Foto: Para narasumber dan peserta berfoto bersama usai Seminar Internasional KBMHD 2024 di Auditorium Dwi Tunggal, Kampus Undiknas, pada Sabtu, 25 Mei 2024.

Denpasar (Metrobali.com)-

Keluarga Besar Mahasiswa Hindu Dharma (KBMHD) Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar bersinergi dengan Pusat Studi Undiknas (PSU), menyelenggarakan kegiatan Seminar Internasional KBMHD 2024. Bertempat di Auditorium Dwi Tunggal, Kampus Undiknas, acara yang berlangsung pada Sabtu, 25 Mei 2024, ini mengangkat tema “Circular Economy in Local and Global Perspectives” atau Sirkular Ekonomi dalam Perspektif Lokal dan Global.

Seminar Internasional yang dimoderatori oleh Head of Professional Certification Organication atau Kepala Organisasi Sertifikasi Profesional Undiknas Anak Agung Mia Intentilia S.IP.,M.A.,ini menjadi sangat istimewa karena dihadiri oleh narasumber-narasumber berkompeten yang memberikan wawasan mendalam, khususnya tentang ekonomi sirkular. Diantaranya adalah Anggota DPD DI Perwakilan Bali Terpilih Niluh Djelantik, European Climate Pact Ambassador Aurora Audino, dan Founder of Bali Sustainable Seafood Hema Sitorus.

Sinergi antara KBMHD Undiknas dan PSU ini menjadi bukti nyata kolaborasi yang produktif dalam mengangkat isu-isu penting di era globalisasi saat ini. Diharapkan, melalui seminar ini, pemahaman akan pentingnya ekonomi sirkular semakin tersebar luas, serta memicu tindakan nyata dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang inklusif bagi semua pihak.

Ketua Panitia Seminar, I Komang Cahya Patu Darma mengungkapkan, latar belakang diselenggarakannya seminar ini adalah karena konsep ekonomi sirkular di Bali sendiri belum secara keseluruhan diimplementasikan di dalam kehidupan sehari hari. Dia kemudian mencontohkan fenomena yang terjadi di Pura dimana belum secara maksimal memilah sampah organik seperti canang dan sarana upakara lainnya untuk digunakan kembali atau diolah sehingga memiliki nilai ekonomi.

“Sementara tujuan dari seminar internasional ini adalah agar mahasiswa maupun masyarakat luas bisa mengetahui dan paham bagaimana penerapan ekonomi sirkular di dalam ruang lingkup lokal, khususnya yang ada di Bali, serta dalam ruang lingkup global,” ujarnya.

Diharapkan melalui seminar internasional ini, para peserta bisa mengetahui bagaimana mengimplementasikan ekonomi sirkular, salah satunya dengan menerapkan konsep Tri Hita Karana yakni Hubungan antara Manusia dengan alam, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan manusia.

Sementara itu, Ketua Umum KBMHD Undiknas Denpasar, Made Savitri Kiki Sasmita, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh penyelenggara yang telah bekerja keras sehingga Seminar Internasional KBMHD 2024 dapat berjalan dengan lancar.  “Kegiatan seminar ini merupakan bentuk pelaksanaan dari Divisi 2 yang membawahi Bidang Pendidikan dan Pelestarian Budaya,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskannya, Ekonomi Sirkular adalah sistem ekonomi yang dirancang untuk mengurangi pemborosan sumber daya dengan mendorong penggunaan kembali atau daur ulang, serta pemulihan bahan dalam siklus yang berkelanjutan.  Model ini bertujuan untuk menggantikan pola ekonomi linier tradisional yang cenderung menghasilkan limbah dan menghabiskan sumber daya alam dengan menciptakan sistem dimana produk, material, dan sumber daya digunakan secara lebih efisien.

Diharapkan Seminar Internasional KBMHD 2024 ini dapat memberikan manfaat bagaimana gambaran ekonomi sirkular dalam perspektif lokal dan global.

Sementara dalam sambutannya, Gusti Putu Lestara Permana, S.E.,M.ACC.,AK., selaku Vice Rector For Students Affairs and Alumni (Wakil Rektor Urusan Kemahasiswaan dan Alumni) Undiknas memberikan apresiasinya kepada Keluarga Besar Mahasiswa Hindu Dharma (KBMHD) Undiknas karena sudah menggelar seminar internasional yang menurutnya sangat keren.

