Klungkung ( Metrobali.com )
Selasa ( 14/8 ) Metrobali.com khusus datang ke rumah duka korban. Bertempat di Dusun Negari, Banjarangkan, Klungkung  sekira pukul 11.00 wita di rumah duka terpantau bahwa keluarga korban tampak sangat berduka. Nampak warga memenuhi rumah duka dan duduk di teras yang ada.

Kedatangan Metrobali disambut dengan salam ”Om Swastiastu” dari keluarga korban dan mempersilahkan duduk seadanya. Jero Mangku Pugra 55 ipar korban menuturkan korban sebelum dikabarkan meninggal, Selasa sekira pukul 17.00 wita pamit bersama temannya untuk membawa batu sikat ke desa tangkas klungkung,’’ ujar Pugra.

Untuk diketahui istri korban memang memiliki kegiatan menjual Batu Sikat dan menerima pesanan. “Kalau pas pesanan agak jauh biasanya korban yang mengantarkanya dengan sepeda motor,” ujarnya. Namun tidak ada yang menduga sama sekali kalau kepergian korban mengantar batu sikat tersebut adalah yang terakhir kalinya.

Korban sendiri usai mengantar batu sikat tersebut tidak pulang namun langsung pergi. Istrinya sendiri sempat menghubungi sekitar pukul 18.00 wita via HPnya namun tidak dijawab. Baru sekitar pukul 18.30 wita ada kabar kalau sepeda motor korban DK 2873 M ditemukan warga di Gianyar dan korban ditemukan dalam kondisi luka parah.

Korban bekerja sebagai Sekdes di Desa Negari cukup lama kurang lebih ada 10 tahun. ‘’Dan selama ini korban diketahui tidak punya masalah dengan siapapun. Korbanpun jarang bicara. Kelihatan kalem,’’ papar Pugra.

Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Ni Nyoman Armini 44 dan dikaruniai 3 anak putra putri, satu putra bernama I Komang Aripin 14 masih duduk dibangku SMPN 1 Banjarangakan klas IX, nomer dua Ni Kadek Indraswari 21 bekerja di Denpasar sedangkan yang pertama Wayan Sri Wijayanti 23 juga sudah bekerja di Denpasar.

Tampak istri dan ketiga putra putri almarhum meneteskan air mata hingga bengkak. Keluarga sangat terpukul dengan kematian korban yang sebelumnya tidak ada firasat apapun baik istri dan putra putrinya.
Sementara itu Komang Aripin, putra almarhum menuturkan sebelumnya tidak punya pirasat apapun menjelang kematian bapak.

‘’Siang sepulang sekolah saya sempat ketemu bapak. Selama ini bapak tidak pernah memarahi anak anaknya. Ya saya sempat datang ke rumah sakit Gianyar maunya melihat keadaan bapak oleh dokter jaga hal itu tidak diijinkan ” ujar Aripin. Hanya yang diijin masuk istri korban untuk melihat jasat korban.

Sementara kedua putri almarhum yang bekerja di Denpasar mendapat telpon dari kerabat untuk segera pulang karena ada sesuatu yang ingin disampaikan. ” Saya satu kos sama kakak di Denpasar” ujar Indraswari. Sekira pukul 23.00 wita hari Selasa saya tiba di rumah mendapatkan kerabat sudah banyak yang berkumpul, saat itu semua diam begitu saya tanyak di mana bapak,’’ katanya.

Melihat situasi sudah sudah tenang baru diberi tahu oleh kerabat bahwa bapak sudah meninggal. Saya langsung menangis histeris ingin mencari bapak ke Gianyar hal itu dicegah kerabat,’’ papar Indraswari sambil menetaskan air mata.

