Denpasar (Metrobali.com)-
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik menegaskan, tidak bisa menetapkan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) untuk menjadi peserta Pemilu 2014. Husni menolak putusan sidang ajudikasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang telah memenangkan PKPI.

“Jika dilihat berdasarkan kewenangan Badan Pengawas Pemilu dan pemenuhan persyaratan PKPI sebagai peserta pemilu, tetap tidak bisa,” ujarnya, di sela-sela acara sosialisasi Pilgub Bali di Gedung Wiswasabha Utama Kantor Gubernur Bali di Denpasar, Jumat 15 Februari 2013.

Menurut dia, persyaratan utama yang tidak dipenuhi PKPI menyangkut keterwakilan perempuan dan keanggotaan. “Kami bukan tanpa pertimbangan menolak, tetapi bagaimanapun harus berpegangan pada UU Nomor 8 tahun 2012, terutama pasal 8 yang menyebutkan persyaratan dihitung secara akumulatif. Satu saja tidak terpenuhi atau satu provinsi tidak lolos, maka tidak lolos,” ucap Husni.

Husni mengaku sudah menghitung proporsionalitas kewenangan Bawaslu. Dari pemahamannya, keputusan tersebut tidak bersifat final dan mengikat, sebab Bawaslu lebih pada menjalankan fungsi mediasi. “Kecuali nanti pengadilan keputusannya sudah incracht dan ternyata menyatakan tidak hanya PKPI, tetapi ada partai lain peserta pemilu, ya kami akan masukkan sebagai peserta pemilu,” ujarnya.

KPU, kata Husni, siap mengeksekusi sesuai dengan keputusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN). Namun ia berharap agar jangan sampai diputuskan setelah pemungutan suara. Ia juga menyampaikan, dari 24 parpol yang dinyatakan KPU tidak memenuhi persyaratan sebagai peserta pemilu, ada 17 parpol yang mendaftar pengaduan ke Bawaslu.

Hanya saja, satu di antaranya tidak menindaklanjuti. “Kami tidak tahu apakah dari 16 parpol itu semuanya mendaftarkan gugatan ke PTTUN atau tidak,” ungkap Husni.

Sementara itu, ngototnya KPU menolak putusan Bawaslu ini membuat kader PKPI Bali resah. “Kami tidak tahu lagi harus berbuat apa. Kami dilanda kebingungan, dan berharap akan ada ketegasan tentang posisi partai kami ke depan,” tutur Ketua DPP PKPI Bali Kadek Nuartana.

Yang paling dikhawatirkan Nuartana adalah kehilangan banyak kader akibat posisi partai seperti ini. “Bagaimana kami yakinkan kader supaya mereka bertahan. Ini pekerjaan sulit. Apalagi pemilu sudah di depan mata,” imbuh anggota Komisi I DPRD Bali itu. BOB-MB