pemakaman bayi di jalur gaza

Kota Gaza (Metrobali.com)-

Rasa terkejut dan kesedihan, Selasa (18/2), menyelimuti pemakaman bayi lelaki, yang terbakar hingga tewas pada Senin malam –dalam kebakaran yang melahap satu ruang kelas di gedung sekolah yang menampung ratusan pengungsi Palestina di Jalur Gaza.

Mayat bayi yang terbakar dan berusia sembilan bulan, Izedin Al-Kafarana, dimakamkan di pemakaman di Kota Beit Hanoun di bagian utara Jalur Gaza, di tengah kemarahan luas di kalangan orang yang berduka. Mereka meneriakkan kata-kata yang menentang penundaan proses pembangunan kembali di Jalur Gaza.

Pada 8 Juli, Israel melancarkan agresi darat dan udara berskala besar terhadap Jalur Gaza selama 50 hari. Agresi tersebut, yang menewaskan 2.200 orang Palestina, juga mengkehancurkan banyak rumah, prasarana, industri dan pertanian.

Pada 12 Oktober, donor Arab dan internasional –yang bertemu di Ibu Kota Mesir, Kairo, selama dua hari, menjanjikan 5,4 miliar dolar AS bagi pembangunan kembali apa yang telah hancur di daerah kantung miskin Palestina tersebut akibat gempuran militer Israel. Ribuan keluarga masih menjadi pengungsi setelah mereka kehilangan rumah mereka –yang hancur sama sekali.

Keluarga bayi lelaki itu adalah keluarga yang telah kehilangan rumah mereka di Beit Hanoun, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Keluarga tersebut, termasuk orang tua bayi lelaki itu, telah tinggal di salah satu ruang sekolah tersebut –yang dioperasikan oleh Badan Pekerjaan dan Pertolongan PBB (UNRWA). Gedung sekolah itu digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi Palestina yang kehilangan tempat tinggal.

Penyelidikan keamanan memperlihatkan bahwa api berkobar di ruang kelas tersebut, tempat bayi itu dan keluarganya tinggal, “terjadi akibat korsleting listring. Hari berikutnya, tembok ruang kelas tersebut kelihatan hitam, sedangkan furnitur sederhana keluarga itu musnah sama sekali dilahap api.

Beberapa saksi mata yang tinggal di gedung sekolah tersebut serta para pejabat mengatakan keluarga bayi lelaki itu terdiri atas 16 orang, yang mencakup saudara-saudari dan orang tua bayi tersebut. Saudara dan orang tua bayi itu juga cedera.

Nader, saudara sepupu bayi tersebut, mengatakan kepada Xinhua anggota semua anggota keluarga bayi itu terkejut akibat kebakaran yang terjadi secara mendadak dan melahap ruang kelas tersebut. Ia mengatakan, “Kami segera berusaha memadamkan api dan kami nyaris tak bisa menyelamatkan orang tua kami, dan dua anak kecil yang menderita luka ringan.” “Bayi itu berada di ranjangnya dan segera setelah kami menyelamatkan nyawa anggota keluarga yang lain, kami kembali tapi mendapai bayi lelaki tersebut sudah terbakar hingga meninggal,” kata Nader dengan berlinang air mata.

Ia menyalahkan penghuni lain yang berada di gedung sekolah itu ketika peristiwa tersebut terjadi dan bagaimana mereka gagal menyelamatkan nyawa bayi lelaki itu.

Ayah bayi tersebut membawa jenazah putranya ke pemakaman dan air mata mengalir di wajahnya. AN-MB