Denpasar (Metrobali.com)-

Sejumlah kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kota Denpasar menilai wujud kurikulum 2013 belum jelas sehingga bingung untuk menentukan langkah persiapan penerapannya.

“Kami sampai saat ini belum mendapatkan sosialisasi tentang kurikulum baru tersebut, padahal waktu penerapannya sudah dekat,” kata Kepala SMAN 4 Denpasar Wayan Rika, di Denpasar, Rabu (22/5).

Pihaknya selalu siap untuk mengikuti perubahan, sehingga apapun bentuk kurikulum nanti akan dilaksanakan semaksimal mungkin.

Namun untuk dapat menerapkan dengan baik, perlu diikuti perubahan-perubahan dari kalangan pendidik dan siswa, termasuk pentingnya langkah-langkah persiapan.

“Kami sampai sekarang menilai kurikulum terbaru selain tak jelas wujudnya, fasilitasnya juga belum mendukung,” ujarnya.

Hal senada dituturkan oleh Kepala SMAN 1 Denpasar I Nyoman Purnajaya. Dia mengatakan, sampai saat ini belum ada sosialiasi dari pihak ketiga yang akan melatih guru di sekolah itu terkait penerapan kurikulum baru.

“Guru-guru kami belum ada yang mendapatkan pelatihan mengenai perubahan kurikulum tersebut,” ucapnya.

Dia berharap sosialiasi bisa segera dilaksanakan sehingga persiapan penerapan kurikulum tersebut dapat dilakukan dengan baik.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh sebelumnya mengatakan, sekolah yang menjadi sasaran implementasi Kurikulum 2013 berbasis provinsi dan diprioritaskan pada sekolah yang sudah siap.

Dia mencontohkan sekolah eks RSBI dan lembaga pendidikan yang terakreditasi A. “Sehingga pada 15 Juli Kurikulum 2013 bisa dilaksanakan,” katanya.

Setidaknya 56.113 guru dan 1.535.065 siswa yang akan merasakan kurikulum tematik-integratif tersebut. INT-MB