Foto: KBMHD UNDIKNAS Denpasar sangat antusias dan berperan aktif dalam acara Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera di Kampus Undiknas Denpasar, Sabtu, 7 Januari 2023 dengan mengirim 50 peserta untuk mereview Buku Aldera dan wajib ditayangkan pada akun Instagram @bukualdera.

Denpasar (Metrobali.com)-

Divisi teranyar Keluarga Besar Mahasiswa Hindu Dharma (KBMHD) UNDIKNAS Denpasar periode 2022-2023 yakni Divisi Riset dan Literasi sangat antusias dan berperan aktif dalam acara Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera di Kampus Undiknas Denpasar, Sabtu, 7 Januari 2023 dengan mengirim 50 peserta untuk mereview Buku Aldera dan wajib ditayangkan pada akun Instagram @bukualdera. KBMHD Undiknas mendapatkan 50 buku gratis dari Yayasan Aldera dan langsung mereview buku yang bisa menjadi sumber inspirasi bagi pergerakan anak muda di politik ini.

Bedah Buku Aldera ini mengangkat tema “Semangat Jiwa Aldera: Potret Gerakan Politik Kaum Muda “Membangun Generasi Muda dalam Perspektif Ekonomi, Sosial, Politik, dan Budaya.” Acara bedah buku dibuka Rektor Undiknas Profesor Nyoman Sri Subawa dengan menghadirkan keynote speaker penggagas buku Aldera Pius Lustrilanang serta dua narasumber yakni Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik Undiknas Doktor Ni Wayan Widiasthini dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undiknas Profesor Ida Bagus Raka Suardana.

Kegiatan ini juga bersinergi dengan Pusat Studi UNDIKNAS dan BPK RI Perwakilan Bali. Hadir pula Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Kepala Pusat Studi UNDIKNAS yang juga pembina KBMHD Undiknas Doktor Gung Tini Gorda serta ratusan peserta dari berbagai kalangan.

Rektor Undiknas Profesor Nyoman Sri Subawa menyambut baik kegiatan bedah buku ini yang mengupas detail perjalanan politik, kiprah anak muda di politik dengan segala dinamikanya melintasi berbagai rezim dengan karakteristik berbeda-beda.  Dari bedah buku ini diharapkan nalar kritis dan intelektualitas para genarasi muda, para mahasiswa semakin terasah dan terbangun kesadaran politiknya sehingga tidak lagi apatis dengan politik.

“Mahasiswa dapat mengambil saripati dari perbincangan akademik ini dan diimplementasikan dalam kehidupan keseharian serta berbangsa dan bernegara sebagai generasi penerus bangsa ke depannya,” ujar Prof Sri Subawa.

 

Kegiatan Bedah Buku Aldera yang berjudul ALDERA “Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999″ ini menghadirkan Pius Lustrilanang sebagai salah satu pelaku sejarah gerakan politik kaum muda periode tahun tersebut. Buku ini ditulis oleh Teddy Wibisana, Nanang Pujalaksana, dan Rahardi T. Wiratama. Buku Aldera bercerita tentang tempaan bagi pemuda yang hidup pada rentang waktu 1993 sampai 1999 untuk berani bicara dan membangun kritik terhadap sebuah rezim kuat seperti masa pemerintahan Soeharto atau lazim disebut orde baru.

Aldera sendiri merupakan singkatan dari Aliansi Demokrasi Rakyat (ALDERA) yang merupakan gerakan besar perdemokrasi yang berjuang bersama gerakan buruh, perempuan, agrarian, lingkungan, masyarakat adat, dan gerakan lainnya yang mempunyai satu tujuan untuk meruntuhkan rezim otoriter dan korupsi pada zaman orde baru. Oleh karena itu, diharapkan seluruh mahasiswa agar tetap menjaga nilai kritis dan semangat reformasi agar dapat membangun Generasi Muda dalam Perspektif Ekonomi, Sosial, Politik, dan Budya.”

Kegiatan Bedah Buku Aldera merupakan program kerja spontanitas dari KBMHD UNDIKNAS Denpasar sekaligus juga merupakan wujud sebagai rasa terima kasih atas perjuangan tokoh aktivis 98 yang melahirkan reformasi, perjuangan Pius Lustrilanang bersama aktivis 98 yang tertuang dalam Buku Aldera ini yang perlu diketahui oleh masyarakat.

Ni Luh Ayu Deva Sastriani selaku Ketua Umum KBMHD Undiknas mengaku pihaknya sangat antusias dengan kegiatan bedah buku ini. Terlebih KBMHD Undiknas juga punya divisi riset dan literasi untuk membangun kesadaran literasi di kalangan generasi muda dan agar mampu terhindar dari hoaks yang bertebaran di internet.

“Jadi kegiatan bedah buku ini tentu bisa meningkatkan literasi dari mahasiswa Undiknas khususnya serta untuk membangun sikap kritis, berani mengungkapkan pendapat dengan tetap beretika dan tidak apatis dengan politik serta ikut mengawal demokrasi hingga tegaknya konstitusi negara Republik Indonesia,” kata Deva Sastriani.

Para mahasiswa keluarga besar KBMHD UNDIKNAS ini begitu antusias membaca dan mereview buku Aldera ini lewat video yang dikirimkan ke akun Instagram @bukualdera. Total 50 orang mahasiswa besar KBMHD UNDIKNAS yang mereview buku Aldera ini. Mereka mengaku mendapatkan inspirasi dan bisa memetik banyak hal positif  dari kisah perjuangan mahasiswa dalam gerakan politik kaum muda periode tahun 1993-1999 yang dikisahkan dalam buku ini.

Dr. Pius Lustrilanang selaku penggagas buku Aldera dan juga aktivis 98 mengungkapkan buku ini disusun bersama untuk mencatat sejarah pergerakan perjuangan para mahasiswa aktivis 98 karena perjuangan mereka dianggap tidak banyak tercatat dalam sejarah perjalanan negeri ini.

Diharapkan buku ini juga menjadi inspirasi bagi generasi muda, para mahasiswa agar tidak lupa dengan sejarah perjuangan mahasiswa dan kaum muda di tahun tersebut.

Pius mengatakan buku mewarisi semangat yang dimiliki oleh para pendahulu kita yang satu spesies dengan kita, yakni spesies mahasiswa. Spesies mahasiswa disebutkannya memiliki peran yang unik dalam sejarah politik Indonesia.

“Gerakan mahasiswa tidak akan pernah punah dan akan selalu ada dalam kaitannya dengan politik,” tegas Pius lantas pihaknya juga berharap mantan aktivis 98 tetap mengawal demokrasi dan ide serta spirit reformasi di Indonesia.

Diharapkan dengan diadakannya Bedah Buku Aldera ini, generasi saat ini maupun yang akan datang dapat melanjutkan gagasan dan ide reformasi yang telah diperjuangkan serta mampu menjadi mahasiswa yang berjuang dan kritis pada kekuasaan yang ada dalam menegakkan keadilan di era globalisasi ini. (wid)