Buleleng, (Metrobali.com)

Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Bambang Trisnohadi didampingi Dandim 1609/Buleleng, Letkol Kav Angga Nurdyana, S.Sos., M.I.P., mengunjungi Green House Kodim 1609/Buleleng yang terletak di Camping Ground Quak Tree, Br. Dinas Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng pada Sabtu, (13/7/2024).

Kunjungan Pangdam IX/Udayana di lokasi juga disambut Ketua Subak Pudak Lestari, Gusti Made Arjana, dan Kepala Desa Pancasari, Wayan Komiarsa.

Disela-sela kegiatan, Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, I Gede Sudiatmika menerangkan bahwa Green House ini
berdiri di atas lahan seluas 1 hektar yang dimiliki oleh Kelompok Tani Mekar Sari, dan memiliki kemitraan dengan Kodim 1609/Buleleng dalam pengembangan bunga krisan.

“Proses budidaya bunga krisan, mulai dari penanaman hingga panen, yang memakan waktu hingga 90 hari,” jelasnya.

Terkait pemasarannya, menurut Sudiatmika bunga krisan ini dipasarkan ke berbagai florist di Buleleng, Denpasar, dan Gianyar dengan harga yang bervariasi sesuai kualitas. Dimana untuk Grade A seharga Rp 18.000, Grade B Rp 15.000, dan Grade C Rp 12.000 – Rp 14.000 per ikat, dimana perikatnya berisi 10 batang.

“Bunga krisan dikenal sebagai komoditas hortikultura dengan nilai ekonomis tinggi, yang dapat meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Buleleng,” pungkasnya.

Dalam kunjungannya, Mayjen TNI Bambang Trisnohadi meninjau kemitraan yang dibangun oleh Kodim 1609/Buleleng dengan Kelompok Tani Mekar Sari dan Pudak Lestari.

Pada kesempatan itu Dandim 1609/Buleleng mengatakan kebutuhan bunga di Bali sangat tinggi, salah satunya adalah bunga krisan untuk kegiatan adat istiadat, pariwisata, dan seremonial lainnya.

“Potensi pasar bunga krisan di Bali sangat besar. Dimana saat ini, Pancasari baru bisa memenuhi dua persen dari kebutuhan krisan di Bali. Dan jika pengembangan budidaya krisan dapat diperluas, maka dampaknya terhadap perekonomian lokal akan semakin signifikan,” terangnya.

Dalam hal ini, para petani dan Kodim Buleleng berharap agar kebutuhan krisan di Bali dapat dipenuhi oleh produksi lokal, tanpa harus bergantung pada pasokan dari Jawa Timur atau Jawa Tengah.

Namun demikian, ujarnya lagi pembangunan green house membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga memerlukan dukungan dari pemerintah daerah dan pusat, khususnya Kementerian Pertanian.

“Dengan dukungan pemerintah, niscaya Bali diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bunga krisannya sendiri tanpa perlu impor dari luar daerah,” tutup Dandim 1609/Buleleng, Letkol Kav Angga Nurdyana. GS