Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pariwisata Bali di akhir tahun 2023 dan mengawali tahun 2024 tercederai dengan persamalahan kemacetan parah di beberapa titik. Beberapa video yang viral di sosial media memperlihatkan kendaraan roda empat yang mengular sepanjang Tol Bali Mandara hingga wisatawan asing yang harus berjalan kaki menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai. Bali bahkan masuk sebagai destinasi pariwisata dengan overtourism terburuk di dunia.

Terkait persoalan tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer mengatakan bahwa kemacetan yang membuat Bali disebut sebagai destinasi pariwisata overtourism terparah di dunia itu terjadi karena pusat pembangunan Bali ada di selatan. Oleh karena itu Demer mendesak agar sentralisasi pariwisata di Bali Selatan segera dipecah karena jika tidak maka pariwisata akan menurun.

Menurut Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini daerah yang overload saat ini di Bali adalah daerah Denpasar ke selatan. Disinilah bagaimana agar pembangunan di Bali Selatan dikurangi sehingga kedepan wisatawan yang mengunjungi Pulau Bali masih merasa nyaman dan senang.

“Kita bicara Bali ini seluruhnya. Bali seluruhnya kan kita tahu. Kita di Buleleng, di Karangasem itu ada jalan-jalan yang ke desa itu bisa setengah hari tidak ada mobil lewat. Oleh karena itu, infrastruktur harus segera dibangun,” ungkap Demer belum lama ini.

Wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu berharap kejadian kemacetan pada akhir tahun 2023 tersebut benar-benar menjadi pembelajaran dan segera dicarikan solusi. Harus ada yang Ngeh terhadap masalah kemacetan ini dan jangan menganggap masukan-masukan dari masyarakat hanya sebatas teori saja.

“Jadi saya berharap dengan kejadian yang kemarin, jadi bukan teori saja, saya ngomong juga dianggap teori aja. Tapi ini kan kenyataan sekarang. Kalau kenyataan gini, sudah tidak ngeh lagi, terus apa?,” kata wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini.

Demer menambahkan, pembangunan infrastruktur yang paling urgent saat ini untuk Bali adalah bandara di Bali Utara. Apalagi pihak swasta sudah ada yang berani ngambil proyek tersebut dan pemerintah saat ini tinggal menyetujui penetapan lokasi (penlok). Selain itu juga Demer berharap adanya pembangunan LRT yang telah menjadi transportasi massal yang sangat murah.

Wakil rakyat yang dikenal terbukti sudah banyak berkontribusi memajukan kesejahateraan rakyat Bali ini berharap kedepan jangan lagi menjadi wacana ataupun perdebatan. Semua pihak harus ngeh sehingga Bali tidak ditinggalkan oleh wisatawan.

“Soal nanti aturan-aturan di dalam diperbaiki lagi, ya betul perlu pembenahan-pembenahan aturan di dalam tentang perda-perda, bagaimana asing menguasai lahan, bagaimana asing ngontrak lahan, itu perlu dibenahi juga. Tapi tursi tetap kita jaga untuk masuk ke Bali lebih banyak. Soal ada sembraut sedikit dan sebagainya itulah kita di pemerintahan itu wajib membenahinya,” beber politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu.

Demer juga mengatakan pembangunan Tol Utara-Selatan juga menjadi urgent saat ini. Jadi begitu airport dibangun di Bali Utara maka Tol tersebut akan feasible. Namun ketika airport belum dibangun maka tidak ada pihak yang bersedia untuk berinvestasi di tol baru tersebut karena sudah pasti tidak feasible.

“Jadi penlok bandara di Bali Utara dulu keluarin, terus begitu penlok pasti menarik banyak minat untuk invest dibidang Tol karena feasible jadinya. Tapi kalau enggak ada yang enggak feasible, ya gimana caranya. Tol sebenarnya yang sangat menarik itu Tol dari awal, Tol di zaman Mangku Pastika bahwa tol itu dari Gilimanuk menuju Seririt, dari Seririt baru ke Pantai Soka,” jelas wakil rakyat kembali maju nyaleg dari Partai Golkar ke DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Bali dengan nomor urut 2 pada Pileg 2024 ini

Demer juga meminta agar jangan sampai ekonomi ini tumbuh berdasarkan 100% keinginan investor. Seharusnya Bali ditata dan diatur dengan baik sehingga kedepan kenyamanan tetap terjaga. Demer kembali menegaskan bahwa Tol Gilimanuk-Seririt-Pantai Soka tersebut bisa terbangun jika sudah ada bandara di Buleleng. Pembangunan Tol tersebut juga menurut Demer bisa menarik kunjungan wisatawan ke utara dan tidak lagi terfokus ke Bali Selatan.

“Tol yang paling bagus itu dari Gilimanuk-Seririt-Soka sehingga memecah, ada sebagian yang akan berwisata di utara, tidak semuanya terfokus ke selatan. Itu cara mecahnya itu,” pungkas Demer yang juga Ketua Korwil Pemenangan Pemilu (PP) Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Partai Golkar ini. (wid)