Foto: Pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 1, I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) dalam debat terbuka Sabtu (28/11/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Laju pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi di Kota Denpasar mengalami penurunan. Pada 2019, laju pertumbuhan ekonomi di Kota Denpasar sebesar 5,84 persen. Kondisi ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yakni mencapai 6,64 persen di tahun 2018.

Peningkatan ekonomi melalui pengembangan industri kreatif dinilai menjadi hal yang sangat penting, terlebih di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 1, I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) berkomitmen bakal mengembangkan ekonomi kreatif di tengah pandemi Covid-19.

Calon Walikota Denpasar, Gusti Ngurah Jaya Negara menuturkan, dalam visi dan misinya sudah jelas tertuang bahwa pihaknya ingin mewujudkan Denpasar sebagai kota kreatif.

“Karena kreatif ini menjadi salah satu pondasi pembangunan ke depan,” kata Jaya Negara dalam debat terbuka Antara Pasangan Calon Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar Tahun 2020 yang berlangsung Sabtu (28/11/2020) dan disiarkan secara live (langsung) di Bali TV dan kanal YouTube KPU Kota Denpasar.

Salah satu upaya yang bakal dilakukan dalam mengembangkan Denpasar menjadi kota kreatif yakni dengan memaksimalkan peran Gedung Dharma Negara Alaya sebagai pusat inkubator bisnis.

“Bapak Walikota (Rai Mantra) sudah menandatangani MoU dengan  Fakultas Ekonomi (dan) Bisnis Unud. Ke depannya kami akan lebih banyak penandatanganan MoU ini dengan lembaga pendidikan yang ada di Kota Denpasar,” jelas Jaya Negara yang juga Wakil Walikota Denpasar non aktif ini.

Menurut Jaya Negara, dengan memaksimalkan peran Gedung Dharma Negara Alaya sebagai inkubator bisnis maka bisa membentuk dua hal. Pertama, yakni bisa mengembangkan para wirausaha muda dan yang kedua, berkaitan dengan industri kreatif, akan mampu mewujudkan orange ekonimi.

“Karena orange ekonomi itu merupakan interaksi (dan) kolaborasi antara ekonomi tradisional dengan ekonomi modern,” jelasnya.

Tak hanya di bidang ekonomi, dalam bidang pendidikan, Jaya-Wibawa bakal fokus dalam proses belajar mengajar. Saat ini sudah keluar Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri). SKB tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

SKB Empat Menteri itu memberikan ruang kepada pemerintah daerah untuk melakukan pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021.

Namun sebelum melakukan pembelajaran tatap muka, Jaya Negara menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan antisipasi terlebih dahulu. Langkah antisipasi tersebut yakni akan memastikan penyiapan sarana prasarana yang berkaitan dengan protokol kesehatan.

“(Sarana prasarana ini) bisa dari tempat cuci tangannya, hand sanitizer, thermo gun dan yang pasti harus melakukan penyemprotan disinfektan, baik sebelum dan setelah siswa  itu pulang,” jelasnya.

Bahkan, Jaya Negara mengaku bakal membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk penanganan Covid-19 di masing-masing sekolah. Satgas ini akan berfungsi mengawasi proses mengajar tentunya dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.

Selanjutnya, pihaknya pun akan membagi jumlah siswa dan juga membatasi jumlah waktu belajar mengajar maksimal dua jam dan tidak ada istirahat. “Itu (dilakukan) secara bergantian. Bila perlu kantin kita tidak akan kasi buka,” jelas Jaya Negara.

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini, kata Jaya Negara, terlebih dahulu akan meminta izin kepada orang tua siswa agar bisa menyetujui siswanya  agar bisa diberikan pembelajaran tatap muka.

Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa melihat bahwa pandemi Covid-19 menyerang dua sisi kehidupan, yakni sisi kesehatan dan ekonomi. Menurutnya, pemerintah pusat sudah mengambil langkah-langkah serta kebijakan strategis dan melalui sistem pararel beserta dengan instrumen-instrumennya.

Di bidang kesehatan, pihaknya akan terus melanjutkan penanganan Covid-19 yang sudah berjalan dengan baik, dengan tetap fokus dengan testing, tracing dan treatment (3T).

“Dengan sudah beroperasinya laboratorium PCR di Wangaya, kami berharap jumlah testing yang ada di Kota Denpasar kita bisa tingkatkan,” jelasnya.

Selain itu, pelayanan esensial ibu-anak dan lansia yang paling terdampak tidak boleh berhenti dan harus tetap berjalan. (dan)