Ket Foto : Direktur Ekonomi Digital Kementrian Komunikasi dan Informatika, Boni Pudjianto.

 

Badung, (Metrobali.com)

Kementrian Komunikasi dan Informatika RI memberikan penghargaan kepada 10 UMKM terbaik dari 100 pelaju usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang telah mengikuti Program Inkibasi Bisnis “UMKM Level UP Businness Incubator” 2023 yang telah berhasil meningkatkan penjualan setelah mendapatkan pendampingan selama 6 bulan dan juga pemberian penghargaan kepada 15 fasilitator terbaik dari 110 fasilitator yang telah melakukan oendampingan kepada 20.000 UMKM yang telah berhasil meningkatkan banyak UMKM yang naik kelas dari sisi adopso teknologi dalam Program Adopso Teknologi Digital 4.0 “UMKM Level UP2D” Tahun 2023.

Dirketur Ekonomi Digital Kementrian Komunikasi dan Informatika, Boni Pudjianto, menjelaskan pemberian penghargaan ini sebagai bentul apresiasi negata kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang yrlah membantu pertumbuhan ekonomi nasional.

“Di tengah ancaman resesi, pelaku UMKM menjadi penentu ekonomi nasional serta memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, kelompok UMKM memiliki jumlah yang paling banyak dibanding unit usaha lain,” jelas Boni.

Boni menambahkan, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), UMKM memiliki kontribusiterhadap PDB yaiti sebesar 61.97% dari total PDB nasional atau setara dengan Rp8.500 triliun pada tahun 2020.

“UNKM juga menyerap 97% tenaga kerja pada tahun yang sama. Begitu vitalnya peran UMKM menjadikan pemerintah di berbagai daerah selalu berusaha mewadahi dan memberikan dukungan atas kemajuan UMKM , jelasnya.

“Sebagai penggerak roda perekonomian, UMKM merupakan unit usaha yang sangat beragam, mulai dari penjual keliling hingga industri rumahan,” ujarnya.

Dalam upaya membangun ekonomi kerakyatan, dijelaskan Boni bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah memberikan arahan untuk melakukan pengembangan UMKM Naik Kelas dan Modernisasi Koperasi.

Sebelumnya, kondisi UMKM lokal sempat menurun pada dua tahun pertama pandemi Covid-19 yakni di tahun 2020-2021.

Berdasarkan survei dari UNDP dan LPRM UI yang melibatkan 1.180 responden para pelaku UMKM, diperoleh hasil bahwa pada masa itu lebih dari 48% UMKM mengalami masalah bahan baki, 77% pendapatanya menurun, 88% UMKM mengalami oenurunan permintaan produk, dan bahkan 97% UMKM mengalami penurunan nilai adet.

Boni berharap UMKM dapat berkiprak di pasar digital walaupun hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Terdapat sejumlah kendala yanh menghambat perkembangan UMKM dalam pasar digital.

Pertama, keterbatasan kemampuan adopsi teknologi digital dan kemampuan literasi digital pelaku UMKM. Digitalisasi UMKM lebih dari sekedar mengembangkan produk melalui pemasaran Online untuk memperluas pangsa pasar, tetapi juga pola pikir dalam pemanfaatan teknologi digital.

Kedua, berkaitan dengan pembiayaan, hingga saat ini masih banyak pelaku UMKM yang belum mampu menyusun laporan pembukuan dan administrasi keuangan yang benar-benar tertata secara digital.

Ketiga, dari segi produksi, keinginan untuk memperluas pasar ekspor berbasis digital seringkali terkendala pada kemampuan pelaku UMKM memenuhi standarisasi produk yang diinginkan.

Keempat, faktor lain yang menghambat aktivitas digital ekonomi, terutama bagi pelaku UMKM, adalah regulasi dan prosedur dalam bisnis lintas batas (cross bordee business) yang rumit, mahal dan memakan waktu.

“Tantangan UMKM ke depan yang harus diatasi bersama oleh segenap staleholders terkait antara lain berkaitan dengan inovasi dan teknologi, literasi digital, produktivitas, legalitas atau perizinan, pembiayaan, branding dan pemasaran, sumber daya manusia, standarisasi dan sertifikasi, pemerataan pembinaan, pelatihan, dan fasilitasi, serta bisnis data tunggal. Oleh karena itu, pada tahun 2023, selain pendampingan teknologi digital juga dilakukan inkubasi bisnis untuk 100 pelaku UMKM yang sudah memiliki kemampuan digital dalam memasarkan produknya,” imbuh Boni.

Direktorat Ekonomi Digital Kementrian Komunikasi dan Informasi menyelenggarakan Program Pendpingan san Fasilitasi UMKM Level UP 2023 dengan tujuan untuk mendorong UMKM untuk manfaatkan teknologi digital dalam rangka meningkatkan akses pemasaran dan permodalan, meningkatkan proses bisnis yang efisien dan efektif, meningkatkan daya saing dan inovasi, serta meningkatkan pendapatan pelaku UMKM. Tujuan akhir dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah memperoleh UMKM Champion dengan produk buatan Indonesia yang dapat berkontribusi bagi UMKM lain di wilayahnya maupun dalam lingkup nasional.

Kegiatan pendampingan bisnis juga dilakukan kepada pelaku UMKM dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan bisnis UMKM dalam rangka mendorong peningkatan transaksi penjualan bagi UMKM. (RED-MB)