Dari sejarahnya, KBMHD sudah menjadi salah satu unit kegiatan mahasiswa yang selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang sustain. Bahkan sejak dirinya masih menjabat di LP2M, salah satu pengabdian terbaik itu dilaksanakan oleh KBMHD.

Dari 2019 KBMHD bahkan telah mengimplementasikan ekonomi sirkular melalui program Eco Temple. Artinya apa yang telah dikerjakan oleh KBMHD selama ini sangat linier dengan tema yang diambil dalam seminar internasional kali ini yakni “Circular Economy in Local and Global Perspectives”.

“Berbicara tentang ekonomi sirkular artinya membahas tentang bagaimana memanfaatkan barang-barang yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi,” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor Undiknas Denpasar, Prof Nyoman Sri Subawa  yang dibacakan oleh Dr. Gung Tini Gorda yang juga Pembina KBMHD Undiknas  mengatakan, Ekonomi Sirkular mulai diperjuangkan pada tahun 1970-an oleh Doktor Walter Stahel, yang berargumentasi bahwa memperpanjang umur produk adalah hal yang masuk akal untuk memulai transisi bertahap menuju Ekonomi Berkelanjutan. Hingga saat ini ekonomi sirkular merupakan model yang berupaya memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan, dan sumber daya yang ada agar dapat dipakai selama mungkin.

“Dalam hal ini bagaimana pentingnya untuk mengubah mindset dari ekonomi Linier ke Ekonomi Sirkular yang dalam implementasinya adalah mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang. Untuk mencapai Ekonomi Sirkular maka diperlukan peran serta bersama. Ekonomi Sirkular bisa dimulai melalui cara sederhana, misalnya memilah sampah dengan metode 3 R yakni reduce, reuse, dan recycle,” paparnya.

Lebih lanjut, Prof Sri Subawa dalam sambutannya yang dibacakan oleh Dr. Gung Tini Gorda yang juga Kepala Pusat Studi Undiknas ini memberikan apresiasinya kepada KBMHD Undiknas karena sudah melakukan langkah cerdas dengan melaksanakan seminar internasional. Harapannya insight-insight yang di dapat dalam seminar ini tidak berakhir begitu saja, namun bisa dilanjutkan sebagai rencana aksi yang bisa luarannya buku panduan praktis untuk mencapai Ekonomi sirkular, selain juga berbentuk jurnal agar kegiatan cerdas ini bisa bernilai akademik sebagai referensi bagi kegiatan-kegiatan akademik untuk menyelamatkan bumi.

“Diharapkan pasca seminar internasional ini ada perubahan nyata dari pola pikir, tindakan, aksi mahasiswa dan civitas akademika Undiknas untuk menyelamatkan ekonomi, sosial dan lingkungan agar Bumi ini bisa di wariskan ke generasi penerus. Dari Undiknas Untuk Bali, Indonesia dan Dunia,” pungkasnya.

Narasumber pertama dalam Seminar Internasional tersebut, Hema Sitorus, yang juga merupakan Founder Bali Sustainable Seafood, menceritakan bagaimana sejak pertama kali berdiri perusahaannya telah menerapkan ekonomi sirkular yang berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana. Bali Sustainable Seafood berfokus pada produk-produk berkelanjutan, yang mana tidak hanya memperhatikan sourcenya, tetapi juga dampak yang diberikan kepada lingkungan maupun kepada manusia.

“Penerapan ekonomi sirkular bisa membantu secara ekonomi tanpa merusak alam dan lingkungan seperti over fishing atau over stock. Selain itu, dari menghasilkan produk-produk berkelanjutan kita juga bisa menciptakan lapangan kerja,” terang Hema Sitorus.

Pembicara kedua yang hadir secara daring, Aurora Audino, yang juga merupakan European Climate Pact Ambassador, dalam paparannya mengangkat isu tentang 3 krisis planet Bumi yang diantaranya adalah perubahan iklim, kerusakan alam dan keanekaragaman hayati, serta polusi dan sampah. Kemudian Aurora juga membahas tentang model ekonomi sirkular dan lanskap Kebijakan Internasional dan Uni Eropa.

