Foto: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) memberikan keterangan pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa, 3 September 2024.

Badung (Metrobali.com)-

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung kesuksesan forum internasional bergengsi, yakni Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships/HLF MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024, yang berlangsung pada 1-3 September 2024 di Bali.

Kemenparekraf menggarap serius potensi kerjasama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif antara Indonesia dan Afrika sebab pasar parekraf di Afrika sangat besar. Khususnya di sektor pariwisata, wisatawan Afrika sangat potensial digarap karena punya lama tinggal atau lenght of stay dan belanja atau spending money jauh di atas rata-rata wisatawan mancanegara negara lainnya.

Hal itu diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa, 3 September 2024 di sela-sela pelaksanaan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships/HLF MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024, yang berlangsung pada 1-3 September 2024 di Bali.

Sandiaga Uno mengatakan, Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF MSP) 2024 yang digelar bersamaan dengan Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024 telah mencapai tahap-tahap akhir. Sandiaga Uno menyoroti bahwa forum ini berhasil menjadi alat promosi yang sangat efektif dalam memperkuat citra Indonesia di mata dunia. Data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Afrika ke Indonesia, yang semakin menguatkan potensi pasar pariwisata dari kawasan tersebut.

“Pertama, ternyata ini menjadi sarana promosi yang sangat efektif dalam memperkuat brand image Indonesia. Dan kemarin BPS baru saja me-release data terakhir yang menunjukkan bahwa kunjungan Wisman dari Afrika ke Indonesia ini meningkat secara signifikan,” katanya.

Sandiaga Uno juga menambahkan bahwa Afrika merupakan  benua for the future” dengan potensi pasar yang besar dan sumber daya yang melimpah. Ia menekankan bahwa seluruh dunia kini mengarahkan perhatiannya ke Afrika. Oleh karena itu, Sandiaga Uno menegaskan pentingnya mendorong pertumbuhan signifikan ini melalui berbagai kegiatan yang diharapkan dapat memperkuat kerjasama antara Afrika dan Indonesia, terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kami melihat bahwa pertumbuhan signifikan ini perlu kita dorong lagi dengan rangkaian kegiatan-kegiatan yang mudah-mudahan bisa memperkuat kerjasama Afrika dan Indonesia, terutama di sektor parekraf,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sandiaga Uno menjelaskan bahwa dari lima negara asal wisatawan Afrika yang terbesar jumlahnya, Afrika Selatan menempati posisi teratas dengan hampir 15 ribu kunjungan. Disusul oleh Mesir, Maroko, Tunisia, dan Kenya. Wisatawan Afrika ini umumnya masuk ke Indonesia melalui pintu utama seperti Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau, serta beberapa di antaranya melalui Sumatera Utara dan Lombok.

Ia juga mengungkapkan bahwa wisatawan Afrika memiliki lama tinggal (length of stay) yang cukup panjang, yaitu hampir 17 hari, dengan pengeluaran rata-rata sekitar 38 juta rupiah atau mendekati 2.500 USD, jauh di atas rata-rata wisatawan mancanegara lainnya.

“Lama tinggalnya cukup panjang, yaitu hampir 17 hari, dan spending-nya adalah 38 juta rupiah atau mendekati 2.500 USD. Jadi ini jauh di atas rata-rata dari wisatawan mancanegara lain,” bebernya.

Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa profil wisatawan Afrika yang berkunjung ke Indonesia umumnya berusia antara 35-40 tahun, dengan tipe perjalanan yang bervariasi, mulai dari solo traveler, kelompok kecil, hingga grup yang terdiri dari maksimal 8 orang. Destinasi yang paling diminati oleh wisatawan Afrika meliputi wisata alam, pantai, dan wisata religi. Menurut Sandiaga, ini menunjukkan minat yang signifikan terhadap wisata religi, serta keinginan untuk mengeksplorasi kebudayaan dan adat istiadat lokal di Indonesia.

“Ini menarik sekali. Jadi banyak juga yang datang ke Indonesia untuk wisata religi dan juga melihat kebudayaan dan adat istiadat setempat,” katanya.

Sandiaga Uno kemudian menyoroti hubungan diplomatik antara Indonesia dan negara-negara Afrika telah terjalin dengan baik sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Ia menekankan bahwa hubungan ini perlu terus ditingkatkan.

Komitmen pemerintah, termasuk dari Presiden Jokowi dan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, telah dituangkan dalam beberapa Nota Kesepahaman (MoU) dengan negara-negara Afrika. Khusus di sektor pariwisata, Indonesia telah menandatangani MoU dengan Mesir, Sudan, Aljazair, serta sejumlah negara lain yang akan ditambahkan dalam waktu dekat.

Sandiaga Uno juga menyoroti tiga negara dengan ekonomi terbesar di Afrika, yaitu Nigeria, Afrika Selatan, dan Angola, yang harus menjadi target utama untuk menarik wisatawan dan memasarkan produk-produk ekonomi kreatif Indonesia. Selain itu, Kemenparekraf juga tengah menjajaki kerjasama di bidang sumber daya manusia, mengingat banyak mahasiswa Afrika yang tertarik untuk belajar di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) yang dikelola oleh Kemenparekraf.

“Tiga negara ekonomi terbesar adalah Nigeria, Afrika Selatan, dan Angola. Ini yang harus kita bidik untuk menarik wisatawan dan menjual produk-produk ekonomi kreatif kita. Kami juga menjajaki kerjasama di bidang sumber daya manusia, di mana mahasiswa-mahasiswa Afrika tertarik untuk belajar di Poltekpar-poltekpar yang dikelola oleh Kemenparekraf,” bebernya.

Sandiaga menjelaskan bahwa kerjasama ini akan ditingkatkan melalui peningkatan kapasitas dan pertemuan-pertemuan dalam lingkup multilateral yang dapat dikembangkan di masa depan. Ia juga menyebutkan bahwa organisasi bantuan pembangunan (development aid) dari negara-negara seperti Aljazair, Sudan, Maroko, Tanzania, dan Nigeria telah menunjukkan minat untuk mempererat kerjasama dengan Indonesia.

“Ada organisasi development aid (DA) juga kemarin kita bertemu dengan Algeria, Sudan, Maroko, dan Tanzania, serta Nigeria yang juga memberikan suatu keinginan untuk lebih erat bekerjasama dengan kita. ”

Di sisi lain, Sandiaga Uno mengumumkan bahwa Kemenparekraf kembali mendorong gelaran World Conference on Creative Economy tahun depan di Bali, yang diharapkan dapat semakin mendorong pertumbuhan industri Meeting, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) di Indonesia.

“Terakhir, kami mendorong World Conference on Creative Economy yang tahun depan kita akan hadirkan kembali di Bali,” tegasnya.

Di akhir keterangan persnya, Sandiaga Uno menyampaikan apresiasinya kepada media yang telah bekerja sama dengan baik selama empat tahun terakhir, sehingga narasi utama pariwisata Indonesia menjadi sangat positif. Ini terbukti dengan setiap tamu yang datang merasakan bahwa pariwisata Indonesia berkualitas dan berkelanjutan.

“Terakhir, saya ingin mengapresiasi rekan-rekan media yang empat tahun terakhir ini begitu sinerginya begitu baik dengan pemerintah sehingga narasi utama dari pariwisata Indonesia ini sangat positif. Ini kita bisa rasakan dari setiap tamu yang datang merasakan bahwa Indonesia ini pariwisatanya berkualitas dan berkelanjutkan,” katanya. (wid)