Foto: Ketua DPW PSI Provinsi Bali Bro Nengah Yasa Adi Susanto.

Denpasar (Metrobali.com)-

Mundurnya sejumlah elite kader-kader muda PSI di DPP PSI dan di DPW PSI Jakarta, tampaknya tidak berpengaruh kepada eksistensi PSI dan citra PSI sebagai partai yang lekat dengan anak muda, partai yang idealis serta memegang teguh DNA perjuangan PSI yakni anti korupsi dan anti intoleransi.

Anak-anak muda yang idealis dan tidak pragmatis diyakini akan tetap setia dan betah berjuang bersama PSI. “Kami sangat terbuka seperti tagline PSI yakni terbuka dan progresif. Sehingga kami yakin PSI tetap on the track, tidak ada masalah. Jadi anak-anak muda yang progresif, idealis dan tidak pragmatis akan tetap berada di barisan perjuangan PSI,” kata Ketua DPW PSI Provinsi Bali Bro Nengah Yasa Adi Susanto saat ditanya pandangannya terkait mundurnya sejumlah kader PSI.

Bro Adi menegaskan mundurnya segelintir kader PSI di DPP PSI dan di DPW PSI Jakarta tidak berpengaruh besar bagi PSI secara nasional apalagi di Bali. Dia menyebut kader yang mundur dari PSI sepertinya sudah tidak sejalan dengan DNA perjuangan PSI.

“Kalau yang mundur di luar Bali memang DNA-nya sudah tidak cocok dengan DNA PSI. Tentu nanti akan terjadi seleksi alam. Bagi yang tidak cocok dengan perjuangan di PSI sudah pasti mereka tidak akan bertahan lama. Yang bertahan ini adalah yang DNAnya masih seperti PSI, tidak ada perubahan,” ujar politisi PSI asal Desa Bugbug, Karangasem itu.

“Orang yang sudah mundur itu, apalagi dia mendukung paslon lain nanti atau pindah partai karena memang DNA-nya dia tidak cocok sehingga memang harus mundur. Kalau mereka tidak mundur mungkin mereka tidak akan tenang seperti arwah gentayangan,” sambung Bro Adi.

Dia menegaskan DNA perjuangan PSI sejak awal anti korupsi dan anti intoleransi dengan trilogi identitas PSI yakni menebar kebajikan, merawat keragaman dan meneguhkan solidaritas hinggga saat ini tidak berubah dan tidak bergeser sedikitpun.

“Jadi kalau ada yang mengatakan PSI berubah itu adalah orang-orang yang menggunakannya untuk alasan pembenar saja. Jadi kami di Bali dan di Indonesia secara keseluruhan solid. Yang mundur itu hanya segelintir orang, nol koma nol sekian persen kalau saya bilang,” tegas Bro Adi.

Dirinya juga yakin mundurnya segelintir kader PSI juga tidak akan mempengaruhi citra PSI di publik dan citra PSI di kalangan anak muda. “Tidak terpengaruh. Karena justru mereka anak-anak muda yang pragmatis justru tidak akan betah dan tidak akan kuat bertahan di PSI. Karena kami di PSI konsisten memperjuangkan nilai-nilai anti korupsi dan anti intoleransi. Kalau mereka idealis, tidak pragmatis saya yakin mereka akan tetap bertahan berjuang bersama PSI,” urai Bro Adi.

“Sekarang partai mana yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai tersebut (anti korupsi dan anti intoleransi), silahkan saja masyarakat yang menilai. Partai mana yang memberikan ruang besar ter buka kepada kader dan pengurusnya, misalnya ketika ingin mencalonkan seseorang sebagai calon bupati, calon gubernur, calon anggota legislatif serta tanpa mahar dan sebagainya,” papar Bro Adi lebih lanjut.

Anak-anak muda di PSI diyakini akan bertahan jika mereka tetap berpegang teguh dengan nilai-nilai yang perjuangkan PSI. “Kalau tidak ada nilai yang diperjuangkan saya yakin mereka akan menerima tawaran-tawaran partai lain yang menggiurkan,” pungkas Bro Adi. (wid)