Dia juga menekankan pentingnya peningkatan penggunaan sumber daya sebagai pendorong utama. Menurutnya dalam konsep model ekonomi linear dimana penggunaan sumber daya hingga menjadi sebuah produk dan sampah sangat tidak berkelanjutan. “Oleh karena itu, penting untuk memisahkan pertumbuhan ekonomi dari penggunaan sumber daya, yang merupakan penyebab krisis tiga planet tersebut,” ungkap Aurora Audino.

Pembicara ketiga, Niluh Djelantik, yang juga Anggota DPD RI terpilih periode 2024-2029 memberikan apresiasinya kepada KBMHD Undiknas atas Seminar Internasional yang mengambil tema “Circular Economy in Local and Global Perspectives”. Melalui seminar ini Niluh Djelantik berharap adanya peran serta semua pihak untuk membangun Bali. Menurutnya, ekonomi sirkular di Provinsi Bali bisa dilakukan secara maksimal jika aturan ditegakkan dan dengan juga kerjasama dari seluruh masyarakat di Bali.

“Peran pemerintah agar ekonomi sirkular bisa menjadi landasan bagi keseharian masyarakat Bali sangat krusial. Dalam hal ini anak-anak muda, khususnya mahasiswa-mahasiswi di Undiknas, kedepan akan menjadi agen-agen perubahan,” ujar Niluh Djelantik.

Sebagai senator terpilih DPD RI perwakilan Bali, Niluh Djelantik, berkomitmen untuk menggandeng anak-anak muda untuk nantinya menjadi calon-calon pemimpin, tidak hanya di Bali, tetapi juga di Indonesia, dan bersama-sama tunjukkan standarisasi bagaimana wakil rakyat, pejabat itu bekerja.

“Anak-anak muda adalah generasi yang paling paham bagaimana masa depan Bali dipertaruhkan sehingga posisi mereka sangat penting dalam menjaga dan merawat Bali untuk mewujudkan Tri Hita Karana,” katanya.

Oleh karena itu, Niluh Djelantik tegas menolak istilah Generasi Stroberi yang dilabeli untuk anak-anak muda, khususnya di Bali. Menurutnya Generasi Z sejatinya adalah generasi kritis dan banyak berpikir.

Diakhiri seminar, moderator seminar, Anak Agung Mia Intentilia, S.IP.,MA., yang juga menjabat sebagai Kepala Organisasi Sertifikasi Profesional Undiknas mengatakan, banyak insight yang didapat dalam seminar internasional kali ini, khususnya terkait dengan ekonomi sirkular dalam perspektif lokal dan global.

Para peserta seminar mendapatkan insight tentang praktik baik dari Narasumber Hema Sitorus, upaya-upaya di tingkat global terkait dengan sirkular ekonomi dari narasumber Aurora dan narasumber Niluh Djelantik yang menekankan pentingnya untuk seluruh generasi muda menyadari makna dari Tri Hita Karana dan bagaimana juga mengimplementasikannya.

Acara seminar internasional ini mendapatkan apresiasi luar biasa dari para peserta. Rizky Putra Alam, Mahasiswa Undiknas Teknik Sipil menceritakan insight-insight yang ia dapat dalam seminar tersebut. Dari paparan yang disampaikan Niluh Djelantik dia mengetahui bagaimana inisatif konkret yang akan dilakukan untuk mendorong masyarakat Bali terhadap ekonomi sirkular.

Lebih lanjut dikatakannya, pengimplementasian ekonomi sirkular bisa dilakukan dari hal-hal yang kecil seperti sadar akan limbah plastik dan limbah lainnya. Diharapkan agar peraturan dan kebijakan yang konkret bisa ditanamkan dan terimplementasikan di Bali untuk menjalankan ekonomi sirkular kedepan.

Apresiasi serupa juga disampaikan oleh peserta lainnya, Intania. Dikatakannya, dari seminar internasional tersebut ia mendapatkan banyak insight tentang ekonomi sirkular, baik dari perspektif lokal maupun global.

Selain itu dalam seminar juga diajarkan bagaimana ketika menjadi seorang pengusaha harus memperhatikan dampak lingkungan yang ada sehingga tidak sampai merusak alam itu sendiri.

Terkait dengan peran anak muda dalam mendorong ekonomi sirkular ini, Intania menilai sangat penting. Anak-anak muda bisa mengimplementasikan ekonomi sirkular melalui hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya dan bahkan mampu mengolah sampah-sampah tersebut dengan baik. (wid)