Kejuaraan Bali Wushu Martial Art Games 2024 Ajang Motivasi Pemula Sekaligus Menjaring Bibit Atlet Wushu
Keterangan Foto : Para peserta Wushu Kategori Wu Bu Quan Junior Putra menerima Medali dan Piagam dalam Kejuaraan Bali Wushu Martial Art Games 2024, di Dharma Denpasar Sport Center Bali, Sabtu (2/11).
Denpasar, (Metrobali.com)
Ratusan bibit atlet Wushu seluruh Bali mengikuti Kejuaraan Bali Wushu Martial Art Games (WUMA GAMES) 2024 yang dilaksanakan di Dharma Denpasar Sport Center Bali pada Sabtu (2/11). Event yang mengambil tema kegiatan “Only I Can Change My Life” ini diselenggarakan sebagai ajang motivasi pemula sekaligus menjaring bibit atlet Wushu Kabupaten maupun Program Porjar.
Pembinaan atlet khususnya dalam cabang olah raga beladiri Wushu/Kungfu sesuai dengan semangat kebersamaan membangun dan mengembangkan olah raga Wushu/Kungfu di Pulau Dewata, dengan harapan dapat mencetak atlet–atlet prestasi dengan kuantitas yang lebih besar serta kualitas untuk meraih prestasi terbaik di tingkat nasional maupun intrnasional.
Penanggungjawab Kegiatan Anak Agung Ngurah Jayanegara yang mewakili Panitia Pelaksana menerangkan, Bali Wushu Martial Art Games (WUMA GAMES) 2024 diikuti oleh 20 Sasana Wushu dari seluruh Bali. Tujuan dari event ini memberikan bentuk penyaluran bakat dicabang olahraga Wushu/Kungfu, sebagai wadah/ajang uji coba serta pengukuran kemampuan atlet dalam menghadapi kejuaraan International di bulan Desember 2024 dan menjalin serta mempererat tali persahabatan sekaligus membina jiwa sportifitas antar atlet Wushu /Kungfu. Disamping itu juga lebih kepada memotivasi anak-anak pemula dan menguji seberapa jauh kemampuan mereka selama latihan di sasana masing-masing. “Kita tidak mengangkat sasana dalam event ini, tapi lebih kepada individual atau atlet ini sendiri. Selama 2 hari total ada 200 nomor tanding untuk putra dan putrid. Ajang ini juga sebagai rangkaian semangat membangun Wushu dan Kungfu di Bali, meningkatkan rasa persahabatan antar atlet dan sasana serta mengevaluasi hasil latihan atlet,” ucapnya.
Event ini sekaligus menjadi bahan untuk sudut pandang dalam penjaringan bibit atlit, seperti programnya nantinya di Kabupaten-kabupaten di Bali. Termasuk sebagai seleksi dalam program Porjar Wushu yang jumlah atletnya memang dibatasi. “Event ini tercipta dari ide agar anak-anak bisa dijaring saat mengikuti seleksi seperti Porjar. Namun ini bisa diikuti tanpa jalur seleksi,” ungkap pria yang akrab dipanggil Kak Jaya oleh siswanya.
Para juri berasal dari seluruh Bali dan legalitas Provinsi. Dasar penilaian mereka tentu berpedoman dengan standar wushu Internasional. Baik dari wushu maupun kungfu juga diikutikan dapam event ini, karena Kungfu sama juga seperti Wushu Tradisional. (RED-MB)