Foto: Penandatanganan MoU antara Yayasan Ratyni Gorda dengan Yayasan pada Sabtu, 1 April 2023 yang dilanjutkan dengan seminar nasional secara online dan offline yang bertajuk “Welness Business 5.0.”

Denpasar (Metrobali.com)-

Yayasan Ratyni Gorda atau YRG yang mengelola kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Singaraja menandatangani MoU dengan Yayasan Tarumanagara yang mengelola Universitas Tarumanagara pada Sabtu, 1 April 2023 yang dilanjutkan dengan seminar nasional secara online dan offline yang bertajuk “Welness Business 5.0.”

Hadir secara langsung dalam penandatanganan MoU ini Sekretaris Yayasan Ratyni Gorda Dr. Anak Agung Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda S.H., M.M.,M.H., mewakili Ketua Yayasan Ratyni Gorda Dr. Anak Agung Ngurah Oka Suryadinatha Gorda S.E.,M.M., didampingi Bendahara Yayasan Ratyni Gorda Dr. Anak Agung Ayu Ngurah Tini Rusmini Gorda S.H., M.M.,M.H, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani S.E.,M.M. Dari pihak Yayasan Tarumanagara hadir langsung Sekretaris Yayasan Tarumanagara Vedrych Junaydy Kusnanto S.KOM., M.M., mewakili Ketua Yayasan Tarumanagara Assoc. Prof. Ariawan Gunadi S.H., M.H., yang memberikan sambutan lewat video.

MoU kedua yayasan ini menyangkut kerjasama di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi baik pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang melibatkan kedua kampus yakni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma dan Universitas Tarumanagara.

Sementara Seminar Nasional “Welness Business 5.0” menghadirkan keynote speaker Ketua Yayasan Tarumanagara Profesor Ariawan Gunadi yang memberikan materi lewat video. Dua pembicara lainnya yakni Dr. Hadi Cahyadi S.E.,M.B.A.,MCL., dari Universitas Tarumanagara dan Dr. Astri Ayu Purwati B.SC.,M.SC., dari Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia. Seminar menghadirkan dua orang panelis yakni Dr. IGM Dharma Hartawan S.E.,M.M., dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma dan Komang Gita Krishna Murti S.E.,M.M., kandidat doktor Ilmu Manajemen Universitas Pendidikan Nasional Denpasar.

Sekretaris Yayasan Ratyni Gorda Dr. Anak Agung Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda S.H., M.M.,M.H., mengatakan pihaknya berharap pasca penandatanganan MOU ini terjadi implementasi kerjasama pada Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga apa yang diinginkan oleh kedua belah pihak untuk meningkatkan kualitas SDM, kualitas mahasiswa bisa tercapai.

“Dengan MoU ini kami harapkan terus bisa berkolaborasi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dan Implementasi dari kerjasama ini salah satunya diwujudkan melalui seminar Wellness Business 5.0 ini,” ungkap Sri Rahayu Gorda.

Ketua Yayasan Tarumanagara Assoc. Prof. Ariawan Gunadi S.H., M.H.,yang memberikan sambutan lewat video menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan penandatanganan MoU ini. “Sehingga kita bisa saling mendukung antara Yayasan Tarumanagara dengan Yayasan Ratyni Gorda yang juga memiliki kampus-kampus atau sekolah-sekolah yang mendukung dan mencerdaskan bangsa lewat pendidikan dan keilmuan,” katanya lantas juga memuji Yayasan Ratyni Gorda yang didirikan oleh pendiri dengan integritas yang sangat luar biasa dan bisa diteruskan hingga saat ini.

Sementara itu, Sekretaris Yayasan Tarumanagara Vedrych Junaydy Kusnanto S.KOM., M.M., berharap implementasi dari MoU ini bisa dilakukan bersama-sama di dalam level akademik antara Universitas Tarumanegara dan STIE Satya Dharma, baik dalam bentuk pertukaran pelajar, pertukaran dosen, join seminar, join penelitian serta bentuk-bentuk kerjasama lainnya.

“Seminar Wellness Business 5.0 merupakan awal yang baik untuk kerjasama kedua belah pihak agar kedepan bisa dilanjutkan lebih jauh lagi,” katanya.

Sementara itu Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani S.E.,M.M.,mengatakan penandatanganan MoU tersebut merupakan momen yang sangat luar biasa bagi Yayasan Ratyni Gorda dan pengembangan STIE Satya Dharma ke depannya untuk bisa menjadi kampus yang lebih maju dan naik kelas menjadi Institut.

