Buleleng,  (Metrobali.com)

 

Ketua Yayasan Bangun Sasra Gede Ngurah Ambara Putra, SH mengajak generasi muda untuk senantiasa mencintai kearifan lokal sastra Bali Kuno dan Jawa Kuno. Karena didalamnya terkandung makna dan filosofi sebagai tuntunan kehidupan.

Hal itu dikemukakannya saat Sosialisasi Kebyar Budaya Dirgahayu Ambara Swari di Kecamatan Seririt yang dihadiri Ketua Yayasan Bangun Sasra yang nama lainya Dirgahayu Ambara Swari, Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Seririt, Ketua PHDI, Ketua Widya Sabha, Camat dan 25 tokoh desa adat di Aula kantor camat Seririt di Singaraja, Selasa (16/8/2022).

Ngurah Ambara juga dikenal sebagai tokoh pemerhati budaya dan pendidikan yang sangat mendukung keberadaan para tokoh adat, budaya dan agama dengan mengajak generasi muda untuk bisa lebih memahami lebih mendalam tentang arti kehidupan.

Selain itu mendukung keberadaan wadah para penerjemah dan penyair buku yang menuangkan makna dan sejarah kehidupan maupun sejarah keagamaan yang tertuang di dalam berbagai sejarah dalam buku Purwa Gama Sesana, Wirata Parwa, Wrespati Tatwa, Brata Yudha, dan masih banyak buku sejarah lainnya.

“Hal ini juga tidak terlepas dari visi-misi Yayasan Bangun Sastra untuk tetap bisa melestarikan seni dan budaya. Kami juga mengajak seluruh masyarakat Bali maupun luar Bali bisa untuk bergabung, caranya dengan mendownload langsung aplikasi Zello di play store,” imbuhnya.

Ambara menambahkan, selain rutin melaksanakan Sosialisasi Kebyar Budaya Dirgahayu Ambara Swari (DAS) juga berencana dalam momen HUT Kemerdekaan RI Ke-77 mengajak seluruh masyarakat yang sudah tergabung di aplikasi ZELLO untuk ikut dalam ajang lomba pelestarian seni dan budaya yang akan dimulai bulan September 2022.

Melalui Gebyar budaya DAS mengajak generasi muda untuk mencintai sastra Jawa & Bali kuno. “Tentunya kami akan mengadakan pelatihan pengenalan sastra Bali dengan menggandeng para ahli bahasa”.

“Diharapkan kedepan, Yayasan Bangun Sastra terus bangkit, dan terus bisa mengajak seluruh masyarakatnya untuk tetap mencintai kesenian dan kebudayaan yang dimiliki, serta lebih memahami juga arti tentang makna kehidupan yang sebenarnya,” tambahnya. (hd)