Ia mengakui bapak pendiam, ulet bekerja dan tidak pernah memarahi anak. ‘’Saya sama sekali tidak ada firasat atau isarat apapun jelang bapak meninggal, ujar Indraswari.
Bagaimana dengan dugaan motif pembunuhan karena ayahnya dituduh selingkuh? “Tidak tahu. Selama ini biasa biasa saja, ujarnya terbata.
Sementara itu menurut Jro Mangku Pugra, untuk upacara selanjutnya keluarga akan menanyakan terlebih dahulu ke Gria. Di sana akan meminta petunjuk apakah almarhum bisa diaben atau dikubur, ujar Pugra yang didamping istri almarhum.
Dan akhirnya dari petunjuk tersebut diputuskan kalau korban akan di kubur Rabu ( 15/8 ) sore di Kuburan Desa Negari tidak jauh dari rumah duka. Sementara untuk upacara Ngaben nantinya akan di rembugkan kemudian, ungkap Pugra
Sementara Kades Negeri Wayan Mudiartana ditemui dikantornya mengakui kalau anak buahnya ini cukup sigap dan ulat dalam bekerja. “Pagi sebelum kejadian korban ngantor seperti biasa,” bebernya. Kemudia sekitar pukul 10.00 wita korban ke Kantor Camat Banjarangkan, karena kebetulan yang bersangkutan adalah panitia Sepeda Hias. Kemudian korban kembali ke kantor Desa pukul 14.00 wita.

Kades saat itu pamit pulang duluan, sementara korban masih di kantor. Namun sore sekitar pukul 18.30 wita Mudiartana mengaku mendapat telpon dari Kades Banjarangkan Wayan Suastika dan menanyakan plat nomor sepeda motor korban. “Pak Suastika telpon Tanya siapa yang membawa sepeda motor dengan plat nomor tersebut,” ujarnya. Yang kemudian dikatakan kalau motor tersebut dibawa korban.

Kemudian warga lainya juga sudah mulai mendegar kabar tersebut kalau korban tewas dan ditemukan didekat kendaraanya. Mudiartana sendiri langsung mengontak Camat Banjarangkan Komang Gde Wisnu Adi. Namun untuk memastikan Perbekel Negari juga mengutus salah satu kaurnya Wayan Sumalara untuk mengecek ke Gianyar. Sementara Perbekel memilih tinggal di Desanya sambil menenangkan warga dan kerabat korban.

Jasad Korban
Siang Selasa pukul 13.10 wita jasad korban tiba di rumah duka, Dusun Negari, Desa Negeri, Banjarangkan. Jenasah diangkut dengan Ambulance milik Golkar Klungkung dari RS Sanglah. Begitu tiba di dekat rumah, kerabat langsung mengeluarkan jasad korban dan membawanya ke rumah duka dengan menggotongnya. Tiba di rumah duka nampak anak korban Arifin dan istri korban langsung menetaskan air mata.

Beberapa kerabat nampak berkaca kaca. Istri korban dan anaknya sempat dipapah warga agar tidak terjatuh karena lemas. Jasad langsung disemeyamkan di Bale Dangin. Begitu jasad di semayamkan tangis istri korban kian menyayat. “Bapak…bapak…..jeritnya,” mengharukan.  Sementara anak korban yang laki nampak terisak di samping ibunya.
Sementara warga yang sudah berdatangan sejak pagi begitu jasad korban disemayamkan dibalai dangin nampak warga datang semakin ramai di rumah duka. Sejak pagi beberapa kerabat wanita melakukan persiapan dengan membuat sesajen untuk persiapan penerimaan jenasah.

Perlu diketahui korban dibunuh pada hari Senin malam 13/8 di Jalan Kutilang, Bhayangkara II, Lingkungan Candi Kuning, Gianyar, karena pelaku memergoki istrinya bersama korban mengendarai sepeda motor plat merah DK 2873 M, di belakang mobil Darmini (istri pelaku).

Melihat ada momen yang pas oleh pelaku kendaraan korban ditabrak dari arah belakang, hingga korban bersama motornya terjatuh ke selokan milik warga setempat. Dan disaat itulah pelaku lantas turun dari kendaraannya lantas melayangkan pisau dapur stenlis ke arah korban denga luka bacok di tiga titik yakni perut dengan usus keluar, dada dan juga leher, korbanpun tewas ditempat  Pelaku bernama I Nym Ruti 55 dan I Nym Susanto 33 sudah diamankan polres Gianyar dan saat ini kedua pelaku masih diperikasa. Pelaku dikenai pasal 338 KUHP tentang kasus pembunuhan dan kasusnya saat ini sedang dalam penyelidikan Polres Gianyar. SUS-MB