Nusa Dua, Bali, (Metrobali.com)-

Menindaklanjuti penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama Dukungan Penyediaan Akomodasi untuk Peningkatan Pariwisata The Nusa Dua dalam rangka program Work From Bali, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) hadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Kelanjutan Nota Kesepahaman Bersama Dukungan Penyediaan Akomodasi untuk Peningkatan Pariwisata The Nusa Dua Bali pada Jumat (28-05-2021) yang diselenggarakan oleh Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC).

Kawasan Nusa Dua menjadi pilihan sebagai pilot project karena sistem single management yang membuat kawasan tersebut lebih tekendali dan terawasi. Selanjutnya, program ini akan dikembangkan dan diimplementasikan ke kawasan-kawasan lainnya.

“Di tengah pandemi Covid-19 ini, kita hidup dalam keadaan yang tidak normal. Segala sesuatu mengalami pergeseran, termasuk gaya hidup dan pekerjaan. Dalam konteks ini adalah pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif,” papar Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hermin Esti Setyowati dalam rakor.

Rakor ini menindaklanjuti penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama Dukungan Penyediaan Akomodasi untuk Peningkatan Pariwisata The Nusa Dua Bali. Pada Nota Kesepahaman tersebut, Kemenko Marves beserta tujuh kementerian dan lembaga dibawah koordinasinya bekerja sama dengan ke-16 hotel anggota kawasan Nusa Dua. Bentuk kerja sama tersebut dalam bentuk penyediaan harga akomodasi yang sesuai dengan pagu dari Standar Biaya Masukan (SBM) yang berlaku.

Asdep Hermin melanjutkan, penandatanganan Nota Kesepahaman antara ITDC dan Kemenko Marves tersebut menandai mulai diimplementasikannya program Work From Bali, sebagai bentuk ajakan terhadap para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan BUMN untuk menjadikan Bali sebagai tempat diadakannya aktivitas pekerjaan. Aktivitas tersebut dapat beraneka ragam mulai dari rapat, focus group discussion (FGD), peningkatan kapasitas, outbond, dan sebagainya.

“Tujuan utama program WFB adalah meningkatkan rasa percaya kepada wisatawan domestik. Selain itu juga diharapkan, kedatangan ASN dan BUMN akan menjalankan kembali roda perekonomian Bali, yang selama masa pandemi ini paling mengalami penurunan,” pungkasnya.

“Prioritas kami adalah menjamin keselamatan, kenyamanan dan kesehatan pengunjung. Secara kawasan, hotel, seluruhnya telah tersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability). Hari ini juga adalah hari terakhir dari vaksinasi tahap dua, yang kami lakukan kepada seluruh karyawan serta pelaku usaha di sekitar wilayah Nusa Dua,” jelas Direktur Operasional dan Inovasi Bisnis ITDC Arie Prasetyo.

Diapun melanjutkan bahwa kawasan Nusa Dua memiliki integrated end-to-end service yang berlaku sejak kedatangan wisatawan di bandara. Dalam pelaksanaan WFB, pengunjung akan melalui pemeriksaan dan pendataan secara menyeluruh. Pengunjung juga direkomendasikan untuk hanya mengunjungi tempat usaha di luar kawasan yang telah tersertifikasi CHSE demi menjaga protokol kesehatan.

Rakor ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Investasi, perwakilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta perwakilan dari 16 hotel anggota kawasan The Nusa Dua.

Sumber : Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi