Denpasar (Metrobali.com)-

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan bahwa pihaknya tetap ingin membangun kelanjutan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geotermal di kawasan Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali.

“Iya (geotermal akan dibangun, red.), karena kita butuh energinya, butuh listrik,” katanya saat memantau pencairan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di Denpasar, Senin (24/6).

Politikus kelahiran Singaraja itu menyatakan optimistis terhadap kelanjutan proyek panas bumi tersebut meskipun telah lama terhenti pembangunannya.

Meskipun terdapat sejumlah penolakan, politikus Partai Demokrat itu mengemukakan bahwa penolakan tersebut merupakan hal yang sudah lama dan saat ini sudah tidak ada.

“Itu dulu, jangan bicarakan yang dulu, sekarang tidak. Nanti bisa kok,” katanya.

Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata itu mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan langkah-langkah persuasif sehingga bisa mewujudkan proyek geotermal tersebut.

“Kita akan lakukan persuasif dulu, kita terangkan apa untung ruginya. Kalau yang menolak sedikit tetapi yang setuju banyak, kita pro yang setuju,” katanya.

Dengan adanya geotermal tersebut, Pulau Dewata bisa mendapatkan tambahan listrik berkapasitas 150-200 megawatt dengan kebutuhan listrik saat ini sekitar 600 megawatt dan pada masa mendatang sekitar 1.000 megawatt.

Proyek geotermal Bedugul telah mendapat banyak penolakan dari berbagai pihak karena proyek yang berlokasi di kawasan Cagar Alam Batukaru di Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng itu dikhawatirkan merusak lingkungan.

Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) juga meminta pemerintah tidak memaksakan kehendak untuk melanjutkan pembangunan geotermal.

Pada kesempatan sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika juga mengatakan tetap menolak kelanjutan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geotermal di kawasan itu.

“Jadi saya pikir bagaimanapun ini adalah kearifan lokal yang kita harus junjung tinggi dan saya sampai saat ini jawabannya tetap tidak setuju,” katanya di sela meninjau pelaksanaan Pesta Kesenian Bali ke-35 di Denpasar, Minggu (16/6).

Menurut Pastika, masih banyak cara lain untuk mendapatkan listrik yang ramah lingkungan, seperti menggunakan tenaga air, matahari, dan gelombang. INT-MB