Kuta (Metrobli.com)-

Kemacetan rupanua masih menjadi kendala itama pariwisata Bali. Dalam diskusi yang berlangsung di Kantor Gabungan Industri Pariwisata Bali (GIPI) Bali, sejumlah pelaku pariwisata Bali mengeluhkan hal tersebut.

Menjawab hal itu, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Prof  Danang Parikesit yang tampil sebagai pembicara kunci mengatakan, pemecahan kemacetan bisa diatasi dengan pilihan masyarakat menggunakan angkutan umum.

“Satu solusi memecahkan masalah kemacetan yakni jika masyarakat menggunakan angkutan umum. Pada pihak lain infrastruktur juga harus diperbaiki,” kata dia, Selasa 19 September 2012.

Selain menggunakan angkutan umum dan perbaikan infrastruktur jalan, cara lain yanf juga efektif menurut Danang adalah mengatur jadwal angkutan barang dan memaksimalkan infrastruktur pejalan kaki.

“Mengatur angkutan barang bisa mengurangi kemacetan sekira 20 persen. Bila semua elemen ini berjalan, maka kemacetan bisa dikurangi hingga 80 persen,” papar Danang.
Kabid Pengkajian dan Pengembangan Dishubinfokom Bali, Nengah Dawan Aria mengatakan, selain pengaturan lalu lintas yang belpm memadai, budaya masyarakat dalam berlalulintas juga sangat mempengaruhi kemacetan yang ada.

“Hal-hal seperti ketaatan terhadap rambu lalu lintas, budaya antri , kesopanan di jalan, bila ditingkatkan bisa mengurangi kemacetan juga. Minimal di titik-titik kemacetan parah,” kata dia.

Menurut dia, perilaku berlalulintas di Bali masih sangat rendah. Masih banyak orang yang tidak suka antri, menyeberang di sembarang tempat, melanggar rambu-rambu, menggunakan trotoar dengan sepeda motor dan hal lainnya. “Semua itu berkontribusi menimbulkankemacetan di Bali,” imbh Dawan. BOB-MB