Karangasem, (Metrobali.com)

Bertepatan dengan tumpek Landep Sabtu (9/4/2022) desa adat Bungaya, Bebandem, karangasem melaksanakan prosesi Melasti.

Pemelastian ini dilakukan sebagai rangkaian karya Ngenteg Linggih,Nubung Daging,Caru Balik Sumpah Agung Pura Puseh dan Pura Pasuwikan Di Desa Adat Bungaya.

Ribuan kerama adat mengikuti prosesi ini. Uniknya lagi para pengiring seluruhnya laki dan perempuan tidak menggunakan baju.

Mereka berjalan dari desa adat Bungaya ke segara kidul desa bugbug sejauh 7,5 km.

Menurut prejuru desa adat Bungaya De Kebayan Narta yang di dampingi De Kebayan Wayan kalau tidak menggunakan busana berupa baju saat Ngiring Melasti sudah menjadi bagian dari tradisi desa adat Bungaya. Para pengiring sendiri cukup menggunakan kain dan saput polos untuk laki laki dan ikat kepala. Sementara perempuan menggunakan kain dan selendang.

Terlebih lagi yang tedun Melasti adalah Ide Batara Bagus Selonding yang sangat di sakralkan. Para pengiring sendiri sudah paham dengan tradisi ini karena kerap sudah berjalan seperti itu.

“Semua pengiring sudah paham akan tradisi ini,”ujar Kebayan Narta.
Kain atau saput yang digunakan juga dengan corak polos tidak banyak warna. Seperti hitam-putih.

Selain pengiring dari kerama desa dan teruna Bungaya juga ngiring ide betara Melasti. Mereka menggunakan pakaian khas deha teruna Bungaya juga tanpa baju.

Melasti kali ini juga sekaligus untuk Nuur panca Tirta dan mendak agung. Melasti juga iikuti kerama dari luar desa adat Bungaya seperti desa adat Jungsri.

Puncak karya sendiri akan digelar Sabtu 16 April mendatang. Selama karya berlangsung juga dilarang mendekumentasikan dengan menggunakan drone. (tra)