candi borobudur

Jakarta  (Metrobali.com)-

Kementerian Agama melalui Badan Litbang dan Diklat melakukan penelitian terkait keragaman majelis di kalangan umat Buddha.

Kepala Balitbang-Diklat Abd. Rahman  Mas’ud  menyambut baik penelitian yang diseminarkan Selasa (30/6)  ini di Jakarta, oleh Ditjen Bimas Buddha.

Seminar penelitian ini dihadiri  Kapus Litbang Pendidikan Keagamaan Muharam Marzuki, Plt. Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Supriyadi, serta para pimpinan Majelis Agama Buddha.

Mas’ud berharap hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh Ditjen Bimas Buddha untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan majelis-majelis di lingkungan umat Buddha.

Menurutnya, penelitian Balitbang-Diklat dilakukan dengan berbasis kebutuhan stakeholder sehingga hasilnya diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang terkait, misalnya dalam konteks ini adalah Ditjen Bimas Buddha.

“Munculnya beragam majelis di lingkungan umat Buddha menjadi dinamika tersendiri yang menjadi kebutuhan untuk dilakukan penelitian,” ujar Abdurahman seperti dikuti kemenag.go.id, Selasa.

“Informasi tentang eksitensi majelis-majelis agama Buddha dirasa masih minim. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan memiliki nilai-nilai yang signifikan dalam penyiapan informasi tentang keberadaan majelis di lingkungan umat Buddha,” tambahnya.

Adanya aliran atau majelis dalam setiap keagamaan adalah realitas yang menurut Mas’ud tidak dapat ditolak dalam kehidupan sosial keagamaan, walaupun terkadang masih ada saja kelompok keagamaan tertentu yang berusaha memaksa kehendaknya. Bahkan, seolah-olah hanya pemahamannya tersendiri sebagai kebenaran dan mengabaikan kelompok lainya.

“Kami berharap hasil penelitian yang kita seminarkan hari ini dapat memetakan ada atau tidaknya potensi konflik,” ucap Mas’ud sembari menegaskan bahwa hasil penelitian tersebut nantinya menjadi dasar untuk mengubah potensi konflik menjadi potensi dinamika yang konstruktif ke depannya.

Menutup sambutannya, Abd. Rahman Mas’ud mengingatkan arahan Menteri Agama  saat memberi sambutan pada acara Balitbang dan Diklat. Menurut Menag, jika Kementerian Agama diibaratkan sebagai sebuah rumah tangga, maka Balitbang dan Diklat merupakan dapur dari rumah tangga yang menyediakan rumusan bahan kebijakan melalui penelitian dan pengembangan. AN-MB