Karangasem ( Metrobali.com)-

Sabtu ( 1/9 ) Metrobali.com turun langsung ke TKP untuk memantau kebakaran lereng Gunung Agung. Terpantau kebakaran hebat terus melanda lereng sebelah timur Gunung Agung. Upaya pemblokiran  api yang dilakukan oleh petugas nampaknya gagal membuahkan hasil. Terlebih lagi mereka hanya melakukan secara manual.

Angin cukup kencang bertiup dari arah timur membuat api semakin mengganas. Bahkan ujung api bergerak begitu cepat menjalar ke arah barat. Tim sendiri sudah melakukan pendakian dan mencoba melakukan penanganan dengan membuat parit sepanjang 500 meter. Ekpedisi untuk melawan api tersebut dilakukan mulai pukul 09.00 wita.

Terpanatau, tim berangkat ke puncak Gunung Agung total mencapai 105 orang. Mereka ini terdiri dari tujuh tim. Mereka langsung melakukan penanganan dengan cara manual dengan peralatan seadanya. Sementara beberapa petugas dari Brimob Polda Bali ada yang membawa peralatan seperti sensor untuk memotong kayu. Sementara yang lainya dengan mempergunakan sabit. Sedangkan tim cadangan yang menunggu di Pos satu juga cukup banyak. Mereka diantaranya terdiri dari Tim SAR, TNI, Polri, Tagana dan tim gabungan dari berbabagai Kabupatan di Bali termasuk dari Provinsi Bali dan Pemkab Badung juga datang. Total tim ekpedisi yang terlibat dalam pemadaman Sabtu ( 1/9) mencapai 231 orang yang terdiri dari unsur masyarakat dan relawan.

Menurut IGN Wiranata Kadis Kehutanan Bali sejauh ini cukup sulit untuk mengisolir api. Karena angin cukup kencang. Bahkan petugas yang ada di puncak dengan ketinggian sekitar 1500 meter juga harus waspada karena api sangat cepat bergerak. “Ketinggian api mencapai 5 meter,” ujarnya.

Tim gabungan yang ikut bahu membahu memadamkan api diantaranya  BPBD, Resciu Polda Bali, PMK, Polhut, Tagana, Sar Badung, Sar Karangasem Basarnas Bali, Komrat Karangasem, Polres Karangasem, Polsek Abang, Polsek Bebandem, TNI dan Warga masyarakat serta relawan.
Tim dibagi menjadi dua pos.

Pos pertama  berada di titik api dan langsung melakukan penanganan. Sementara Pos II ada di Dusun Kedampal, Desa Datah, Abang untuk membantu  dan mepersiapan logistik serta keperluan lainya. Sementara sekira pukul 13.00 wita  Bupati Karangasem I Wayan geredeg di dampingi Wabup Made Sukarena dan Kabag Humas serta Pertokol Pemkab Karangasem sempat melakukan peninjauan. Bupati  cukup lama di pos satu untuk menerima masukan dan memberikan arahan kepada tim.

Geredeg mengakui kesulitan petugas dalam melakukan pemadaman. Selain peralatan yang seadanya juga karena angin yang cukup kencang. Kebakaran di kawasan ini cukup sering terjadi. hanya saja kali ini cukup besar. Sementara tahun lalu sempat terjadi titik api namun cepat ditangani. Kalau yang besar seperti ini nyaris lima tahun sekali ada,” ujarnya.

Kondisi ini tentu sengat merugikan. Karena hutan lindung yang ada di lereng Gunung Agung dan dilestarikan bertahun tahun harus punah dalam sekejap. Bahkan Geredeg khawatir kalau kebakaran ini membuat hutan gundul yang nantinya berimbas pada kondisi ekosistem di Bali. ”Hutan di Gunung Agung juga sumber air. Kalau ini rusak bukan tidak mungkin akan mengganggu ekosistem di Bali,” ujarnya.

Untuk itu pihaknya berharap ada cara sistematis dan terencana untuk mengatasi kejadian seperti ini tentunya menurut Geredeg harus melibatkan semua komponen masyarakat. Termasuk juga pemerintah pusat, Bali dan Karangasem. “Kami sempat mengusulkan ada helikopter khusus yang bisa melakukan pemadaman secara langsung…berharap bisa mendapat perhatian dari pemprov juga Pemerintah pusat,” harapnya.

Menurut Geredeg awal titik api sebenarnya tidak terlalu besar. Namun karena jarak jauh dan butuh penanganan cepat sehingga perlu peralatan yang cukup canggih seperti Helikopter.  Selain Bupati Geredeg ikut hadir Kapolres Karangasem AKBP Rudy Efandi dan Dandim Letkol Aji Saka juga terus memantau kegiatan penanggulangan kebakaran tersebut.  “Petugas memang tidak bisa berbuat banyak dengan peralatan seadanya,” ujar Geredeg.  Nampak pula dalam tim relawan Kabaghumas Polda Bali Kombes Pol Hariadi.

Sampai saat ini api telah melalap sekitar 400 hektar hutan di lereng timur dan tenggara Gunung Agung. Sebagai antisipasi Camat Bebendam Agus Sukasena dan masyarakat setempat sudah melakukan antisipasi. Sementara itu menurut Gde Ardana dari SAR Bali mengatakan kalau sekarang ini mempergunakan heli hanya untuk memantau. Kalau untuk memadamkan api itu tidak mungkin sebab diperlukan peralatan khusus untuk itu.

Sementara pada Sabtu sekira pukul 15.00 wita  akhirnya dilakukan pemantauan dengan Helikopter. Hasil dari pantauan didapat informasi kalau di sebeleh timur titik api sudah mengarah ke Bebandam di ketinggian 2.500 meter dari permukaan laut sampai mendekati puncak. Di areal ini kecepatan vegerasi pohon cukup rapat sehingga sangat di khawatirkan kebakaran akan meluas Ke Babandam diatas Pura Pasar Agung Sebudi dan sekitarnya.

Sementara di puncak titik itu seperti Dusun kedampal ke arah barat dengan seberan bebetuan sehingga kecil kemungkinan mengarah kesana. Sementara di sisi utara di Dusun Daya, Ban, Kubu ada dua titik api dengan kelerengan 45 derajat sangat sulit dijangkau oleh personil. Namun vegetasi pohon di daerah ini tidak terlalu rapat. Sehingga api tidak terlalu besar mengarah kesana.
Sementara di wilayah Desa Batu Dawa Kaja, Tulamben api sudah mulai padam.ada dua titik api . sementara itu juga disebutkan kalau pemadaman dengan cara manual akan sangat berbahaya bagi petugas dan tim. Untuk itu langkah yang paling pas adalah dengan membuat hujan buatan. Langkah ini sendiri akan di kordinasikan dengan BNPB melalui Kalaksa BPBD Bali.
Untuk diketahui titik api pertama kali dilihat di Batu Dawa Kaja (31/8) pukul 14.00 wita.”Kemudian api terus membesar,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem I Nyoman Sutirtayasa ketika ditemui dilokasi penanggulangan.

Sementara itu menurut Camat Kubu I Ketut Artha Sedana yang tampak turun kelokasi terdekat dengan api mengatakan, dari warga Batu Dawa kaja dan Muntig tidak merasa cemas maupun was-was. Karena bagi mereka kebakaran seperti ini sudah sering terjadi. Hingga berita ini diturunkan kebakaran di lereng gunung agung nampaknya semakin meluas. Petugas yang adapun hanya bisa melihat dan menyaksikan tidak bisa berbuat banyak satu satunya harapan agar turun hujan. SUS-MB