Bangli (Metrobali.com)-

Desa Jehem, yang dulu tidak dikenal kalangan masyarakat luar kini namanya telah banyak dikenal oleh masyarakat luar, tidak hanya Bali namun masyarakat luar daerah. Sebut saja, dalam hal kerajinan sanggah, masyarakat Desa Jehem telah membuka usaha di sejumlah kawasan. Hasil produksi mereka tidak hanya digunakan masyrakat Bali, namun banyak dipesan oleh warga Hindu di Lampung, Sulawesi dan sjeumlah daerah lainnya. “Kerajinan ini bisa mengangkat derajat dan ekonomi masyarakat Jehem,”kata Perbekel Desa Jehem I Made Widana.

Dikatakan, di Jehem kini berkembang sekitar 58 kelompom kerajinan  sanggah. Di desanya, juga bekembang industri kerajinan lain  sepeti pembutan dupa dan garmen, serta kerajinan sokasi. Pesatnya perkembangan industri kerajinan itu memberikan imbas besar terhadap pembukaan lapangan kerja di Jehem. Dimana, dari sektor industri itu telah bisa menyerap sekitar ratusan tenaga kerja.

“Dari undustri kerajinan sanggah saja kami perkirakan telah bisa menampung sekitar 500 orang tenaga kerja lokal. Jumlah itu belum termasuk tyenaga kerja yang diserap pada industri garmen dan pembutan dupa,”sebut pensiunan PNS ini. Dia juga menyebutkan, ada warganya yang memiliki indsutri kerajinan garemen di wilkayah Kuta, Badung. Usahaya, tergolong maju. Dimana, pengerjaan pesanan langsung dikirim ke Desa Jehem. Karenanya, warga Desa Jehem banyak yang menekuni profesi sebagai tukang jahit.

Dia juga menyebutkan, dengan pembukaan lapangan kerja yang ckup luas itu otomatis bisa mengkikis angka pengangguran di wilayahnya. Saat ini, penduduk di Desa Jehem, tidak lagi mengenal yang namanya menaggur. Jangan mereka yang memang telah memasuki usia produktif, pendduk yang notabene masih usia non produktif (anak-anak sekolah) telah mampu menghasilkan dan telah mampu membekali diri sendiri. Maka jangan heran, anak-anak SMP di Desa Jehem telah ada yang mampu membeli sepeda motor sendiri tanpa lagi meminta kepada orang tuanya. “Kami tidak mengada-ada, kini kenyataan di lapanngan,”bebernya.

Coba banyangkan, dari hasil mengukir saja, mereka bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 30-50 ribu perhari. Jumlah ini, tentu cukup lumayan untuk menopang ekonomi mereka dan keluarganya. “kami sangta bersyukur kalau indusri kerajinan di wilayah kami berkembng pesat sehingga beimbas pada pendapatan masyerakat kami,”ungkapnya.

Lantas bagaimana dengan sektor pertanian, kata dia, sektor ini tetap dipertahankan. Meski, yang menggelutinya kebanyakan generasi yan lebih tua. Sektor ini memang masih menjadi tumpuan. Meski hasil pertanian di wilayah Jehem sering berpeluktuasi. “Hamparan pertanian di wilayah kami masih terawat dengan bagus. Tanah disini tergolong bagus,”katanya. Seraya meminta agar pemerintah agar terus memberdayakan petani sehingga pertanian natinya tidak ditinggalkan.WAN-MB