Denpasar (Metrobali.com)-

Awal tahun 2020 menjadi spesial sekaligus mendebarkan bagi Nyonya Ayu, penyanyi solo asal Denpasar ini merelease single anyar bertajuk Cerita 24 Jam. Nyonya Ayu ialah proyek individu dari Ayu Febra Nurmayani yang sebelumnya dikenal sebagai penyanyi pop, jazz dan pemusikalisasi puisi. Dalam Cerita 24 Jam Nyonya Ayu yang biasa dipanggil Eba mencoba musik bernuansa vintage yang jarang digali oleh musisi solo di Bali. Hal ini pula menjadi tantangan yang besar baginya untuk merebranding ulang dirinya di kancah dunia tarik suara di Bali.

“Dulu aku dikenal dengan beberapa lagu pop, sekarang (tahun 2020) harus rebranding diri lagi, tantangan yang berat sih emang, tapi harus dicoba” kata Eba saat ditemui di sebuah kedai kopi di Denpasar.

Single anyar Nyonya Ayu ini diciptakan oleh Sinjang Poer dengan lirik puitis, melankolis dan mudah dipahami. Sinjang berusaha untuk menangkap momen-momen yang dekat dalam laku sehari-hari kemudian membentangkannya dalam metafor-metafor sederhana namun tetap indah sebagai imaji bagi pendengarnya.

Hal ini pun diakui oleh Nyonya Ayu yang lahir di Denpasar, 22 Februari 1989 bahwa Cerita 24 Jam merupakan refleksi kita sebagai manusia dalam memaknai waktu yang tak pernah berhenti. Manusia – manusia terlalu sibuk atas dirinya, pekerjaan yang tidak kunjung selesai, kemudian melewati waktu begitu saja, tanpa sadar, tanpa merenungi hari, esoknya pun berjalan dengan sama. Berulang

“Cerita 24 Jam tentang keseharian, hal-hal kecil yang terlewat, liriknya pun tidak susah dengan makna yang berkulit-kulit. Jadi waktu dengar pasti langsung paham,” ujar Nyonya Ayu yang mulai menyanyi sejak tahun 2004 ini.

Keputusan menggunakan nama baru Nyonya Ayu juga menjadi penting di tahun 2020, bagi Eba selayaknya hidup ada jenjang yang harus ditempuh dan dinikmati. Jenjang muda yang senang-senang sudah dilalui Eba lewat suara emasnya bernyanyi di berbagai tempat, baik acara formal maupun non formal. Sekarang beranjak dewasa Eba ingin lebih matang menjejakkan kaki di dunia musik khususnya di Bali.

“Karya-karya sebagai Nyonya Ayu aku rasa lebih matang baik dari proses, materi serta aku sebagai penyanyi. Di Denpasar aliran vintage memang banyak tapi sebagai fashion style mungkin lagu-laguku nanti sebagai pelengkapnya. Nuansa vintage selalu mengajak kita membuka dan mengingat memori, aku merasa vintage itu everlasting dan unik” sambung Eba yang menyukai lagu-lagu Payung Teduh dan Kunto Aji ini.

Nyonya Ayu berharap selain lagu-lagunya didengar banyak orang, lagu-lagu itu bisa mencapai tujuan yang ia sematkan sedari awal pembuatan yakni ke dunia soundtrack film, arah muara seluruh lagunya yang nanti terkmaktub dalam album Genetik tahun 2020. Seperti potongan lirik Cerita 24 Jam yang selalu ada ruang tuju dan harapan pada setiap anak rohaninya

…berharap di langit ada cinta yang bersih
yang melahirkan senja berwajah cantik

Cerita 24 Jam dapat dinikmati di kanal youtube Eba Ayu , serta dapat mencari segala informasi di media sosial Instagram ebaayu. Selamat menikmati semoga dendang nada-nadanya membasuh ingatan masa lalu yang mengakar pada diri kita masing-masing. (RED)