emrus sihombing

Jakarta (Metrobali.com)-

Ketua DPR yang akan datang diharapkan bersih dari tindak pidana korupsi karena bila lembaga legislasi dipimpin oleh orang yang masuk dalam jejaring koruptor, maka dapat mendelegitimasi lembaga tersebut.

Pengamat politik dari Emrus Corner, Emrus Sihombing, di Jakarta, Minggu (24/8), mengatakan sangat tidak pantas para wakil rakyat dipimpin oleh orang yang nyata-nyata memiliki banyak kasus korupsi.

Saat ini sejumlah kader Golkar ramai memperebutkan kursi pimpinan DPR.

“Hal itu wajar saja, yang jelas, jangan sampai mereka yang pernah dicurigai, apalagi benar terlibat korupsi, memimpin DPR,” paparnya.

Nama Bendahara Umum Golkar Setya Novanto belakangan ini marak dikabarkan masuk dalam bursa ketua DPR dari Golkar. Namun, dirinya berharap Golkar meninjau ulang.

“Jika Golkar ingin lebih baik ke depan, lebih baik cari kader lain yang juga punya loyalitas tinggi ke Golkar,” kata Emrus.

Selain Setya Novanto, terdapat kader Golkar yang juga berpeluang kuat jadi Ketua DPR seperti Wakil Ketua Umum Fadel Muhammad, Ketua DPP Rambe Kamarulzaman, serta Airlangga Hartarto, Mahyudin, Agun Gunanjar Sudarsa, dan Ade Komarudin.

Nama Setya Novanto kerap disebut dalam sejumlah kasus suap dan korupsi. Sebut saja kasus suap anggaran PON 2012 di Riau. Menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR, Setya diduga sebagai orang yang mempunyai peran penting dalam mengatur aliran dana ke anggota komisi olahraga DPR untuk memuluskan pencairan anggaran PON di APBN.

Tak hanya itu, Setya juga disebut dalam kisruh tender KTP elektronik (e-KTP), namun Setya Novanto kerap membantah terlibat perkara tersebut. AN-MB