Puluhan pemuda pemudi di Bali diberikan pembekalan pemuda mandiri
Puluhan pemuda pemudi di Bali diberikan pembekalan pemuda mandiri di desa selama tiga hari oleh Kementerian Pemuda, dan Olahraga (Kemenpora) RI.

Denpasar, (Metrobali.com)-

Puluhan pemuda pemudi di Bali diberikan pembekalan pemuda mandiri di desa selama tiga hari oleh Kementerian Pemuda, dan Olahraga (Kemenpora) RI. Asisten Deputi Kepemimpinan, dan Kepeloporan Pemuda Kemenpora Ibnu Hasan mengungkapkan, pembekalan dilakukan agar para pemuda Indonesia pada umumnya dan di Bali khususnya kelak bisa menjadi pemuda pemudi yang mandiri, mawas diri, tau diri, toleran dan memiliki nilai-nilai kebhinekaan.

“Pemuda harus pandai memanfaatkan ketika di daerahnya. Mereka ini mendaftar secara online sebelumnya ini stimulan 3 bulan. Kita bekali mereka dengan ilmu yang bermanfaat agar kelak bisa jadi sukarelawan, mereka dibekali seterusnya dilepas. Intinya mereka harus lebih baik dari kami, tantangan sekarang itu lebih sulit, mereka harus lebih ulet, tahan banting, toleran, mawas diri, tau diri, pokoknya harus lebih dari kami,” tandasnya saat membuka Pembekalan Pemuda Mandiri Membangun Desa 2017 dengan tema “Membangun spirit kepeloporan pemuda yang kreatif dan inovatif menuju kemandirian bangsa,” Kamis (12/10) di Denpasar.
Intinya pemuda harus sebagai objek, dan ini merupakan arahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, katanya. Ada sekitar 1500 orang pemuda pemudi dari 10 provinsi yang diberikan pembekalan termasuk Bali. 10 provinsi tersebut antara lain, Palembang, Lampung, Kalimantan Barat dan Timur, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan termasuk Bali.
Sofiyan Halim Ketua Panitia Teras Ide mengatakan, giat pembekalan kepada para pemuda tersebut berlangsung selama tiga hari yang dimulai pada hari ini Kamis (12/10) hingga Sabtu (15/10) mendatang di Hotel Puri Nuansa Indah, Denpasar Timur. Pihaknya menghadirkan 8 orang pemateri atau narasumber langsung dari Jakarta.
“Ada tim Indonesiaku, pelatihan ini materinya lebih ke kerajinan, sandang, materi tentang pengembangan usaha bidang pangan, dan Event Organizer (EO). Pesertanya disharing dari Kemenpora,” ungkapnya.
Dari Bali ada sekitar 42 orang yang lulus seleksi dari Kemenpora, dimana pada tanggal 3 Oktober 2017 lalu telah dilakukan “technical meeting”. Output dari event ini katanya menciptakan pemuda pelopor yang mandiri di desa masing-masing.
“Jadi pesertanya satu orang satu desa mereka diberi anggaran sekitar Rp13juta per orang itu mewakili satu orang satu desa, dana itu untuk dikembangkan, dan mereka membuat proposal,” tukasnya.
Selain materi para peserta juga diberikan honor perbulan Rp3 juta. Setiap peserta harus mendapatkan dukungan dari masing-masing desanya, katanya.
Seperti yang diceritakan oleh salah satu peserta bernama Bagus Pramartha yang berasal dari Banjar Pengabetan, Desa Kuta, Badung, ini, menurutnya kegiatan tersebut sangat bermanfaat baik bagi segi diri sendiri, dan masyarakat di desanya.
“Kita dilatih kepemimpinan, pelatihan ada dengan materi bagaimana kita bisa membangun di desa, tapi kita pemuda terkendala dengan biaya. Bersyukur pemerintah memberikan pendanaan. Proposal sudah dibuat rancangan sudah buat. Ada 5 program termasuk olahraga,” ungkapnya.SIA -MB