Foto: Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) I Bali Nengah Yasa Adi Susanto, S.H.,M.H., yang akrab disapa Bro Adi.

Denpasar (Metrobali.com)-

Calon presiden (capres) nomor urut tiga yang diusung PDI Perjuangan yakni Ganjar Pranowo dinilai lagi-lagi membuat blunder dengan pernyataan dan kritik yang membabi buta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ibarat dalam permainan sepak bola, Ganjar dinilai sedang melakukan gol bunuh diri imbas dari penyataannya.

Pasalnya mantan Gubernur Jawa Tengah itu menyebut penegakan hukum pada era Presiden Jokowi jeblok hingga hanya memberi skor lima alias dapat rapor merah. Padahal faktanya, calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar adalah Mahfud MD yang saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menko Polhukam RI) yang dinilai paling bertanggung jawab atas koordinasi penegakan hukum di tanah air.

“Kalau menurut saya, Ganjar ini sama dengan membuat goal bunuh diri. Kenapa begitu? Karena kalau di mau menjatuhkan Pak Jokowi sebagai Presiden, faktanya Menkopolhukamnya Pak Mahfud sebagai calon presidennya Ganjar. Jadi seharusnya statement itu tidak perlu dikeluarkan,” kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) I Bali Nengah Yasa Adi Susanto, S.H.,M.H., yang akrab disapa Bro Adi saat dihubungi Selasa 21 November 2023.

Lebih lanjut Bro Adi mengatakan kalaupun Ganjar tidak suka pada pemerintahan Presiden Jokowi dan ingin mendapatkan simpati dari masyarakat, ya sebainya carilah isu-isu yang lain yang lebih bagus dan tidak dengan melakukan serangan secara membabi buta kepada pemerintahan Presiden Jokowi.

Karena pemerintahan sekarang masih kebanyakan diisi orang-orang PDIP Perjuangan, menteri-menteri dari PDI Perjuangan juga masih berada di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi, mereka belum mundur dari pemerintahan. Termasuk dua menteri dari kubu Ganjar yang bertugas terkait penegakan hukum dan HAM yakni Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly yang merupakan kader PDI Perjuangan serta Mahfud MD sebagai Menko Polhukam yang kini juga menjadi cawapresnya Ganjar.

“Dan mereka sudah 2 periode bersama Jokowi dan sekarang meskipun berbeda pilihan (di Pilpres 2024) tapi mereka tetap masih berada di pemerintahan. Artinya mereka itu bukan menjadi oposisi tapi masih menjadi mitra kerja pemerintah. Nah sangat disayangkan statement Ganjar ini bisa keluar,” kata Bro Adi yang juga akrab disapa Jro Ong ini.

“Artinya kalau dia mengatakan rapor merah, nilainya 5 untuk penegakan hukum artinya Ganjar ini tidak cermat memilih calon wakil presidennya. Kenapa dia memilih Pak Mahfud MD yang notebene adalah Menkopolhukam yang bertanggung jawab terhadap penegakan hukum, semua di bahwa kendali koordinasi Menkopolhukam, ketika ada pelanggaran HAM, penegakan hukum yang tidak sesuai itu kan terkait dengan Menkopolhukam,” beber Bro Adi yang juga seorang advokat itu.

“Kalau kita bicara pelanggaran HAM ada Kementerian Hukum dan HAM di bawah Menteri Yasonna Laoly yang merupakan kader PDI Perjuangan. Itu juga harus jadi konsern kita. Kenapa Ganjar mau mendapatkan simpati masyarakat harus mengkritisi membabi buta,” sambung Bro Adi yang juga caleg PSI yang maju tarung ke DPRD Bali dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Denpasar pada Pileg 2024 mendatang.

Bro Adi menilai pernyataan Ganjar yang mengkritik penegakan hukum pada era Presiden Jokowi jeblok hingga hanya memberi skor lima alias dapat rapor merah artinya seperti mencoreng dan menampar muka cawapresnya sendiri yakni Mahfud MD sebagai Menkopolhukam dan juga menjatuhkan partainya sendirinya yakni PDI Perjuangan yang masih berada di pemerintahan Presiden Jokowi dan Menkumham-nya dari PDI Perjuangan.

“Artinya tidak paslah Ganjar mengkritisi cawapresnya sendiri. Kelihatan sekali dia tidak nge-tune dengan calon wakilnya. Mungkin tidak ada pembicaraan sebelumnya, atau mungkin di terjebak dengan narasi orang yang bertanya dan dia langsung keceplosan,” ujar politisi PSI asal Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem itu.

“Jadi kita harus realistislah. Apa yang dicapai pemerintahan Pak Jokowi selama ini sudah sangat baik. Kalau ada sisi kurangnya wajar, tentu manusia tidak ada yang sempurna. Tapi jangan langsung menjatuhkan seperti itu dengan memberikan nilai 5. Artinya dia mencoreng pemerintahannya sendiri karena PDI Perjuangan kan masih di dalam kabinet,” pungkas Bro Adi. (wid)