Kemenko Marves Optimalkan Teknologi Drone untuk Pelestarian Hutan
Balinetizen.com, Bandung
Reforestasi dan pelestarian hutan di Indonesia terus digencarkan oleh Pemerintah. Berbagai upaya kolaboratif terus dicanangkan demi mencapai tujuan ini. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi melalui Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan melakukan koordinasi teknis dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemprov Jawa Barat, Perhutani, APHI dalam rangka optimalisasi pemanfaatan teknologi drone dalam upaya pelestarian hutan pada 3-4 Juni 2021.
Teknologi drone telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai sektor. Baik untuk pertanian, perkebunan, kebutuhan militer, juga untuk rehabilitasi hutan. Untuk reforestasi, beberapa negara mulai menggunakan drone untuk melakukan aerial seeding lokasi yang sukar dilakukan intervensi manusia. Drone juga dapat dimanfaatkan untuk pemetaan, pemeliharaan, hingga pemantauan kawasan yang sedang direhabilitasi. Namun, pemanfaatan drone untuk pelestarian hutan di Indonesia masih belum optimal.
Tim Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi melakukan kunjungan kerja ke Aeroterrascan Bandung untuk meninjau teknologi drone untuk dipersiapkan dalam ujicoba pada lahan dataran tinghi dan pesisir (mangrove).
“Kemenko Marves terus mendukung adanya inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam pelestarian hutan, untuk itu kita perlu berkolaborasi dengan semua pihak demi mewujudkan misi bersama ini,” buka Kepala Bidang Pengendalian, Pemanfaatan, dan Pelestarian Hutan, Fatma Puspitasari pada rakornis. Menurutnya, diperlukan ruang dan dukungan pada inovasi karya anak bangsa.
Pemanfaatan teknologi akan memberikan dampak yang signifikan bagi pelestarian lingkungan. “Drone adalah tool yang dimanfaatkan untuk mempermudah kehidupan manusia. Mempermudah pemetaan kawasan, membantu pemeliharaan dan pemantauan. Misalnya area yang membutuhkan pemulihan namun sukar diakses, drone bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
“Teknologi drone ada bermacam-macam, dari kelas konsumer, prosumer, industrial hingga militer. Drone yang sedang diuji coba ini merupakan drone kelas industri. Sedang disiapkan untuk ujicoba penanaman,” terang Heru Gunawan selaku program manager aplikasi untuk pertanian, perkebunan dan kehutanan.
Aeroterrascan sendiri telah berkecimpung pada industri ini sejak 2010, drone buatan Bandung ini telah digunakan pada berbagai perusahaan dari berbagai sektor industri di dalam negeri. Drone ini telah digunakan pada berbagai sektor seperti sektor perkebunan, pertambangan, pertanian dan kehutanan. Kini Autoterrascan mengembangkan prototipe drone untuk aerial seeding.
“Bibit yang dimanfaatkan adalah bibit dalam bentuk seedball hasil inovasi dari balitbang KLHK,” imbuh Heru.
Kepala Balai BPDAS Citarum Ciliwung KLHK Pina Ekalipta,menjelaskan pihaknya telah memanfaatkan drone. Bahkan dalam tim BPDAS Citarum Ciliwung telah ada yang mengikuti pelatihan dan memiliki license pilot drone dari TNI AU. Menurutnya dengan tantangan rehabilitasi hutan dan lahan saat ini, dibutuhkan drone yang spesifik.
Kini, dengan berbagai kemajuan teknologi khususnya di era 4.0 mampu menciptakan solusi bagi berbagai masalah dari pemulihan lingkungan hingga pertanian.
Drone untuk pembibitan memanfaatkan seedball
Inovasi seedball dari Balitbang KLHK perlu ditingkatkan agar dapat diproduksi secara masif. Fatma mengatakan bahwa Sektor 23 Citarum Harum sebagai areal pembibitan dapat menjadi lokasi percontohan kolaborasi TNI dan KLHK dalam workshop pembuatan seedball melalui pemberdayaan masyarakat.
“Pemanfaatan era 4.0 ini juga harus sejalan dengan aspek lainnya, mulai dari peraturan yang harus diterapkan hingga berbagai spesifikasi yang diperlukan,” ungkap Trijoko, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden pada pertemuan ini. Tiap-tiap Kementerian dan Lembaga terkait diharapkan mampu saling berkolaborasi.
Trijoko mengamini bahwa teknologi ini perlu terus dioptimalkan, “Terbuka kemungkinan bahwa drone nantinya akan mendukung smart farming,” jelasnya. Pemanfaatan drone era 4.0 merupakan perkembangan teknologi robot pengendali jarak jauh kini terus memperlihatkan eksistensinya di dalam negeri.
Drone pembibitan besutan Bandung ini dikendalikan secara otomatis juga menggunakan Artificial Inteligence (AI). Dalam pertemuan dan kunjungan lapangan ini, tim melakukan uji coba drone di kawasan sektor 23 citarum harum, untuk melihat konsistensi dan kemampuan alat dalam melakukan pembibitan.
Sektor 23 Citarum yang juga menjadi pusat pembibitan berbagai macam varietas tanaman dataran tinggi telah memiliki daerah yang terintegritas dan berfokus pada Pemulihan sektor yang ada. “Daerah ini dapat dijadikan percontohan bagi daerah pemulihan lainnya, dan dapat pula disertai pemanfaatan teknologi canggih agar lebih maksimal,” ungkap Wahyu Jiyantono, selaku Komandan Satgas Citarum Sektor 23.
Selanjutnya, tahapan uji coba pada daerah pesisir, untuk penanaman mangrove, Perhutani menyiapkan opsi kawasan Cikeong dan Subang, Purwakarta.
Sumber : Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Editor : Sutiawan
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.