“MoU ini akan menjadi marwah kedepannya, yang paling utamanya adalah untuk pengembangan Sekolah Ilmu Ekonomi Satya Dharma ke depannya bisa menjadi Institut Perguruan Tinggi di Singaraja,” ungkap Nuryani.

Disebutkan juga ini akan menjadi PR besar bagi STIE Satya Dharma yang mana di tahun 2024 akan melakukan akreditasi untuk institusi sehingga ke depannya dengan MoU ini pihaknya akan mencoba terus berupaya jauh lebih baik lagi. Harapannya ke depan STIE Satya Dharma bisa lebih diperhitungkan sebagai perguruan tinggi ternama di Bali dan Indonesia.

“Kami berkomitmen memberikan ilmu pengetahuan kepada seluruh masyarakat, memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengeyam pendidikan tinggi,” pungkas Nuryani.

Terkait Seminar Nasional “Welness Business 5.0”, Ketua Yayasan Tarumanagara Assoc. Prof. Ariawan Gunadi S.H., M.H., selaku keynote speaker dalam penyataannya lewat video mengatakan Wellness Business 5.0 merupakan bisnis yang masuk dalam top five bisnis yang memiliki prospek di Indonesia, terutama pasca pandemi Covid-19.  Berbicara tentang Wellness tidak hanya mencakup tentang rumah sakit dan klinik, tetapi juga mencakup tentang sistem kesehatan atau sistem bisnis yang ada di Indonesia.

Terkait dengan business 5.0, Dr. Hadi Cahyadi S.E.,M.B.A.,MCL., dari Universitas Tarumanagara menyampaikan hasil penelitiannya yang berjudul “Managing Your Family Business – Beating the “Third-Generation Curse” yang pada intinya mengambarkan kutukan bisnis generasi ketiga dan bagaiman upaya menghindari hal tersebut sehingga bisnis keluarga bisa terus berkelanjutan dari genarasi ke generasi.

Sementara itu Dr. Astri Ayu Purwati B.SC.,M.SC., dari Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia mengungkapkan dalam business 5.0, peran sentuhan manusia tidak boleh diabaikan. Sebab peran manusia akan mengimbangi kecepatan dan efisiensi teknologi dengan kebijaksanaan, fleksibilitas dan empati.

Dia juga memaparkan tentang Covid-19 sebagai akselerator digitalisasi. Jadi dengan atau tanpa kita sadari perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis saat ini terjadi pada era Covid-19, dari sebelumnya yang serba konvensional kemudian dituntut untuk beradaptasi dengan dunia digital.

Dalam paparannya Astri Ayu Purwati juga mengutip statement Presiden Jokowi yang menyebutkan Di Dunia sekarang, bukan yang besar mengalahkan yang kecil, bukan yang kuat mengalahkan yang lemah. Tetapi yang cepat akan kalahkan yang lambat. Kuncinya berarti kita harus cepat sesuaikan. Artinya jika Bisnis kita ingin sustain maka kita harus bisa cepat beradaptasi dengan keadaan-keadaan yang ada. Hal tersebut juga ditegaskan melalui statement Pendiri Alibaba, Jack Ma yang menyebut Bisnis yang tidak segera adaptasi dengan era digital akan tersingkir.

Sementara itu para panelis Komang Gita Krishna Murti S.E.,M.M., kandidat Doktor Ilmu Manajemen Universitas Pendidikan Nasional Denpasar dan Dr. IGM Dharma Hartawan S.E.,M.M., dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma, juga menyampaikan pandangannya tentang peluang bisnis wellness ke depannya dan strategi sukses di era business 5.0.

Panelis Komang Gita Krishna Murti mendefinisikan tentang Wellness. Menurutnya Wellness tersebut merupakan keinginan seseorang untuk meraih kesehatan dan juga hidup yang bermakna terkait bagaimana kita mencapai kesehatan fisik, kesehatan emosional, lingkungan sosial, kesehatan finansial dan lingkungan yang mendukung. Ia juga memaparkan bagaimana contoh penerapan Wellness di perusahaan.

Panelis lainnya, I Gusti Made Dharma Hartawan menjelaskan pentingnya Wellness saat ini dan bagaimana historis telah membawa kehidupan sekarang yang serba digital. Menurutnya dibandingkan dengan era-era sebelumnya, era digital saat ini memaksa kita untuk tampil transparan di media sosial. Jadi apa yang terjadi di masa lalu, memberikan pelajaran yang berarti untuk meneruskan kehidupan di masa saat ini. (wid)