Tradisi mepatung

Jembrana (Metrobali.com)-

Sehari menjelang hari raya Galungan atau yang disebut Penambahan Galungan, umat Hindu disibukan dengan pemotongan hewan, baik ayam, bebek atau babi. Namun terkhusus dengan babi, biasanya dilakukan secara bersama-sama yang disebut Mepatung.

Di Jembrana (Bali), Mepatung merupakan pemotongan hewan babi yang dilakukan bersama-sama saat Penampahan Galungan. Tradisi turun temurun ini biasanya dilakukan oleh 15 orang sampai 20 orang krama (warga), sebagai wujud kebersamaan.

Biasanya, krama yang ikut Mepatung tidak terlalu berharap berapa kilo daging babi yang harus dibawa pulang, namun lebih kepada kebersamaan melalui gotong royong. Pasalnya babi yang dipotong nantinya dibagi rata.

“Kami ber-lima belas orang, tadi kami potong yang beratnya 93 kilogram. Perkilonya kami beli Rp.73 ribu, kalau dipasar mahal” ujar Nyoman Arjana (36), salah seorang warga Desa Yehembang Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Selasa (16/12).

Menurutnya semua krama yang ikut mepatung mendapat bagian yang sama, mulai dari daging babi, usus, tulang dan darah babi. Karena sebagian akan dipergunakan untuk persembahyangan, dan sebagian lagi untuk di makan bersama keluarga, seperti digoreng atau dijadikan olahan tum, urutan dan lawar.

“Tadi pukul 08.00 pagi semua daging babi sudah selesai dibagikan. Kalau kurang-kurang sedikit sudah biasa. Sisanya kami masak untuk makan bersama sambil ngobrol” ujarnya. MT-MB 

activate javascript