grup cahaya asri terdiri dari mahasiswa mahasisiwi

Sungguh senang melihat cinta yang damai terjadi dimana-mana. Cinta memberi rasa nyaman terhadap pasangan masing-masing karena muncul dari  rasa kasih dan sayang. Namun cinta itu bukan saja berlaku untuk pasangan semata, namun cinta juga berlaku untuk pekerjaan yang ditekuni. Kalau sudah cinta dengan pekerjaan, lama kelamaan akan membawa dampak positif terhadap hasil kerja tersebut. Bekerja dengan sungguh-sungguh membuat hati senang dan ceria, apalagi  pekerjaan itu sesuai dengan hobby. Bersyukurlah, kepada siapa saja yang memiliki pekerjaan yang dapat menyenangi hidupnya.

             Di Provinsi Wiscinson tepatnya di Universitas Lawrence, warga Amerika Dr. Sonja Downing dan suaminya Dewa Ketut Alit Adnyana warga Indonesia melakukan kegiatan menebarkan budaya Bali berupa pertunjukan Gamelan dan Tari Bali untuk mahasiswa Universitas Lawrence. Berbekal kecintaan terhadap kebudayaan Bali kedua pasangan ini melakukan kegiatan budaya secara berkelanjutan. Kegiatan yang sudah sering dilakukan sejak tahun 2010 ketika mereka berdua membentuk grup kesenian Bali di kota tersebut.

keluarga dewa ketut alit adnyana dan sonja downing

             Salah satu kegiatan yang dilakukan baru-baru ini adalah World Music Series, Balinese Gamelan Concert yang dilakukan  di Gedung Pertunjukan Universitas Lawrence, Apleton Wisconsin Amerika Serikat pada tanggal 30 Mei 2016 lalu.  Adapun  matersi seni yang dipertunjukan adalah instrumental ujan mas, kompyang, pendet peliatan, tari topeng keras dan lain lain. 200 orang yang hadir dalam kegiatan tersebut menyambut antusias penampilan kedua grup yang tampil yaitu Gamelan Cahaya Asri dan Gamelan Sekar Kemuda.

           ’’ Saya senang dengan gamelan Bali karena ada yang aneh bagi saya yaitu main tanpa notasi dan nilai  berpasangan. Contohnya terlihat ketika kita main kotekan dalam instrumen Gangsa dimana ada yang main polos (on-beat)  dan juga Sangsih (off beat). Keduanya harus sehati atau sama rasa. Jadi tidak ada persaingan tetapi ada kebersamaan dan harmoni, ‘’ ujar Sonja dalam wawancara melalui skype.

topeng tua

             Sonja Dwoning adalah seorang dosen jurusan ethnomusikologi sekaligus sebagai pengajar seni di Universitas Lawrence. Seorang ahli dibidangnya yaitu sebagai peneliti gamelan Bali khususnya mengenai penabuh  wanita dalam gamelan Bali. Sedangkan Dewa Ketut Alit Adnyana sebagai artistik direktur kedua grup gamelan di kota tersebut. Dewa Ketut Alit Adnyana yang sudah menetap sejak 2010 adalah seniman dari pengosekan Ubud yang merupakan lulusan Sekolah Menengah Kerawitan Bali (SMKI ) Batubulan  Bali. Dewa yang menikah tahun 2008 dengan Sonja Dwoning di karuniai seorang  anak yaitu Dewa Ayu Adri Downing (4 tahun).

             Kalau tidak adanya unsur Cinta didalam hati kedua pasangan ini, barangkali tidak mungkin upaya  mengenalkan budaya Bali dapat terlaksana dengan baik. Dedikasi mereka serta upaya gigih berjuang mempromosikan kebudayaan Hindu Bali paling tidak telah memberi kontribusi positif untuk perkembangan kebudayaan Indonesia di luar negeri. Kitapun juga ikut berharap bahwa Kecintaan tentang kebudayaan Bali akan tetap ada di hati mereka masing-masing, dipelajari, dilestarikan  serta bermanfaat untuk generasi pecinta budaya Bali di seluruh dunia. (Ciaaattt – MB)

Catatan : Foto foto yang ditampilkan adalah bersumber dari FB Sonja Downing dan Dewa ketut alit adnyana.