indonesia sudah sepatutnya dilestarikan penggunaannya. Sebagai Ketua TP PKK Tabanan sekaligus Ketua Dekranasda Kabupaten Tabanan, Rai Wahyuni Sanjaya, S.H.,M.M sangat mendukung kegiatan Parade Kebaya Nusantara 2022, yang dihadirinya di Puri Agung Tabanan, dengan melibatkan ratusan Wanita Bali, Sabtu (17/9).

 

Parade Kebaya ini sebagai salah satu upaya, dalam rangkaian dukungan untuk menetapkan Hari Kebaya Nasional, dan juga Penetapkan Kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda sekaligus Pengusulan Kebaya Sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO. Kegiatan ini tentunya juga mendapat dukungan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Bintang Puspayoga yang saat itu hadir.

 

Kala itu sekaligus mendampingi Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E.,M.M, selaku tuan rumah di Tabanan, juga Ida Cokorda Anglurah Tabanan selaku tuan rumah Puri Agung Tabanan, Rai Wahyuni sekaligus menyambut Staff Khusus Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Anggota Komisi IX DPR RI, dan turut juga menghadiri Sekda Tabanan, Para Asisten, Para Kepala  OPD di Lingkungan Pemkab Tabanan, dan juga komunitas-komunitas dan peserta yang mengikuti parade. 

 

Ketua TP PKK Tabanan, Rai Wahyuni, kala itu menggerakkan 700 peserta yang terdiri dari 500 orang PKK Se-Kecamatan Tabanan dan diikuti oleh 200 peserta perwakilan kampus, sekolah dan dari komunitas. Pentingnya kegiatan ini khususnya bagi perempuan, sebab kebaya tak hanya sebatas menjadi pakaian, tapi juga jati diri perempuan Indonesia dan Bali khususnya. Terutama penggunaannya sudah tidak asing lagi dan telah menjadi bagian dari gaya hidup (lifestyle) Wanita di Bali di setiap kegiatan, baik kegiatan keagamaan, seni maupun budaya.

 

Tabanan sebagai lokasi terpilih di Bali, setelah sebelumnya parade Budaya ini dilakukan di 5 lokasi berbeda di Indonesia, yakni Solo, Semarang, Samarinda, Jakarta dan Medan. Sedemikian halnya, pelestarian Kebaya ini dapat terus dibumikan di seantero nusantara, Misi dalam menjadikan hari Nasional Kebaya Menuju UNESCO ini kemudian menjadi tantangan bersama. 

 

Pelestarian kebaya ini diyakini tak hanya mampu membumikan busana dan budaya tradisional Indonesia, namun juga mampu memajukan perekonomian Indonesia melalui UMKM pengrajin Kebaya beserta perlengkapannya. Hal tersebut tentunya bersinergi dengan pemberdayaan perekonomian perempuan dalam perjalanannya. Dijelaskan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga, parade Budaya Nusantara yang dilaksanakan di Bali sangatlah spesial, berkaitan dengan tempat, merupakan suatu kesatuan. 

 

“Harapan kami, melalui roadshow parade nusantara, tantangan kedepan ialah bagaimana kita membumikan kebaya ini di daerah-daerah lainnya, dan bicara budaya tidak hanya pelestariannya saja, tapi menggeliatkan perekonomian, ini sama halnya dengan memberdayakan ekonomi perempuan” Ujar Bintang. Pihaknya meyakini jika perempuan sudah berdaya secara ekonomi, maka akan mampu menyelesaikan isu-isu lainnya. Terutama jika penggunaan kebaya ini bisa saling bersinergi dengan bangkitnya UMKM di Indonesia. 

 

Pihaknya menjelaskan, UMKM sangatlah didukung dengan pelestarian kebaya, karena 65 juta UMKM di Indonesia, 64 jutanya adalah usaha mikro dan dari sana, 60%-nya dikelola dan dimiliki oleh perempuan. “Kalau penggunaan kebaya bergeliat, berarti berarti pemberdayaan perekonomian perempuan juga bergeliat” pesannya lebih lanjut. 

 

Rai Wahyuni Sanjaya tentunya sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan kebudayaan ini. Terutama yang mengedepankan peran perempuan dalam pembangunan dan pelestarian adat dan budaya. “Kami sangat berbangga dengan acara ini, dan kami harap dengan adanya parade kebaya seperti ini, bisa mampu menjadi produk budaya yang nantinya diakui oleh UNESCO, sehingga juga mendapat pengakuan dari Dunia bahwa kebaya merupakan produk budaya Indonesia” Paparnya. 

 

Pihaknya menyatakan, pentingnya pelestarian ini agar kebaya nantinya tidak diklaim oleh negara lain sebagai produk budaya asing “Banggalah dengan produk budaya asli Indonesia, terutama perempuan agar semakin bangga menggunakan Kebaya, tidak hanya pada acara keagamaan saja, tapi kebaya juga bisa digunakan untuk semua kegiatan” Imbuhnya. Pihaknya juga memandang penting kemajuan UMKM di Tabanan yang berkaitan dengan Budaya Kebaya ini, dan selaku Ketua Dekranasda menyatakan siap mendukung kebangkitan UMKM di Tabanan dalam pelestarian adat dan budaya. 

 

Komitmennya tersebut diwujudkan dengan menandatangani Draft Perjanjian yang berisi Penetapan Hari Kebaya Nasional, Penetapan Kebaya Sebagai Warisan Budaya Tak Benda dan Pengusulan Kebaya sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO yang dilakukan oleh Bupati Tabanan, diikuti oleh Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Sekda, Pimpinan LKP Agung beserta komunitas terkait. 
Sumber : Humas Tabanan
Editor : Sutiawan